34. Hal aneh

22.7K 585 49
                                    

Alur dipercepat!

Sudah satu tahun Megan hidup bersama Metheo. Begitu banyak perubahan yang sudah terjadi padanya. Perusahaan yang dulunya ingin ia bangun setelah ia selesai dengan kuliahnya, ternyata masih dalam semester akhir ia sudah memiliki perusahaan yang sangat berkembang pesat. 

Perusahaan dalam bidang logistik yang awalnya ia coba-coba dengan uang hasil curiannya, tidak disangka akan melejit dan menjadi perusahaan terbesar di Belgia.

Banyak yang tidak percaya bahwa perusahaan itu dibangun oleh wanita yang masih sangat muda, terlebih belum menyelesaikan kuliahnya dan juga pendatang ke negara itu. Tapi, mereka akan bungkam melihat kegigihan Megan sedari awal membangun perusahaan itu dan bagaimana caranya membuat investor asing menanamkan saham ke perusahaannya. Hanya menggunakan Metheo, maka pemilik perusahaan besar yang ingin ia ajak kerjasama langsung menerima tawarannya.

Bukan dia sendiri yang mengelola perusahaannya, melainkan bersama para sahabatnya—Rose, Madelca dan Anne. 

Para sahabatnya sekarang juga sudah mengetahui tentang Metheo. Awalnya mereka tidak mempercayai tentang keberadaan Metheo, tapi setelah melihat Metheo dan interaksi yang dilakukan oleh Metheo barulah mereka percaya, dan diantara mereka juga tidak ada yang menentang hubungan Megan dengan Metheo, malahan memberikan dukungan penuh. 

Selain itu, perusahaan Megan juga melakukan kerja sama dengan perusahaan orang tuanya di Korea Selatan. Dulu perusahaan orang tuanya hanyalah perusahaan kecil, tetapi sekarang juga ikut bersinar karena Megan.

selain mempunyai perusahaan, Megan juga sudah membeli rumah mewah, lebih tepatnya sebuah mansion yang tidak terlalu jauh dari rumah berhantu yang ia tinggali. Ia juga membeli kebutuhannya yang lain seperti jet pribadi dari uang yang dihasilkan oleh Metheo, dan lain sebagainya. 

Walaupun ia sudah sangat kaya dan menjadi orang paling kaya di Belgia, tapi dia masih tetap menempati rumah murah yang dibelinya dulu dan hanya sesekali pulang menghuni mansion mewahnya. Dan beruntung Metheo bisa ikut kemanapun ia pergi meski tidak bisa dilihat oleh orang lain. 

***

Saat ini Megan baru saja terbangun dari tidurnya dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya, terutama pada bagian intinya yang terasa sangat perih akibat permainan panas dia dan Metheo semalam. 

Ia menyibak selimut dan memungut pakaiannya yang berceceran di lantai . Tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, ia keluar dari kamar, menuju lantai bawah. 

Ia melihat Metheo yang sedang menyiapkan sarapan. Langsung saja menghampiri kekasih hatinya itu. “Morning Sayang.” Ia memeluk tubuh Metheo dari belakang dan membenamkan wajahnya pada punggung lebar Metheo. 

“Mandilah terlebih dahulu, Megan. Kamu ada kelas pagi ini,” ucap Metheo tanpa menyingkirkan Megan yang masih memeluknya.

”Tidak mau! Aku ingin seperti ini dulu.” Megan semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Metheo dan dia akan bergelayut seperti anak kecil, karena kemanapun Metheo bergerak ia akan ikut, seperti mengambil penyedap rasa, menuju kulkas, ataupun menuju lemari piring. 

Metheo sedikit melonggarkan pelukan Megan, ia berbalik badan sehingga berhadapan dengan wanita cantik pujaan hatinya. Ia memberi kecupan ringan pada bibir Megan dan meminta Megan untuk segera mandi. 

“Aku belum mau mandi. Aku ingin seperti ini dulu.” Megan semakin merapatkan tubuh mereka dan membenamkan wajahnya pada dada kokoh Metheo yang bidang dan keras.

”Ada apa denganmu, hm? Apakah kamu ingin melakukan s*ks di sini?” Metheo membawa tangannya menuju bokong sintal Megan dan meremasnya. Namun, bukannya mendengar desahan Megan seperti yang dia dengar ketika menyentuh wanita itu, ia malah merasakan dadanya basah. 

Dengan cepat ia menegakkan kepala Megan dan menatap wajah cantik yang penuh air mata itu. 

“Ada apa? Kenapa kamu menangis?” Tanya Metheo panik dan khawatir. Ia juga kesulitan membaca pikiran Megan karena sepertinya Megan sedang banyak pikiran. 

“Aku tidak tahu. Tolong berikan aku pelukan.”

Metheo kembali memeluk tubuh Megan. Hingga, mereka berpelukan sudah hampir satu jam dalam posisi seperti sebelumnya,dan Metheo lah orang pertama yang melepaskan pelukan mereka terlebih dahulu.

”Ada apa, hm? Kenapa menjadi manja seperti ini?” Metheo mengecup bibir Megan bertubi-tubi.

”Mandilah, lalu turun untuk sarapan,” ucap Metheo lagi yang langsung dituruti oleh Megan. Wanita itu keluar dari dapur tanpa semangat, bahkan kepalanya menunduk.

Metheo menggeleng kecil. Setelah kepergian Megan, ia menghidangkan sarapan yang ia buat di atas meja makan. Perlu diketahui bahwa sekarang mereka berada di rumah lama mereka. Mereka tidak terlalu suka tinggal di mansion, karena di sana banyak pelayan dan para penjaga mansion, sehingga mereka cuma bebas di dalam kamar saja.

Jika seandainya di sana mereka melakukan interaksi, bisa-bisa para pelayan dan penjaga akan menganggap Megan gila karena hanya Megan lah yang bisa melihat Metheo di sana. 

Ketika sarapan itu sudah terhidang di meja makan, Metheo kembali menuju dapur. Ia ingin membuatkan susu untuk Megan, tapi ketika ia memegang gelas, tiba-tiba saja gelas itu terjatuh. 

“Apa-apaan ini?” Gumam Metheo, melihat sebelah tangannya yang samar-samar dan tidak bisa menyentuh benda lagi. 

“Ada apa, Metheo?”

Terdengar suara Megan yang sudah turun dan menuju meja makan. Dengan cepat Metheo membalikkan badannya dan menyembunyikan tangannya yang hampir tidak terlihat itu ke belakang punggungnya.

”Tidak apa-apa, aku hanya tidak sengaja menjatuhkan gelas. Makanlah sarapanmu, aku akan membuatkan susu untukmu.”

setelah melihat Megan memakan sarapannya, Metheo kembali berbalik badan dan memandang tangannya yang sudah terlihat seperti biasa lagi. Tapi dia tetap bingung apa yang terjadi dengannya barusan. Padahal sebelumnya ia tidak pernah seperti itu.

”Apa jadwalmu hari ini?” tanya Metheo berbasa-basi, padahal dia sudah tahu jadwal Megan.

“Aku akan langsung ke kantor, karena ada meeting pukul 10.00, dan untuk kuliah, Anne yang akan mengurusnya,” jawab Megan cuek sembari membawa sandwich ke dalam mulutnya. 

Kampus tempatnya kuliah sudah dimiliki oleh Anne. Jadi, jika pun ia tidak menginjakkan kaki di universitas itu, dia akan tetap lulus dengan IP terbaik nantinya.”

”Megan.”

”Yes, Daddy?” goda Megan sembari mengalihkan pandangannya kepada Metheo. 

“Apakah kamu tidak ingin mencari seorang kekasih atau suami, atau memiliki anak?” tanya Metheo, hal itu seketika membuat Megan mengerutkan kening. Ia turun dari kursi yang ia duduki dan beralih ke pangkuan Metheo.

”Tidak ingin. Aku hanya ingin hidup bersamamu. Aku ada rencana ingin mengadopsi anak indigo supaya dia bisa melihatmu di luar rumah ini dan kita bisa hidup bahagia bersama mereka,” jawab Megan, melingkarkan tangannya di leher Metheo. 

“Jika suatu hari nanti aku pergi, bagaimana?”

Megan menatap Metheo dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan, sangat terlihat jelas raut kesedihan di wajah cantiknya. 

“Kenapa tiba-tiba kau berbicara seperti itu? Kita akan selalu bersama selamanya. Kalaupun aku harus mati jika bisa bersamamu, aku akan melakukannya,” ucap Megan yang sudah mulai berkaca-kaca. Dari tadi perasaannya tidak tenang, ditambah lagi perkataan aneh Metheo saat ini. 

“Hei, jangan cengeng. Aku hanya bertanya. Aku tidak akan ke mana-mana.” Metheo menyeka genangan air mata di pelupuk mata Megan yang sudah tumpah menuju pipi Megan.

”Jangan menangis. Kamu sudah sangat cantik, jangan membuat matamu bengkak karena menangis,” lanjutnya, mengecup bibir Megan. 

(Cek info visual setiap tokoh di sosial media author, ig : secrett_zr, fb : secrett_zr, TikTok : secrett_zr, dan join grup fb : Readers SecretZR)

Hantu Tampan Penghuni Rumah Kosong (21++) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang