Atsune ingin bertemu dengannya dengan dekat, dia pun berlari mengikuti orang misterius tersebut. Sampai didepan pintu, cahaya yang sangat terang meyilaukan mata Atsune, dia berhenti tepat didepan pintu.
"Ugh.... Cahaya apa ini?"
...
Cahayanya kembali redup dan menghilang. Dan orang yang misterius itu juga sudah tidak ada lagi.
[Agh..... Aku terlambat, dia sudah pergi .... Bisakah aku melihatnya lagi?]
Satori kebingungan melihat Atsune yang diam berdiri tepat di depan pintu, [kenapa dia hanya berdiri di sana? Apa yang ada dalam pikirannya?]
"Hei, ada apa? Apakah seseorang mengganggu di pikiranmu?" Satori menyusul Atsune.
"Tidak sih. Tapi. hanya saja, orang yang menyelamatkanku, membuatku sangat penasaran. Siapa laki-laki itu? Apakah Satori-san tahu siapa dia?"
"huhh...... Aku juga tidak terlalu mengenalnya." Mengehela nafas kemudian menaruh tangannya ke pinggang.
"Namun, aku pernah melihat orang yang memakai pakaian yang sama dengannya, dan juga dia pernah menyelamatkanku sekali"
Satori bercerita, saat dia bersama dengan kedua anak Profesor Shito sedang berburu monster di siang hari untuk mereka makan malam saat itu. Kemudian tiba-tiba sekelompok penjahat jalanan mengepung mereka.
Lalu, mereka bertiga bertemu dua orang yang berpakaian sama persis dengan yang ditemui Atsune sedang menyerang salah satu penjahat jalanan tersebut.
Satori mendengar suara orang yang berjubah hitam, suaranya lebih berat daripada yang Atsune temui. Da bilang, "CEPAT PERGI DARI SINI!! kami yang akan mengalihkan perhatiannya!"
Satori yang saat itu hanya petualang biasa mengajak anak Profesor Shito untuk menuruti orang tersebut, tapi mereka menolak. Malah, mereka ingin ikut melawan sekelompok penjahat jalanan itu. Mau tidak mau aku harus mengikuti mereka.
Saat mereka berempat melawan 10 orang penjahat jalanan, Satori hanya dapat melihat mereka karena tidak dapat mengimbangi mereka. Untungnya ada satu orang penjahat jalanan yang setara dengannya.
Saat Satori mengalahkan orang itu, dua anak Profesor Shito dan dua orang berjubah hitam sudah mengalahkan delapan orang lainnya. Satori hanya bisa terdiam takjub kepada mereka.
Orang-orang berjubah hitam itu membereskan kekacauan yang mereka berlima lakukan serta menyerahkan penjahat-penjahat jalanan ke Penjaga Kota agar ditangkap.
Selesai membereskan mereka memberikan Satori sebuat surat dengan stamp biru bertali yang dia belum pernah lihat sebelumnya. Stamp tersebut memiliki bentuk serigala dan slime didalam lingkaran biru tersebut.
Membuka surat tersebut, dan didalamnya sebuah tulisan yang tidak Satori ketahui, "berhati-hatilah untuk kalian berdua. Bahkan Kura-kura raksasa pun dapat menghilang seperti debu."
Tidak paham apa yang dimaksud dari isi surat tersebut, Satori dan anak-anak Profesor Shito melanjutkan kesehariannya saat itu seperti biasanya yang mereka lakukan.
Tepat 5 hari setelah perang, Anak-anaknya Profesor Shito tiba-tiba menghilang seketika tanpa jejak seperti debu yang tertiup angin.
Atsune mengetahui apa itu gajah apa, dia merasa takjub akan orang yang memberikan surat itu, "Keren sekali! Entah bagaimana dia bisa memprediksi masa depan. Apa kau masih memiliki suratnya?"
"Aku sepertinya masih menyimpan surat tersebut di suatu tempat di tempat penyimpanan dokumen sepuluh Tahun. Kalau mau nanti aku akan memberikan surat itu kepadamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The World That We Never Know
FantasyDunia yang manusia kita tidak ada menjadi kenyataan, dan Atsune yang biasa saja harus masuk kedalamnya? Update kurang lebih seminggu sekali setiap 12:00