Saat ini Megan dan teman-temannya tengah berada di ruang santai yang berada di lantai utama sambil menonton TV.
Megan sama sekali tidak fokus dengan tayangan di TV itu karena badannya masih terasa sakit apalagi setelah mendapatkan gempuran tambahan tadi pagi di dalam kamar mandi. Sedangkan teman-temannya sibuk bercanda gurau dan ruangan itu diisi oleh suara canda tawa mereka selain suara TV.
Hingga, pada akhirnya tayangan TV itu menarik perhatian mereka semua karena berita internasional yang disiarkan tentang perampokan di brankas bank Fort Knox Swiss.
Pada siaran TV itu bukan brankas emas batangan saja yang dirampok, tetapi uang senilai miliaran dolar juga dirampok, dan polisi tidak dapat mengetahui siapa yang merampoknya karena pelaku tidak meninggalkan jejak sedikit pun.
“Woahhh gila! Bagi yang merampoknya pasti kaya mendadak!” teriak Anne terkagum-kagum.
“Aku yakin orang yang berani merampoknya adalah orang yang berpengaruh di dunia … seperti mafia, mungkin,” imbuh Madelca.
“Yup, aku setuju. Siapa lagi jika bukan mereka? Apalagi bank Fort Knox adalah bank paling aman di dunia,” timpal Rose yang masih menatap TV dengan memasukkan potongan apel ke dalam mulutnya.
Sementara Megan hanya tersenyum ke arah TV. Di sana juga terdapat Metheo yang baru saja menghampirinya dalam wujud tidak terlihat oleh para sahabatnya. Hantu tampan itu membubuhkan kecupan demi kecupan di samping bibir Megan, sebelum akhirnya kecupan itu mendarat di leher Megan.
***
Sudah beberapa minggu waktu berlalu dari kejadian Megan digempur secara habis-habisan itu. Saat ini Megan dan pada sahabatnya berada di sebuah mall terkenal di negara yang mereka tempati tersebut. Megan akan mentraktir para sahabatnya berbelanja sepuasnya.
“Kau yakin ingin membelikan apa pun yang kami minta?” tanya Rose memastikan.
“Ya, apa pun,” jawab Megan percaya diri. Tentu dia sangat percaya diri karena saat ini dia sangat kaya setelah pacar hantunya mencuri emas dan uang untuknya.
“Sekalipun itu mobil, rumah, apartemen dan barang-barang mewah lainnya?” tanya Madelca bercanda.
“Kau gila? Kau akan membunuh sahabatmu sendiri?” sahut Anne yang tidak terima dengan permintaan tidak masuk akal Madelca tersebut.
“Yup. Jika kalian mau, aku akan membelikannya,” jawab Megan dengan begitu santai dan serius.
Jawaban itu membuat ketiga sahabatnya terbelalak.
“Ka-kamu serius? Ekspresimu terlihat sangat meyakinkan,” tanya Madelca kebingungan antara percaya dan tidak, dan tentu saja dia tidak terlalu percaya, serta menganggap sebagai candaan.
“Iya. Lihat ini, isinya tidak akan habis.” Megan mengangkat sebuah black card diantara selipan ujung jari telunjuk dan jari tengahnya.
“Wow, kamu mendapatkannya dari mana? Apakah bisnis orang tuamu akhir-akhir ini melonjak pesat?” tanya Rose.
“Tidak. Ini diberikan oleh kekasihku,” jawab Megan berbohong, sebenarnya ialah yang mengurusnya sendiri.
“Kekasihmu benar-benar kaya. Sayang sekali kami tidak bertemu dengannya dan hanya Rose yang beruntung bertemu dengannya … memangnya dia tidak masalah kamu membagi-bagikan uangnya kepada kami?”
“Tidak. Karena kekasihku sangat menyayangiku,” jawab Megan, menatap Metheo yang berdiri di dekatnya. Hanya dia lah yang bisa melihat keberadaan Metheo. Selain itu, dia juga terpaksa mengatakan bahwa Metheo adalah kekasihnya karena Metheo sendirilah yang mengenalkan diri kepada Rose sebagai kekasihnya.
“Hmmm … kalau begitu aku ingin mobil keluaran terbaru. Walaupun aku sanggup membelinya sendiri tapi jika ada yang gratis, kenapa tidak?” ujar Madelca sembari nyengir menampakkan gigi.
“Oke. Katakan saja berapa harganya. Aku akan mentransfer uangnya,” jawab Megan dengan begitu santai.
“Kamu serius?” Madelca terlihat terkejut. Begitu juga dengan Anne dan Rose yang ternganga antara percaya dan tidak. Sepertinya otak sahabat mereka sudah mulai bergeser, tapi kartu hitam di tangan Megan membuktikan bahwa wanita itu baik-baik saja.
“Yup. Kalian berdua ingin apa? Apa ingin mobil seperti Madelca juga?” tanya Megan kepada Anne dan Rose. Ia sungguh sangat royal sekarang karena ia mendapatkan uang semudah membalikkan telapak tangan dan uang itu tidak akan habis dalam waktu yang lama.
“Keinginanku dari kecil ingin memiliki bisnis dengan usahaku sendiri. Tanpa meminta kepada ayahku dan semenjak kuliah di sini aku sempat berpikir ingin membangun hotel bintang lima di tengah-tengah Brussel. Karena kamu mengatakan akan membelikan apa yang kamu inginkan, maka permintaanku adalah tolong biayai seperempat dari rencanaku,” ujar Rose.
“Sebutkan saja berapa biaya yang kamu butuhkan untuk membangun hotel tersebut hingga menjadi hotel paling mewah di Brussel. Uangnya akan aku berikan di depan,” jawab Megan.
Lagi-lagi ucapan Megan sukses membuat para sahabatnya terbelalak. “Kamu tidak sedang menghalu, kan?” tanya Anne yang tiba-tiba memukul kepala Megan.
Megan menggeliatkan matanya. “Ck, cepat sebutkan saja keinginan kalian. Aku akan mentransfernya hari ini,” ujarnya kepada para sahabatnya yang masih tidak mempercayainya.
“Tapi ini bukan uangmu, Bodoh! Kau berlagak sok kaya menggunakan uang kekasihmu. Mencari uang tidak mudah dan kau dengan seenak hatimu menghambur-hamburkannya,” ujar Rose.
“Cepat, katakan saja. Atau, kalian ingin aku membatalkan tawaranku?” ancam Megan.
“Iya-iya, sabar. Aku akan memeriksa harganya terlebih dahulu,” ucap Madelca.
“Kamu ingin apa, Anne?” tanya Megan kepada Anne karena wanita itu belum menyebutkan keinginannya.
“Aku masih memikirkannya,” jawab Anne.
Tidak lama setelah itu Madelca memperlihatkan ponselnya kepada Megan.
“Sudah?” tanya Megan.
Madelca memperlihatkan harga mobil tersebut kepada Megan, dan tanpa berpikir panjang Megan langsung mentransfer uang tersebut kepada Madelca. Membuat ketiga wanita itu melongo karena Megan benar-benar tidak bercanda.
“Bahkan, jika kalian meminta pulau sekalipun aku akan menyanggupinya,” lanjut Megan. Karena sekarang dia memiliki tuyul tampan. Jika uangnya habis, dia hanya perlu meminta tuyul itu untuk mencuri lagi dan tidak ada yang akan mengetahuinya.
***
Sudah seharian Megan dengan sahabatnya menghambur-hamburkan uang dan saat ini dia sudah berada di rumah tercintanya.
Tadi siang dia juga membelikan para sahabatnya barang-barang bermerek selain yang diminta oleh para sahabatnya.
“Apakah kau senang?” tanya Metheo yang duduk di sebelah Megan yang terlihat kelelahan.
“Aku sangat senang. Sepertinya hobiku sekarang menghambur-hamburkan uang,” jawab Metheo dengan merentangkan kedua tangannya dan merebahkan kepalanya di paha Metheo.
“Nanti malam mereka akan mengatakan jumlah uang yang harus aku transfer kepada mereka. Menurutmu uangku cukup tidak, ya? Aku juga terlanjur menjanjikan pulau kepada mereka. Apakah kita harus melakukan aksi lagi? Yang aku janjikan kepada mereka tidaklah main-main,” tanya Megan yang kembali mendudukkan tubuhnya.
“Tenang saja. Aku akan mengurusnya,” jawab Metheo.
“Aa senangnya memiliki tuyul tampan sepertimu.” Megan memeluk tubuh Metheo dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang Metheo. Aroma maskulin dari tubuh Metheo sangat mengobati rasa lelahnya.
Lumayan lama bermanja-manja kepada Metheo, sekarang Megan sudah berdiri dari duduknya dan menuju barang-barang mewah yang dibelinya tadi. Ia merapikan barang-barangnya itu kemudian mengambil beberapa bidikan untuk pamer di sosial medianya.
Jangan lupakan juga ponsel mahal keluaran terbaru yang sedang ia gunakan sebagai gantinya ponselnya sebelumnya.
(Cek info visual setiap tokoh di sosial media author, ig : secrett_zr, fb : secrett_zr, TikTok : secrett_zr, dan join grup fb : Readers SecretZR)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Tampan Penghuni Rumah Kosong 21+++
Random⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️ Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak merasakan apa-apa dan juga tidak terjadi apa-apa. Hingga suatu pagi dia terbangun dal...