3. Tetap Kuat

623 299 268
                                    


Kita tidak pernah tahu alurnya kaya gimana. Mungkin sekarang kita sedang bersedih. Tapi, bisa saja besok atau lusa kita bahagia lagi.

Orang-orang yang berhubungan dengan kita selalu merupakan cermin, yang mencerminkan keyakinan kita sendiri, dan secara bersamaan kita adalah cermin yang mencerminkan keyakinan mereka.

Kadang tersenyum hanya untuk menutupi luka. -kupusaturn.

₊✩‧₊˚‧。⋆˚🦋˚⋆。‧˚₊✩‧₊


Andaikan Vanya tidak menuruti perkataan itu dan memilih untuk diam di tempat. Tidak beranjak dari tempat sebelumnya.

Kini gadis itu keluar dari kamar mandi dengan keadaan basah kuyup. Berjalan melewati koridor dengan banyak tatap mata heran. Segera untuk mengambil seragam ganti yang ada di dalam tas nya.

Gadis itu baru menyadari bahwa gantungan zip butterfly warna coklat itu tak lagi ada. Mungkin tak sengaja jatuh saat ia bertabrakan dengan seseorang pagi itu. Kegelisahan membuat suasana semakin panas.

 Kegelisahan membuat suasana semakin panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh.., gantungan ku!" Membongkar semua yang ada di dalam tasnya. Mencari di laci meja dengan mengobrak-abrik yang ada didalamnya. Masih belum ditemukan.

"Nyari apaan Lo?" Cetus Kaden mengintrogasi.

"Bukan urusan Lo!"

Di lain sisi datang laki-laki dengan julukan barometer sekolah.

"Lo kenapa basah kuyup Van? Lo engga kenapa-napa kan!" Tanya Dista cemas.

"Gapapa kok. Kesalahpahaman kecil." Tanggapan sebelum gadis itu melenggang pergi meninggalkan mereka berdua, untuk mengganti pakaian.

"Kaden. Lo apain Vanya!" Tegas Dista pada laki-laki itu.

"Enak aja nuduh gua! Orang baru dateng." Ujar Kaden.

***

Teng... teng... teng!..
Seluruh pelajaran hari ini telah selesai, sampai jumpa besok pagi dengan semangat belajar baru. Bell yang paling ditunggu oleh seluruh warga sekolah. Kini sehari menjadi murid baru telah dilalui. Apapun yang terjadi, tidak dapat diulang kembali, kecuali Time Travel.

Gadis itu keluar melewati lorong panjang koridor dengan ruangan pada salah satu sisinya. Menghampiri bangku di bawah pohon cemara rindang. Melungguh sembari menunggu Atlan dengan Vario hitamnya.

"Lo ngga pulang, Van?" Tanya ingin tahu Zahira Ratulangi.
Dia Hira, sekelas dengan gadis itu. Dulunya ia akrab dekat dengan Indy. Mungkin karna masalah atau kesalahpahaman membuat keadaan mereka tak lagi bersama.

Confession: Makes! |On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang