Married with Predator [21+]

15

Married with Predator

.

.

.

"Letakkan disana."

"Susun semua berkas-berkas nya, jangan sampai ada yang hilang."

"Aku juga ingin menambah satu kursi."

Berisik..

Rose tersadar, ia membuka matanya perlahan-lahan dan memandang langit-langit kamar, ia menghela nafas sejenak dan menoleh.

Victor menyambut nya dengan senyuman tipis. Dirinya berbaring telentang sementara Victor yang berada di sisinya dengan posisi tidur yang miring. Pria itu memangku kepalanya dengan bertumpu pada sikut nya.

Mendengar suara bising yang sedari tadi mengganggu rungu nya, Rose pun mencoba mengintip di balik tubuh besar milik Victor namun pria itu kembali membaringkan istrinya itu.

"Ada apa ini?"

Suaranya serak, Rose memandang Victor dengan penuh tanda tanya.

"Tidak apa-apa sayang. Aku hanya meminta para pekerja untuk memindahkan ruang kerja ku disini. Mulai sekarang aku akan bekerja di kamar."

Dahi Rosie berkerut bingung, mengapa juga tiba-tiba suaminya itu memindahkan ruang kerja nya.

"Kenapa? Apa ada masalah dengan ruang kerja mu?"

Victor tersenyum tipis dan menyelipkan helaian surai milik Rose ke belakang telinga wanita itu.

"Tidak ada tuh. Aku hanya ingin dekat dengan istriku."

Ingatan Rose telah dihapus oleh Victor, karena itu ia tak mengingat kejadian sebelum nya dimana dirinya di serang oleh prehuman.

Ia pun percaya saja akan alasan yang dibuat oleh Victor.

"Badan ku sakit semua, kepala ku juga pusing. Kau tidak menyerang ku saat aku sedang tidur kan?"

Rose mencubit perlahan pipi sang suami, Victor pun tersenyum menggoda.

"Memang nya kenapa? Tidak boleh? Kita kan suami istri. Aku selalu menginginkan mu, itu wajar kan?"

Rose mendekatkan wajahnya pada Victor lalu menatap tajam pria itu.

"Tapi, menyerang seseorang yang sedang tidur itu perbuatan yang sangat jahat, Tuan Victor."

"Ah, begitu ya.. bagaimana dengan sekarang? Kau kan sudah bangun, jadi ayo kita lakukan.."

Victor baru saja akan menyatukan bibir keduanya sebelum Rose mendorong dahinya.

"Jangan gila, para pekerja masih disini."

Victor merotasikan bola matanya, "Mereka hanya perlu berpura-pura buta jika matanya tidak ingin di congkel."

"Kau sudah gila suamiku.."

"Benar. Dan itu semua karena mu, jadi kau harus bertanggung jawab."