10

89 15 8
                                    





Jungkat jungkit, padahal permainan ini tak meninggalkan jejak. 

Siapa pemenang siapa pecundang,

Padahal hanya bersenang-senang

Tapi kebosanan mengusai

Maka biarkan secangkir kopi menyambut pagi, 

Ah sayangnya tidak semua orang menyukai kopi. 


Apa waktu terlalu panjang? 

Apa bisa sejarah yang sama di ulang? 

Jadi mengapa satu kata yang sama memiliki makna berbeda bagi setiap orang? 






-seesaw-
























Tiga hari berlalu begitu saja tanpa kegiatan. Salah satu manusia yang berada dalam sebuah rumah yang di sewa untuk satu bulan itu sudah mengerang frustasi. Dia jeon Jungkook. Ia sangat kesal melihat manusia lainnya yang hanya berguling  di kasur. Bahkan manusia berkulit Tan itu kemarin hanya mengisi perutnya dengan air putih, tidak ada sepotong makanan pun yang tertelan. 

Tidak. Orang tersebut tidak sakit-secara fisik-yah mungkin hatinya. Andai saja ia memiliki kekuatan membaca pikiran pasti ia tidak perlu repot-repot bertanya 'kenapa ' yang berakhir tanpa jawaban dan membuatnya kesal. Sudahlah, biarkan saja Alien itu sibuk dengan otaknya yang kehilangan memori. 

“Mau kemana? “ Taehyung bertanya dengan wajah bantal dan mata setengah tertutup, ia berjalan ke arah dapur. Untunglah dia tidak menabrak apapun. Haha

“Kencan sama jiminie” ada cengiran khas yang Jungkook tunjukan seraya memakai sepatu. 

“oh”

“Mau ikut? “

“jadi obat nyamuk? Big No! “ Jungkook terkekeh sebelum akhirnya menghilang di balik pintu. 

Taehyung masih memakai piyama tidurnya padahal matahari sudah lewat atas kepala. 

“Ah apa yang harus ku lakukan? “ ia berfikir namun tangannya dengan cekatan memasukkan sereal dan susu ke dalam mangkuk. 

Hanya ada suara kunyahan sereal yang sesekali terdengar begitu renyah. Ia melirik ponselnya lalu menggerutu lagi. 

“Sial. Aku lupa minta nomor telfonnya”


Yoongi- min Yoongi. 

Taehyung sudah mendapatkan memorinya lagi dan tentu saja ia sangat menyesal. Tiga hari kemarin ia bahkan tak sanggup menampakkan wajahnya di depan Yoongi. Rasanya begitu sakit melihat orang yang paling di cintai justru membenci. 

Kim Taehyung hanya bimbang, ia menginginkan Yoongi. Sangat ingin. Tapi ia takut menyakiti Yoongi.

Tapi bolehkah ia egois? Bolehkah ia berjuang sekali lagi? Setidaknya ia harus mendapatkan maaf agar hidupnya sedikit tenang, yah walau nyatanya separuh jiwanya seakan hilang tanpa Yoongi di sisinya. 










Di antara keramaian Taehyung hanya berdiri menatap gedung tinggi yang entah memiliki berapa lantai. Ingatannya kembali pada saat ia mengantarkan seseorang yang membuat jantungnya berdebar. 

SeesawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang