Seesaw

12

Setiap orang adalah yang paling penting untuk diri mereka sendiri. 

Terdengar egois memang

Tapi bukankah egois hanyalah penilaian bagi mereka yang belum pernah berkorban? 

Seperti keegoisan pada permainan jungkat jungkit

Apa yang sebenarnya dicari, keseimbangan? 

Klasik! 

Nyatanya setiap orang ingin berada di atas. 

Bukankah itu seperti pemborosan emosi yang tidak berarti? 

Tapi menjadi egois terkadang tidak terlalu buruk

walau keegoisan adalah kutukan terbesar manusia. 

Dan cinta adalah hal paling egois dari semua nafsu. 

Jadi pilihlah, 

Berhenti mencintai, berhenti egois atau mencintai dengan egois. 

-seesaw-

(Btw ini puisi mengganggu nggak sih? Tapi aku suka kalo nulis ada puisi pembuka. Skip aja yang ga suka yaa) 😂😂

Orang bilang keegoisan hanya akan menjadi keburukan, tidak ada orang egois yang bahagia hingga akhir. 

Tapi tidak apa-apa, setidaknya egois membuat kita merasakan kebahagiaan walau hanya sebentar. 

Melihat wajah yang mungkin esok atau nanti akan menghilang. 

Merekam senyum yang dulu tak pernah di sadari. 

Menggenggam kebahagiaan yang pernah terlewati. 

“Yoongi~” telapak tangan hangat menyentuh lembut pipi putih yang terlihat seperti kue mochi. 

“Hng? “ matanya masih terpejam,namun responnya cepat. Ya Yoongi memang mudah terbangun jika ada yang mengusik. 

“kenapa tidur disini hmm?” Yoongi mengucek matanya lalu bangun dengan perlahan. 

“Jam berapa? Aku ketiduran”

“Jam 8 pagi. Kau ada acara? “ hanya gelengan kepala 

“Akh leherku sakit” keluh Yoongi. 

“Berbaliklah, ku pijit” dengan lembut Taehyung memijit leher Yoongi. Tidak pandai tapi cukup untuk melemaskan otot yang kaku. 

“sudah, Terima kasih” lirih Yoongi. 

“Mau sarapan? “ Yoongi menggeleng, kepalanya terasa sakit dan matanya masih sangat berat. 

“Aku mau tidur lagi”

“Hmm ya sudah. Aku juga ada keperluan. Nanti malam aku kesini lagi oke?”

“Chk.untuk apa, mengganggu saja” Taehyung 

tertawa lalu mengusak rambut Yoongi yang memang sudah berantakan.