21🐣

17.1K 1.1K 239
                                    

Enjoy ~

.

.

.

Adrian terbangun dan menatap kearah sampingnya yang terdapat Oliv yang masih tertidur lelap. Memperhatikan wajah polos nan menggemaskan sang adik dengan serius.

Dia tidak menyangka akan sedekat ini dengan Oliv, dia juga tidak menyangka bahwa dia akan sangat menyayangi adiknya ini.

Mengelus pipi bulat itu dengan pelan dan mendekatkan wajahnya pada wajah Oliv.

"Bangun!!" Pekik Adrian kencang, tangannya pun ikut adil dalam mencubit pipi bulat itu dengan kuat.

"Aaaa... Sakit!!" Oliv terbangun dengan mata yang berkaca-kaca, rasanya sungguh sakit.

"Hiks.. kenapa cubit cubit!!" Pekiknya keras. Menjambak rambut hitam legam sang kakak dengan kuat.

"Dasal dasal dasal ya kakak!!" Mencubit pipi Adrian dengan kencang, berharap rasa kesalnya berkurang.

"Aduh, aduh.. udah stop! Adek juga, kakak bangunin dari tadi gak bangun bangun, kebo banget!" Bohong nya. Tapi, dia yakin Oliv pasti percaya.

Oliv berhenti dan menatap kearah Adrian dengan pandangan polos andalannya "benelan? Oliv kebo? Tidak bangun bangun tadi Oliv?"

Adrian tak menjawab, tapi dia malah memeluk Oliv dengan erat dan menggoyangkan badan mereka ke kiri dan ke kanan.

Melepas pelukannya dan menangkup pipi Oliv, mencium pipi bulat bagaikan bakpao itu dengan bertubi-tubi. "Adek kakak! Adek kakak yang paling gemesin!" Kembali mencium pipi Oliv dengan gemas, kenapa adiknya ini bisa semenggemaskan ini.

"Kakak sangat sangat sayang sama adek!" Ujarnya dengan serius. Menatap lekat Oliv dan memeluknya kembali dengan erat.

"Maafin kakak, jangan pernah tinggalin kakak" dia sudah terlanjur sayang kepada adiknya, entah pelet apa yang adiknya ini berikan padanya, tapi dia tak peduli, yang terpenting adalah adiknya sangat menggemaskan, dan dia sangat menyayangi nya.

Melepas pelukannya dan mengangkat Oliv kedalam gendongannya "kita harus pulang sekarang" ujarnya dengan berjalan keluar kamar.

Oliv mengangguk dengan lemah, padahal dia masih tidak ingin pulang "iya~" jawabnya lesu.

"Jangan sedih~ nanti kita main lagi kesini" mencium pipi Oliv dengan menggesekkan hidung mancungnya pada pipi itu. Selalu pipi bulat bagaikan bakpao ini yang menjadi sasaran empuk kegemasan dari orang-orang.

Oliv hanya mengangguk lemah sebagai respon. Mendongak dan menatap wajah tampan sang kakak, kakak nya ternyata tidak terlalu menyeramkan seperti dulu, sekarang kakaknya selalu menatapnya sayang, ucapan yang keluar untuknya pun juga terdengar lembut dan hangat.

"Oliv sayang kakak" menegakkan tubuhnya dan mencium pipi Adrian singkat. Tersenyum lebar yang dilakukan Oliv sekarang.

Adrian menegang sesaat, setelahnya tersenyum lebar, adiknya sekarang sudah mulai berani menciumnya. Menatap Oliv dengan tatapan binar dan senyum lebarnya.

Oliv yang melihat itu merasa akan ada bencana besar. Tangannya naik untuk menutup wajahnya, namun telat karena Adrian yang sudah mencium seluruh wajahnya dengan bertubi-tubi, bahkan rasanya pipinya basah, dia tidak suka!!

"Aaaa... Jangan cium cium!! Bau ilel!!" Pekiknya, dia tidak suka.

Adrian tak peduli, dia tetap mencium pipi bulat bagaikan bakpao itu tanpa henti, jika bisa, hingga Oliv menangis baru dia akan berhenti. Andaikan kalian tau betapa lembut, kenyal dan harumnya pipi ini, kalian juga pasti akan candu untuk menciumnya.

Olivia Xavier Helton ||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang