7🐣

24.3K 1.1K 80
                                    

Enjoy ~
.

.

.

__•••🐣•••__

Oliv diam tak tau harus melakukan apa sekarang. Sekarang Oliv sedang dikelilingi oleh semua keluarga barunya. Oliv hanya mampu menatap mereka dengan tatapan polos andalannya.

"Kenapa culik Oliv? Nanti masuk penjala balu tau lasa" ujarnya menasehati. Bagaimana bisa Oliv bersama mereka? Entahlah, Oliv pun tak tau, dirinya baru saja terbangun dari tidur siangnya. Saat membuka mata, dirinya sudah berada di kamar yang berbeda dengan mereka yang mengelilinginya.

Kenapa Oliv selalu bilang jika dirinya diculik? Ya siapa lagi kalau bukan mama nya tercinta yang mengajarinya. Sang mama berkata jika ada orang yang memaksa atau diam-diam mengajak kita pergi berarti itu kita sedang diculik oleh mereka. Jadi, bukankah sekarang dirinya sedang diculik? Dia diambil secara diam-diam saat tertidur.

Mungkin kata orang mama dan papa nya terlalu posesif dan over protektif terhadap nya, namun tidak sama sekali. Kedua orang tuanya melakukan itu karena mereka merasa takut kehilangan Oliv. Menurut mereka sudah cukup penderitaan Oliv yang sakit sejak masih bayi, dan tidak ada yang boleh menyakiti Oliv lagi. Mereka akan terus melimpahkan kasih sayang yang begitu besar hanya untuk Oliv saja, tapi menurut mereka itu belum cukup.

Kedua orang tuanya selalu berjanji akan membawa Oliv keluar negeri untuk berobat hingga Oliv benar-benar sembuh. Membawa Oliv pergi jalan-jalan ke berbagai tempat wisata, mengelilingi dunia dan shoping. Mereka akan bahagia bersama-sama, itu adalah impian kedua orang tuanya. Tapi impian mereka pupus karena Oliv meniggalkan mereka untuk selama-lamanya. Dan sekarang Oliv malah terdampar pada tubuh Olivia Xavier Helton, anak yang dibenci seluruh keluarganya.

Mereka semua sudah berdiskusi untuk mengintrogasi Oliv, mereka sudah membuang ego mereka ke dasar laut terdalam, semoga saja tidak kembali. Ada banyak hal yang ingin mereka tanyakan pada anak polos nan bodoh ini.

"Kau... Kenapa kau berubah?" Tanya Belinda to the poin.

Oliv mengerjakan matanya bingung "Oliv tidak belubah. Oliv sama saja, manusia" jawab Oliv. Mereka mendengarkan jawaban Oliv di buat kesal, bukan itu maksud mereka.

"Kau benar-benar bodoh."sarkas Adrian dan menjauh dari sana. Duduk di sofa yang tersedia di kamar kedua orang tuanya dengan kesal.

"Kau menginginkan uang, rumah, pulau? Akan saya berikan. Kau ingin apa sebutkan saja... Saya akan memberikan nya asal kau kembali seperti semula, mengemis kasih sayang seperti dulu." Ujar Brian dengan serius. Mereka sungguh suka saat Oliv mengemis kasih sayang terhadap mereka, dan setelah nya mereka akan mengabaikan Oliv hingga membuat Oliv terlihat sedih. Itu sungguh menyenangkan bagi mereka. Sungguh gila.

Mereka sangat suka melihat Oliv yang akan menangis setelah mereka menolak keinginannya untuk bermain bersama. Itu seperti ada kesenangan tersendiri bagi mereka.

Oliv menggeleng "Oliv mau mama saja.. tidak mau sama kalian" ujar Oliv, dirinya merasa tidak nyaman ketika bersama mereka. Dirinya hanya suka bersama sang mama.

Mencoba turun dari kasur tinggi tersebut dengan susah payah dan keluar dari sana.

"Bukankah sudah aku bilang. Dia itu bodoh, kalian kayak pengemis aja deh" kesal Adrian dan beranjak keluar dari kamar. Dirinya sungguh kesal, harga dirinya hilang entah kemana rasanya, hanya demi anak sialan itu dirinya rela membuang sedikit egonya, namun apa-apaan Oliv itu.

"Huh kenapa dia sangat keras kepala" emosi Belinda, mengepalkan tangannya untuk menyalurkan emosinya.

"Aku rasanya ingin melenyapkan pengasuh sialan itu"

Olivia Xavier Helton ||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang