Married with Predator [21+]

13

Married with Predator

.

.

.

Cipp

Cip

Citt

Krurrkk..

Cicitan burung dan sinar mentari yang menyilaukan membangunkan Rose dari tidur panjang nya. Ia memandang langit-langit kamarnya dan menghela nafas beberapa kali.

"Kau sudah bangun?"

Suara Victor menyapa rungu nya. Seketika sekelebat ingatan kejadian semalam melintas di kepala nya. Ia memandang pria itu dengan jengkel dan memalingkan wajahnya.

Tubuhnya sakit dan suasana hatinya benar-benar buruk. Ia benar-benar susah untuk sekedar duduk, pinggul dan kakinya masih terasa lemas bahkan kewanitaan nya terasa perih.

Membayangkan betapa gila dan brutal nya Victor semalam ia tak perlu repot-repot terkejut. Victor memang gila dan Rose merasa dirinya harus belajar terbiasa.

"Aku harus pergi ke kantor. Ayo kita sarapan." Sembari memakai arloji nya Victor berbicara.

"Tidak mau."

Mendengar jawaban enteng dari sang istri, Victor hanya mampu menghela nafas. 

Kakinya melangkah mendekati ranjang tempat Rose masih berbaring telentang lalu ia langsung saja mengangkat tubuh ringan dan lemah itu di dalam gendongan nya.

Tak tinggal diam, Rose meronta-ronta bahkan menggigit leher suaminya itu, namun apa daya tenaga nya tak sebanding dengan Victor yang memilih abai akan tingkah lakunya yang kekanak-kanakan.

"Lepas!"

"Ish, lepaskan aku!"

"Tidak mau!"

"Victor, aku tidak mau!"

"Aku mau turun!"

Victor duduk di kursi meja makan lalu meletakkan Rose diatas pangkuan nya, kaki gadis itu berayun-ayun seperti anak kecil yang ingin melompat turun namun Victor dengan tenaga besarnya melingkarkan tangan nya di pinggang semut wanita itu dan menekan nya agar menempel padanya.

"Tenanglah.."

"Nnghh, tidak!!! Lepasss!"

"Kalau kau tidak mau tenang, aku akan mengembalikan mu pada keluarga Forhess."

Bagaikan bius, Rose seketika menjadi tenang, ia bahkan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Victor.

Awalnya Victor mengabaikan nya namun lama kelamaan rasa iba dan rasa bersalah menghinggapi batin nya, apalagi saat melihat Rose yang tak bergerak sedikitpun.

"Maafkan aku... Aku tidak bermaksud seperti itu."

Dengan hati-hati Victor mengangkat dagu wanita itu dan saat mata keduanya bersitatap, Victor merasakan perih di hatinya sebab netra Rose yang berkaca-kaca.