7

55 10 0
                                    

◇◇◇

Pada saat jam pelajaran sedang berlangsung, Felisha tampak senang menjalankan hukuman yang diberikan Kepala Sekolah padanya.

Membersihkan kolam renang dengan keadaan hati yang sedang berbunga-bunga, terlihat menyenangkan.

Namun kegemberiaannya itu tak bertahan lama setelah ia mendengar suara yang samar-samar terdengar dari dalam ruang ganti. Betapa terkejutnya Felisha. Yang ia lihat saat ini adalah Chan dan Iyeni, dua siswa dan siswi populer itu baru saja keluar bersama dari ruang ganti.

"Aku sudah berbicara pada ibuku" kata Iyeni

"Apa dia setuju?" tanya Chan

Iyeni mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi... bagaimana jika guru tau"

"Jangan khawatir.. aku ayahnya, aku akan bertanggung jawab" ucap Chan dengan tegas.

"Ayo kita pergi, sebelum orang lain akan mencurigai kita" lanjut Chan.

Felisha yang mendengar percakapan Chan dan Iyeni hanya bisa mematung. Tapi dengan cepat ia tersadar dan segera bersembunyi agar tidak ketauan.

Saat hendak berjalan keluar, Chan sadar tongkat penyaring kolam renang berada di tempat yang berbeda saat ia masuk.

"Apakah tadi ada seseorang disini"

Iyeni pun berpikiran yang sama dengan Chan, ia takut kalau rahasia mereka akan terbongkar.

"Apakah orang-orang akan mengetahui tentang kita?"

"Jangan khawatir, kita akan baik-baik saja, ayo kita pergi"

Tanpa sepengetahuan Chan dan Iyeni. Ada seseorang yang masih berada disekitar mereka. Sangat dekat. Tepat didalam kolam yang kedalamannya kurang lebih 2 meter. Tempat Felisha sembunyi saat ini. Walaupun Chan dan Iyeni sudah pergi, Felisha tampak tak berniat untuk keluar dari sana. Entahlah, mungkin karena sudah terlanjur kecewa.

Felisha semakin menenggelamkan tubuhnya, dan berbaring di dasar kolam renang. Tiba-tiba saja ada yang menariknya keluar. Dia adalah Hwang Hyunjin.

Hyunjin dan Felisha berdiri saling membelakangi, mereka berdua terlihat sedang mengatur napas. Pada saat yang sama samar-samar Felisha mendengar suara isak tangis dari seseorang.

Hwang Hyunjin, dia sedang menangis saat ini, entah karena apa. Felisha hanya bisa terperangah melihat seorang Hyunjin menangis didepannya.

"Apa kau lihat-lihat! Hanya karena hukuman itu kau mau bunuh diri? Ucap Hyunjin yang masih menangis.

"Aneh" - Felisha

•••••

Felisha dan Hyunjin saat ini berada di rooftop sekolah, duduk di atas meja yang tak terpakai berharap seragam yang mereka pakai saat ini akan kering.

Hyunjin mengeluarkan 2 kaleng bir dari tempat rahasianya.

"Jika kau belum pernah minum bir saat sekolah...."

"Aku pasti akan menyesal. Aku tau" sambung Felisha.

Felisha meraih kaleng bir yang Hyunjin tawarkan padanya lalu meminumnya. sudah selesai menikmati seteguk bir itu, Felisha melihat selembar kertas yang Hyunjin keluarkan dari saku celananya untuk dikeringkan.

"Kau yang menulis ini?" Tanya Felisha
"Kau menyukai Iyeni?" Lanjutnya.

Tanpa menunggu jawaban dari Hyunjin. Felisha langsung mengambil selembar kertas basah itu untuk di baca.

"Dear Iyeni. Ketika aku melihatmu, aku benar-benar ingin menyentuh rambut indahmu....."

"Ewww apa-apaan ini..."

"Kau tau, aku sangat senang ketika bertemu denganmu..." lanjut Felisha membaca surat yang di tulis oleh Hyunjin untuk Iyeni.

"Chkk kau benar-benar payah Hyunjin"

Hyunjin yang mendengar ejekan itu langsung meremat kaleng bir yang ada ditangannya. Felisha melirik pada Hyunjin yang terlihat marah, dengan takut Felisha mengatakan...

"Ehhhh sekarang kita berdua adalah kelompok orang-orang patah hati" ujar Felisha.

Hyunjin pun tersenyum setuju mendengar apa yang Felisha katakan.

"Untuk pertama kalinya ku pikir kau cerdas"

"Hah?"

"Mari kita buat hubungan mereka berakhir" - Hyunjin

"Jika kau membantuku mendapatkan Iyeni, bukankah Chan akan jomblo lagi" lanjut Hyunjin.

Felisha ikut tersenyum. Mengangguk tanda setuju dengan ide yang dilontarkan oleh Hyunjin.


Tbc....

Time Of Our Life (Hyunlix Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang