Peringatan hazel

1.5K 64 5
                                    

𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐤𝐞 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐝𝐨𝐧𝐠 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤, 𝐡𝐞𝐡𝐞

𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐚𝐮 𝐥𝐞𝐭𝐚𝐤 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐮.

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 🎉

﹌﹌﹌﹌﹌

Hazel dengan sigap mencengkal tangan Gladys yang masih menunjuk Atlas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hazel dengan sigap mencengkal tangan Gladys yang masih menunjuk Atlas. Dia tidak menyangka bahwa laki-laki itu adalah Atlas.

"Gladys, jadi Atlas yang nolong lo kemarin?"

"Iya, oh namanya Atlas ya?" balas Gladys sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Hazel menarik Gladys hingga keluar kelas, ia berjalan menjauh dari sekitaran tempat itu. Wajah Hazel terlihat sangat memucat ia tidak tahu bahwa laki-laki yang menolong temannya itu Atlas si berandal sekolah.

"Heh Gladys kok lo ga bilang kalo cowok itu Atlas?"

"Ya kan gue ga tau namanya," imbuh Gladys.

"Ih lo mah! lo tau gak sih Atlas itu sebenarnya siapa?" resah Hazel sambil berkacak pinggang.

Gladys menatap bingung Hazel karena respon anehnya saat mengetahui laki laki yang menolongnya kemarin.

"Kalo lo gak tau sini gue kasih tau! dia itu namanya Atlas, ketua street devil's salah satu geng motor terbesar di Jakarta. Semua orang disekolah takut sama dia dys, karena kalo kita buat masalah sama dia, ga segan segan dia buat ngebunuh orang itu, dia ga pandang bulu dys! mau cewe mau cowo semua bakalan habis ditangan dia dan antek-anteknya! pihak sekolah ga ada yang berani sama dia karena ayahnya donatur terbesar disekolah ini dys!" jelas Hazel panjang lebar.

Gladys bergedik ngeri mendengar cerita itu, ternyata laki laki yang menolongnya kemarin lebih seram daripada preman preman yang ia temui. Memang ya kalau ada uang apapun yang kita lakukan tidak akan pernah dianggap salah oleh orang orang.

"Jadi lo jangan pernah deket sama dia apalagi buat masalah, oke?" imbuhnya seraya menggoyang-goyangkan bahu Gladys berharap ia mengerti apa perkataan Hazel hari ini.

"Iya zel gue pasti bakal selalu ingat perkataan lo ini, yuk kita balik ke kelas takut guru udah dateng!" ajak Gladys.

Hazel mengacungkan jempolnya, lalu mereka berdua melanjutkan langkah mereka menuju kembali ke kelas.

ATLAS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang