Bab 14 : Rekan Baru Dalam Masalah

0 0 0
                                    

mereka pun kembali ke ruang latihan, dan membuka pintu, kemydian menemukan seseorang yang sedang menunggu mereka berdua.

"Akhem" Atsune dan Satori tersentak akan suara yang muncul ketika mereka berdua masuk.

"Eh, Bizou-kun, ada apa?"

"kamu ini, beli makan tidak bilang-bilang. Aku lapar karena kamu, tau?"

"Hehe, maaf. Umm... Nih kau boleh ambil ini" mengambil makanan ringan yang masih tersisa ditangan Atsune.

"Hey!"

"Shht! Ikuti saja. Nah, Bizou-kun" memberikan makanan ringan kepada Bizou.

Bizou berterimakasih kepada Satori, walaupun merasa tak adil. Terpikir sesuatu, Bizou langsung angkat suara, "Oh iym Satori-kyn. Mengapa Atsune ada disini?"

"Oh iya! Hari ini dia akan belajar tentang sihir Elemental lebih lanjut dan mungkin dapat menggunakan「skill element」baru"

Mereka pun memulai pembelajaran lanjutan tentang sihir elemental setelah Bizou selesai makan dan sedikit berbincang.

Hari mulai semakin gelap, pembelajaran berlangsung lumayan lama, diperkirakan sampai 5 Jam. Atsune telah mempelajari banyak hal, mulai dari awalnya elemental diciptakan, sampai skill-skill dan profesi profesi sihir fisik dan sihir mental.

Dan dia juga telah mempelajari caranya terbang, kalian tidak salah baca, terbang adalah salah satu skill yang ada di elemen fisik angin, yang memengaruhi efek gravitasi hanya dengan hembusan angin. Namun Atsune belum bia mempelajarinya.

Setiap kali mencoba, dia pasti gagal, sampai dia harus menyerah akan keadaan sesaat dia mengingat untuk laporan ke Profesor Shito tentang semua hal yang telah terjadi kepadanya.

Atsune memakai trik yang sama untuk melaporkan beberapa hal. Kemudian seperti biasanya ia memberitahukan semuanya secara perinci satu per satu, apa yang telah dia pelajari ataupun yang dia ketahui dari Bizou dan Satori. Meski membocorkan hal tersebut bukanlah langkah yang tepat untuknya.

Semuanya berjalan lancar tanpa ada masalah, walaupun Profesor Shito sempat beberapa kali berteriak, namun kali ini dia berteriak dengan suara yang lebih pelan dan berbisik.

Atsune hampir selesai dengan pelaporannya, kemudian ada yang mengganggunya. Sesuatu yang menarik celananya, Atsune pun melihat ke bawah.

Seekor anak kucing berhelaikan merah muda yang lucu dan imut menggigit celananya dengan lembut namun kuat sedikit membuat Atsune tertarik ke belakang.

Anak kucing itu seperti ingin mengajak Atsune bermain. Dia tidak bisa menghindari wajahnya yang imut, maka dia menyudahi perbincangan dengan profesor Shito dan bermain dengannya.

Atsune mengangkat anak kucing itu, mengelus bulunya. Namun dia melompat dari genggaman Atsune dan berlari menuju pohon yang dekat dengan mereka.

Atsune pun berlari, mencoba untuk menangkap anak kucing itu. Namun sayangnya dia sudah di salah satu rantng yang ada di pohon itu. Anak kucing itu tergelincir, mencoba untuk bertahan. Atsune khawatir, dia mencari cara untuk memanjat, namun tidak ada satupun alat bantu untuk memanjat, ataupun menuruni anak kucing itu.

Atsune berpikir sejenak, kemudian dia mengingat tentang skill yang baru ia pelajari. Walau sebelumnya dia gagal kesekian kalinya dan menyerah, dia pun memutuskan untuk mencobanya lagi.

Dia mengingat lagi langkah-langkah yang diajarkan Satori. Pertama-tama dia harus tenang dan merasakan angin yang ada disekitarnya. Tahap pertama berhasil, seperti semus percobaan sebelumnya.

Kemudian dia mengingat-ingat langkah kedua nya. Dia harus memanipulasi hembusan angin yang ada disekitarnya, dia pun dapat melakukannya. Sebelumnya, Atsune dapat menyelesaikan langkah ini di percobaan ke 37 dari 146 kali percobaan.

Kemudian langkah terakhir, dia harus memfokuskan angin tersebut agar dapa mengangkat tubuhnya sendiri, dan tubuhnya pun harus dapat menyesuaikan keseimbangannya sesuai arah yang diinginkan. Disini Atsune yang gagal berkali-kali, Satori pun pernah bilang kalau langkah terakhir adalah langkah tersulit dari skill ini.

<<「Skill」sedang dipelajari>>

Atsune mulai gugup saat mencobanya, kontrol atas angin yang ada di kakinya mulai hilang, namun dia tetap masih ingin mencoba. Dia pun mengumpulkan keberaniannya sekali lagi, dia tidam mau menyerah, dia mau menjadi kuat, untuk dirinya, misinya, serta untuk orang lain yang ia temui.

<<Skill berhasil diperoleh>>

「        風船
          Fuu sen
     Kapal Angin  」

"Whoa! Hehei! Woho! Eh eh eh!" dia pun berhasil melakukannya, walau masih belajar cara untuk tidak terjatuh. Beberapa menit kemudian dia pun dapat mengendalikannya tanpa tergelincir.

Dia senang sekali namun dia tidak melupakan anak kucing yang berada di pohon dan meminta untuk turun. Dia pun terbang lebih tinggi dan menyelamatkan anak kucing itu.

Beberapa kali kehilangan keseimbangan, dan pada akhirnya dia dapat menurunkan anak kucing itu ke tanah. Dia memeluknya, memegangnya dengan erat sambil mengelusnya, karena khawatir akan terjatuh.

Namun anak kucing itu sendiri malah melompat keluar dari tangan Atsune dan terjatuh dengan keempat kakinya mendarat dengan sempurna.

Atsune ikut turun, dan dia melihat anak kucing itu berubah menjadi wujud anak kecil yang memiliki telinga dan ekor kucing. Sangat imut, Atsune menahan keinginannya untuk meremas wakah anak kucing itu dengan tangannya.

Disisi lain, anak kucing itu malah bersembunyi dibalik pohon tadi, melihat seseorang yang berjalan. Atsune penasaran dan bertanya, "kau sedang melihat apa?"

Anak kecil bertelinga kucing itu melihat ke Atsune lalu kemudian menunjuk ke arah sebuah pasangan yang sedang berjalan.

Atsune ikut memperhatikan mereka dengan lebih dekat, ternyata perempuan itu tidak nyaman berada bersama dengan laki-laki itu. Dia gelisah, meminta untum melepas genggaman tangan mereka. Namun, si laki-laki tersebut tidak mau melepaskannya.

Sekali lagi, anak kecil itu menyenggol Atsune. Dia melihat kearah anak kecil itu, dan anak kecil itu berbicara, "Kakak. Itu. Tolong. Bahaya. Itu Kakak. Aku. Tolong"

Atsune todak langsung paham apa yang dikatakan oleh anak kecil itu, "oh, itu kakakmu? Dan kamu minta aku untuk menolongnya?". Dia mengangguk, Atsune pun mengerti apa yang dikatakan.

"Kamu mau aku menginterupsi mereka?", Anak kecil itu mengangguk dan kemudian meminta tolong. Tak ada cara lain, Atsune pun segera menginterupsi pasangan tersebut.

...

"Um .... siapa namamu, anak kucing kecil?" Dia terlihat imun dan lugu, membuat hati Atsune luluh.

"Um ... Ayumi.....", menjauh, kemudian memainkan jari nya yang imut dan kecil, pipi Atsune pun kemerahan seakan-akan jatuh cinta kepada Ayumi.

Atsune tertampar situasi dan masalah sekarang ini. Dia menepuk pipinya, mencoba untuk mengembalikan fokus.

Ayumi dan Atsune berjalan ke arah pasangan yang tidak saling akur itu, Ayumi memeluknya secara tiba-tiba di kakinya. Gemetar, seakan-akan takut akan laki-laki dari pasangan itu.

Mereka berjalan mendekat dan semakin dekat dengan pasangan itu, langkah demi langkah. Kemudian Ayumi semakin takut dan semakin memegang erat celana Atsune sampai hampir turun karenanya.

"Hey, tenang saja, kita bisa lakukan ini, oke?", perkataan penyemangat Atsune membuat Ayumi memfokuskan pikirannya, melepas celana Atsune kemudian berjalan disampingnya. Dia seperti sudah buang muka takutnya dan memasang muka yang tenang namun serius.

-To be Continued-

The World That We Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang