Hidup ini tidak seperti novel, yang dimana kita bisa mengulang halaman pertama kapanpun kita mau.Dalam kehidupan nyata, saat sebuah kisah tidak lagi asyik, mulai menyakitkan, kita tidak bisa mengulanginya dari halaman pertama lagi.
Tapi tidak. Mengapa?. Karena kita selalu bisa membuat bab baru, halaman baru. -kupusaturn.
₊✩‧₊˚‧。⋆˚🦋˚⋆。‧˚₊✩‧₊
Terbitnya matahari dari arah timur. Cahaya merambat lurus melalui celah jendela kamar gadis itu. Membangunkan Vanya dari terbaring nya tubuh diatas bed cover pada hangatnya selimut.
Mata merah yang awalnya terpejam karna tak bisa menahan kantuk, kini Vanya mencelikkan matanya. Tanpa penundaan sesegera mungkin Vanya bangkit dari tempat tidurnya.
Segala sesuatu telah ia siapkan.Kaki tergesa-gesa menuruni anak tangga. Bersiap untuk angkat kaki dari rumah minimalis itu.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, tahun-tahun telah berjalan meninggalkan masa depan. Kini tahun lalu adalah masa lalu yang telah pergi.
"Vanya ngga sarapan dulu?" Teriak ibu di sekitar meja makan.
"Nggaa."
"Aku cepet-cepet. Takut nanti telat."Ibu mempercepat langkahnya dengan membawa sekotak bekal. Menghampiri Vanya yang berada di luar pintu rumah. Memasukkan kotak bekal ke dalam tas.
"Jangan lupa nanti bekalnya dimakan!" Tutur ibu.
"Pasti dong. Masa makanan enak ngga di makan." Dengan senyuman gadis itu menatap mata ibu. Di balas dengan usapan pada rostral Vanya.
"Bang Atlann. Ayo cepet anterin akuu." Teriak Vanya dari luar rumah.
Atlan keluar dengan keadaan sempoyongan.
"Loh, Abang ngga kuliah?" Cetus keingintahuan Vanya.
"Hari ini Abang ada kuliah jam 9."
Mereka bergegas dari halaman rumah. Pergi dengan menaiki motor Vario hitam milik Atlan.
Dua puluh menit tak terasa. Motor Vario Atlan sekarang berada di depan gerbang sekolah. Vanya turun.
"Nanti ke ruang kepsek. Terus lurus aja, ada ruangan dengan tulisan 'R. Kepsek'. Bilang aja kamu murid baru." Arahan Atlan.
"Okeii, Abangg." To be excited Vanya langsung melenggang pergi. Dalam dua langkah ia berhenti dengan membalikkan badan.
"Ehh iya. Hehe. Aku pamit! Take care bangg." Dijawab dengan anggukan oleh Atlan. Sembari menatap datar nanar punggung Vanya yang mulai menghilang.
Gadis itu memasuki schoolyard.Matahari bersinar layaknya suasana ria, Vanya menggendong Paddybag berwarna biru denim dengan gantungan zip butterfly warna coklat.
Bab baru, halaman baru hari ini telah dimulai. Belum tentu semua orang dapat menerima eksistensi dari nafsi diri sendiri. Vanya sebagai murid baru dalam tahun ajaran pertama SMANDA Taruna Wijaya.
BUGH!..
"Aduh!" Suara berat terdengar, gadis itu melihat perawakannya sekelebatan dan tidak menghiraukannya."Eh sorry." Lavanya melenggang pergi untuk satu tujuan.
KRING...
KRNGG...
Lonceng bell sekolah berbunyi. Warga siswa yang berlalu lalang kini sudah hampir tak nampak.***
KAMU SEDANG MEMBACA
Confession: Makes! |On Going
Teen FictionConfession dalam bahasa English artinya pengakuan. Makes itu mengaitkan antara maaf dan kesepian. Namanya Lavanya Ireshi Aleena, menceritakan tentang perjalanan untuk tetap hidup gadis biasa yang sebenarnya luar biasa. Hal ketidakpastian adalah per...