Thailand di guyur hujan sejak beberapa jam lalu, dan menyebabkan sebagian orang malas melakukan aktifitasnya. Sama seperti kebanyakan orang, di sebuah kamar yg luas dengan kasur ukuran king size tengah tertidur seorang wanita berperawakan tinggi dengan rambut halus berwarna blonde. Ia tampak sangat pulas dan sepertinya akan sulit di bangunkan. Hujan yg mengguyur kota bangkok tampaknya menambah ia malas untuk membuka matanya.
Kamar luas yg bernuansa putih itu perlahan terbuka dari luar, lalu masuklah seorang wanita berusia sekitar lima puluh empat tahun dengan anggun. Ia melirik sebentar ke arah gundukan selimut yg di dalamnya ada putri kesayangannya tengah tertidur.
"Mau sampai kapan tertidur seperti mayat, huh?". Gerutu orang itu sambil membuka tirai kamar anaknya.
Setelah membuka tirai dengan lebar, ia mendekati kasur dan duduk tepat disebelah lalu mengguncang pelan lengan anak perempuannya yg memang terkenal susah sekali di bangunkan.
"Ayo bangun. Jangan bermalas malasan seperti ini". Katanya sambil terus menggoyangkan lengan anaknya, berharap agar segera bangun.
Tidak ada tanggapan. Nihil karena anak perempuannya tidak bergerak sedikitpun di bawah selimut tebal warna ungu kesukaannya. Tidak habis akal, wanita anggun dengan senyuman menenangkan itu mencari remot AC dan mematikan AC lalu ia bangkit dari kasur sambil kembali membangunkan anaknnya.
"Ayolah Orm, bangun lalu bergegas turun. Sudah jam 9 dan sebentar lagi jam kuliah mu mau dimulai. Jangan terlambat".
Setelah berkata demikian, wanita anggun itu bergegas keluar dan menutup pintu tanpa menunggu putri nya bangun terlebih dulu. Setelah kepergian ibunya, gadis muda yg di panggil Orm tadi menggeliat dari dalam selimut. Mata indah berwarna coklat itu mengerjap, menormalkan cahaya yg masuk dari balik selimut tebalnya.
Dengan gerakan malas, gadis cantik berperawakan tinggi dengan rambut halus seperti gulali itu mulai turun dari kasurnya tapi hanya duduk di tepiannya. Ia enggan turun apalagi keluar dari kamarnya. Tapi ia takut kena omelan ibu nya yg anggun tapi galak kalau sudah marah.
"Engga hujan aja males ke kampus, apalagi hujan". Katanya pelan.
Dengan malas malasan dan dibarengi niat yg kuat akhirnya ia turun dari kasur lalu menuju kamar mandi yg letaknya didalam kamar. Butuh waktu 1 jam untuknya keluar dari kamar dan bergegas turun ke lantai 1 rumah nya.
"Morning, Mom". Sapa gadis yg sudah rapih dengan seragam kampus, kemeja putih lalu bawahan rok hitam seatas lutut nya.
"Ini sudah siang". Balas ibu nya yg tengah duduk di ruang tamu.
Anak perempuannya hanya tersenyum simpul mendapat jawaban sarkas dari ibu nya yg memang tegas tapi sangat penyayang itu, "Aku berangkat dulu ya, Mom. Takut telat".
"Tidak sarapan dulu?".
"Nanti saja di kampus".
"Baiklah. Hati hati dijalan. Jangan mengebut apalagi mendahului kendarain lain".
"Okee. Akuu berangkaaat".
Kornnaphat Sethratanapong, atau yg lebih sering di panggil Orm oleh orang orang terdekatnya merupakan seorang gadis yg baru saja menginjak usia 22 tahun di bulan mei kemarin. Gadis cantik itu termasuk gadis populer yg mempunyai banyak teman di kampus nya. Selain cantik ia juga pandai bergaul dan yg paling disenangi dari seorang Orm adalah sifat dan kepribadiannya yg ceria dan ga bisa diam. Orm hanya diam ketika merasa ngantuk saja, persis seperti bayi.
"Selalu seperti ini kalau hujan". Gerutu nya pelan sambil tanganya yg lincah memutar kemudi mobil.
Sebenarnya kampus dimana ia berkuliah tidak terlalu jauh tapi karena hujan makanya jadi memakan waktu lebih lama. Butuh waktu hampir satu jam untuk sampai disana, padahal biasanya hanya 30 sampai 40 menit saja.
Ketika area kampus sudah terlihat, Orm pun menambah kecepatannya dan akhirnya ia pun sampai dengan selamat.

KAMU SEDANG MEMBACA
AQUIVER
Non-FictionYaa pokonya dibaca dulu aja. Cari tau sendiri gimana ceritanya. oke bebs