19🐣

8.6K 773 69
                                    

Enjoy ~

.

.

.

Oliv diam memperhatikan Max dengan tatapan herannya. Sekarang Oliv sedang duduk di sofa rumah Leon, ya, dia masih tidak ingin pulang walaupun sudah malam.

Max pun diam dengan tatapan tajamnya. Dia kesini karena di telpon oleh Adrian, ya, Adrian meminta bantuan kepada nya karena Oliv yang begitu keras kepala tidak ingin pulang.

"Ayo pulang!" Setelah sekitar setengah jam diam tak mengeluarkan suara, akhirnya Max yang membuka suara.

Oliv menggeleng keras "tidak mau Oliv! Mau nginap!"

"Ck ini sudah malam adek! Ayo pulang! Adek main dari sore!"

"Tidak mau tetap Oliv! Mau nginap! Makan banyak sama main sama mama!" Dia suka disini, selain baik, mama Melanie juga penyayang,. apapun yang dirinya inginkan pasti akan diberikan. Contohnya saat tadi dirinya ingin dibacakan dongeng, mama Melanie mau melakukannya, sama seperti mamanya di mansion dan mamanya yang dulu.

"Mommy, Daddy sama kak Felix bakalan marah nanti adek~" gemas Max.

"Tidak peduli tuh Oliv" cueknya, mereka saja jahat kepadanya, kenapa dia harus patuh kepada mereka.

"ADEK!!" Teriak Max yang sudah tersulut emosi.

Mendekati Oliv dan menarik kuat tangan mungil itu. Mengangkatnya kedalam gendongan dan berjalan keluar. "Ayo pulang!" Perintahnya pada Adrian yang sekarang menahan emosi saat melihat perlakuan Max pada Oliv.

"Tulun!! Oliv bilang tulun!!" Oliv memberontak tak terima. Kenapa mereka tidak memahami perasannya, dia senang berada di sisi mama Melanie.

Dengan kesal, Oliv memukul mukul kepala dan wajah Max dengan kuat. "Oliv bilang tulun!! Dasal asu!! Fakyu!!" Menampar kuat pipi Max yang sekarang sudah berhenti berjalan, matanya menyorot tajam kearah Oliv yang juga sedang menatapnya tajam.

"Kau!! Kau mengumpat?!" Tekannya. Mengapit pipi Oliv dengan jarinya.

"Kak!" Adrian segera melepaskan tangan Max dari pipi Oliv, apakah kakaknya tidak bisa menahan emosinya.

Dirinya sekarang tau, pasti Oliv merasa kesepian, dia hanya membutuhkan teman dan kasih sayang dari mereka. Disini, Oliv bisa bermain sepuasnya dengan Melanie, bisa merasakan kasih sayang dari seorang ibu, dimanja dan pelukan hangat. Sedangkan di mansion, Oliv sama sekali tidak bisa merasakan itu, dia hanya diacuhkan dan diasingkan di mansion.

Dia sungguh menyesal karena ikut mengacuhkan dan mengejek sang adik dengan kata-kata kasar. Oliv belum pernah merasakan kasih sayang sedari kecil, dia hanya terus menerus belajar agar bisa disayang oleh mereka, tapi, sampai sekarang mereka tetap mengacuhkannya karena Oliv belum mendapat nilai sempurna. Dia ingin berubah.

"Biar aku yang gendong!"

"Diamlah! Dia benar-benar anak yang pembangkang!"

Oliv kesal dan marah, dia tidak suka dengan ini semua. Disini, hanya kakaknya, Adrian saja yang bisa membuatnya nyaman. Rasa aneh menjalar dihatinya, dia tidak tau perasaan apa ini, tapi, yang pasti, rasanya begitu menyesakkan.

"Tulun!" Ucapnya dengan memandang Max tajam, dia tidak menyukai orang ini, dia sungguh kasar, sama seperti yang lainnya.

Max menatap kearah Oliv, dia memperhatikan raut wajah itu. Dia tidak suka, kenapa Oliv menatapnya dengan tatapan asing dan tajam, Oliv tidak cocok mengeluarkan ekspresi itu, cukup dengan tatapan polos dan lugu nya, ya, hanya itu yang boleh Oliv keluarkan.

Mengepalkan tangannya dengan kuat, dia benci ekspresi baru yang dikeluarkan Oliv, dia menatap tajam Oliv "ubah raut wajah mu, kakak tidak suka!"

"OLIV BILANG TULUN!!" Pekiknya keras, dia sungguh muak dengan mereka. Menggerakkan tubuh nya abstrak pertanda dia ingin turun.

Brukh

Oliv terjatuh karena Max yang melepaskan tangannya pada tubuh Oliv. Dia merasa kesal, apa salahnya jika Oliv menurut saja.

"HWEEE... Hiks.. sakit.." raung Oliv, pantat, kaki dan telapak tangannya terasa ngilu akibat terbentur tanah dengan krikil sebagai hiasan.

Adrian mendekat dan langsung menggendong Oliv "sttt, sakit ya.. tenang ada kakak" mencium rambut Oliv dengan penuh kasih sayang. Berbalik menatap kearah Max dengan tajam. Dia menyesal meminta bantuan pada Max, andai dia tau akan seperti ini, dia pasti tidak akan pulang.

Leon dan Melanie mendekat, mereka merasa kasihan terhadap Oliv, kenapa Max begitu kasar terhadap adiknya yang manis ini.

"Sayang~ sudah berhenti nangisnya hm" Melanie mengelus rambut Oliv dengan lembut.

"Ingin mama gendong?"

Oliv mengangguk dengan tangan yang dirinya buka lebar. "Gendong hiks.. mau sama mama" rengek nya.

Adrian segera memberikan Oliv pada Melanie dan mendekati Max yang terpaku ditempatnya, dia merasa bersalah, dia tidak sengaja, dia hanya merasa kesal.

"Kakak pulang saja, kami akan menginap disini" setelah mengatakan itu, Adrian berjalan kearah Melanie dan Leon.

"Kami tidak jadi pulang, kami menginap saja malam ini"

.

.

.

Tidak ada kata-kata buat kalian~ terserah!!
Bye-bye!!

Olivia Xavier Helton ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang