Happy reading ~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini sama seperti hari kemarin, setelah sarapan dirinya akan ditinggal sendiri di rumah ini tanpa ada yang menemaninya bermain.Dirinya tidak suka, dia ingin bermain dan bercanda dengan keluarga barunya tapi mungkin itu tidak akan pernah terjadi.
Lagi dan lagi dirinya hanya bisa rebahan. Menghela nafasnya lelah seakan akan dirinya telah melakukan pekerjaan yang begitu melelahkan.
"Ini tidak ada teman kah Oliv?"
"Oliv tidak suka sendili~ dulu mama papa selalu belsama Oliv, tidak pelnah bialin Oliv sendili" kedua orang tuanya akan selalu menemaninya walaupun sesibuk apapun mereka. Ketika sang papa pergi bekerja, mamanya yang akan menemani dirinya hingga papanya pulang dari kantor, begitupun sebaliknya dengan sang mama, tapi terkadang mamanya akan membuat kue dirumah sambil menemaninya.
Bangun dan turun dari kasurnya, dirinya akan mencari teman bermain entah dimana, yang penting berusaha bukan.
Sepi, itu yang menggambarkan tempat ini. Tidak ada satupun orang di mansion besar nan megah ini.
"Kenapa bisa tidak ada Olang sekalang?" Herannya, biasanya di setiap sudut pasti ada banyak paman botak yang berdiri seperti patung. Yang Oliv tak tau adalah semua bodyguard dan maid sedang istirahat di belakang mansion karena sekarang adalah waktu istirahat bagi mereka sekaligus makan siang.
Turun ke lantai bawah menggunakan tangga dengan sedikit cepat, dirinya ingin ke taman yang kemarin tempatnya tertidur.
Tapi sebelum itu dirinya menyempatkan memasuki dapur terlebih dahulu untuk mengambil ice cream yang dirinya lihat kemarin malam di dalam kulkas besar.
Membuka kulkas besar itu dengan susah payah karena tubuhnya yang kecil.
"Ugh susah... Belat banget" menjinjit untuk melihat keberadaan ice cream yang kemarin malam dirinya lihat berada di freezer paling atas.
"Kulsi mana kulsi" menyeret kursi pantry yang tingginya diatas pinggang dari tubuh mungilnya dengan susah payah. Menaiki kursi tersebut dengan hati-hati.
"Wah~ es klim nya masih banyak" mengambil tiga cup ice cream dengan tangan mungilnya, namun semuanya tidak bisa digenggam sehingga dirinya memutuskan untuk membawanya dengan bajunya yang dia angkat bagaikan keranjang untuk menaruh ice cream.
Ini adalah kali pertamanya melihat dan memakan ice cream, dulu Oliv hanya mampu melihat di iklan iklan tv saja.
Oliv tidak pernah memakan dan meminum hal-hal yang berbau manis dan juga berbagai jenis makanan yang diolah dengan pengawet seperti Snack.
Membawanya pergi kearah taman samping mansion dengan berlari kecil dan jangan lupakan wajah bahagia yang dirinya keluarkan.
Duduk dibawah pohon mangga dan menaruh semua ice cream nya di depan kaki.
"Wah~ pasti enak es klim mah... Dulu tidak dikasih sama mama papa sekalang bisa makan banyak es klim" memakan ice cream dengan pandangan berbinar, pipinya yang memang memiliki rona merah alami sekarang menjadi semakin memerah karena merasa bahagia dan rasa dingin yang menerpa mulut dan lidahnya.
"Enak banget!! Nanti Oliv makan lagi ahh.." senangnya, membuka kembali satu cup untuk dirinya makan. Bahkan sekarang baju, wajah dan tangannya sudah kotor dengan noda ice cream yang dirinya makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Olivia Xavier Helton ||END✓
Short Story"Ugh ini dimana?" Dirinya langsung saja terduduk dan meneliti sekitar. "Ini bukan lumah Oliv" "Ini kamal bukan milik Oliv bukan lumah Oliv sama mama sama papa" "Hiks mama papa~" tangis nya, apakah kedua orang tuanya membuangnya? "Hiks jangan buang...