bab 1

418 191 270
                                    


Mungkin bagi kebanyakan orang tidak bicara sama artinya dengan pendiam. Pada kenyataannya orang pendiam akan menjadi Poliglot banyak bicara yang biasa kalian sebut cerewet. Seperti halnya orang introvert yang akan menjadi extrovert ketika ia bertemu dengan orang yang setia mendengarkannya.

Semua makhluk hidup ciptaan Tuhan memiliki derajat yang sama. Namun yang menjadikan penentu ialah takdir. Begitupun takdir, ada yang mutlak juga yang dapat dirubah. Adapun hal yang mengerikan adalah permainan takdir. Semua tergantung cara berfikir setiap Individu masing-masing.

Awal kisah ini dimulai.

seorang anak perempuan yang penuh dengan ajab dalam hidupnya. Apapun akan ia lakukan, yang berhubungan dengan membahagiakan orang tuanya.

Ia akan senantiasa berusaha karena ia percaya bahwa 'kesuksesan bukan milik orang yang pintar, namun kesuksesan milik orang yang selalu berusaha'. -bj. Habibie

Lavanya Ireshi Aleena, panggil saja Vanya. Berkulit putih kuning mix sawo matang, dengan rambut sepanjang belakang tali pusar, berperawakan tinggi plus minus 168 cm.

"Andai aku bisa request ke tuhan, aku akan bilang 'aku ingin tinggi badan yang medium' seperti cewe pada umumnya."

Namun apalah daya ini semua takdir!.

Standar kecantikan di Indonesia seringkali mencakup kulit putih, rambut lurus, dan tubuh ideal. Padahal cara pandang setiap individu berbeda. Seperti matematika yang akan disukai oleh orang yang tepat. Kulit putih? tapi Indonesia beriklim tropis!. Rambut lurus? tergantung keturunan genetik!. tubuh ideal?. Tapi apakah di Indonesia tinggi 168 over bagi seorang cewe?.

Manusia hidup dengan derajat yang sama yang menjadi pembeda adalah takdir. remember that!.

So, jadilah dirimu sendiri! Terkadang memikirkan perasaan orang lain bukan tugas mu. Berpura-pura menjadi orang lain tidak akan merubah keadaan takdir mutlak. Itu hanya akan mempersulit diri mu untuk maju.

Don't be a person yang ngga enakan, karna terlalu memikirkan perasaan orang lain, sehingga melupakan perasaan dirimu sendiri. Jangan jadikan perasaan mu 'Adronitis'. Right?!

Vanya melampahkan kakinya secara bergantian. Berjalan menyusuri pasren, langkah demi langkah ia lalui. Dengan perasaan girang angok-angok hijaunya taman. Santosa hati karena sejuk udara pagi.

Tiba-tiba alih indranya berubah oleh ucapan orang asing tanpa nama.

"Cewe tinggi jelek banget tau! Kalo berdiri kelihatan bungkuk."

Vanya tersentak, keadaan hati nya langsung berubah bagaikan hujan poyan. Hujan pada saat matahari sedang bersinar. Yang benar saja ucapan orang asing tanpa nama menusuk begitu dalam perasaan gadis Clementine yang sensitif.

"Dari pada kalian berdua pendek banget!, besok mau jadi apa?" Sentak langsung, acuh tanpa memikirkan perasaan unknown person. Seperti apa yang dilakukan padanya.

"Kalian sadar ngga sih? Omongan kalian itu menyakiti perasaan orang lain!." Ucapan terakhir sebelum Vanya meninggalkan taman dengan sebuah novel dan laptop di pelukannya.

Vanya berjalan dengan kaki yang saling mengejar meninggalkan taman, memunggungi manusia judging yang hobi menghakimi orang lain.

Jauhkan sifat judgmental dari dalam diri. Mungkin tidak pada mu tapi orang lain. Hobi menghakimi orang lain adalah salah satu bentuk dari toksik. Jangan membunuh mental orang lain, karena pada dasarnya hal tersebut bisa memberikan luka hati yang tidak dapat kamu rasakan. Walaupun goresan setitik pun.

Sejuk nya udara kini hilang perdetik, mungkin karena waktu semakin siang atau mood pagi yang sudah hilang.

Kian detik telah dilalui, di sebrang jalan Vanya berjalan dengan keadaan kepala tertunduk seperti menghadap pada seorang raja, merenung tapi linglung.

Confession: Makes! |On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang