05

58 6 1
                                    

TYPO BERTEBARAN

HAPPY READING

Setelah menghadiri pemakaman Teresa, Alnair dan seluruh anggota Cruel Lion's kembali ke rumah. Satu persatu orang pergi meninggal pemakaman termasuk Alnair. Ia beranjak pergi dari sana mengekori kedua orang tuanya.

Alnair mengendarai motornya tepat di belakang mobil kedua orang tuanya. Ia mengendarai motornya dengan tatapan kosong. Ia masih berharap kalo ini semua hanya mimpi.

Beberapa menit kemudian, Alnair dan kedua orang tuanya sampai di mansion.

******
Mansion
Alnair langsung duduk di kursi yang ada di ruang keluarga.

"Kamu kenapa sayang? " tanya Mara yang melihat Alnair duduk termenung.

Alnair pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Mara.

"Keid merasa bersalah, Mom. " jawab Alnair Keid.

"Keid gagal jadi pemimpin, Keid gak becus jaga anggota Cruel Lion's. Keid gak berguna, Keid bodoh, harusnya Keid gak biarin Teresa mewakili balapan. " ucap Alnair dengan wajah frustasi.

Mara yang mendengar ucapan anaknya langsung memeluk tubuh Alnair.

"Nggak sayang, kamu nggak bersalah, ini semua diluar kendali kamu. Semua ini udah takdir, dan disini yang patut disalahkan adalah Black Rose bukan kamu. " ujar Mara menenangkan Alnair.

"Kamu harus balas kematian Teresa, cari bukti dan adili mereka semua.
Nyawa dibalas nyawa. " lanjut Mara.

Alnair pun melepaskan pelukan Mommy nya.

"Ya, Mommy benar. Aku balas balas mereka semua dengan cara ku sendiri." jawab Alnair dengan tatapan tajam.

Tiba-tiba Altezza datang dan melihat ibu dan anak yang tengah serius.

"Ada apa ini? kenapa terlihat serius sekali? " tanya Altezza seraya duduk di samping istrinya.

"Ini Keid ngerasa bersalah dengan kematian Teresa. " jawab Mara.

Kemudian Altezza terdiam sejenak, "Daddy pernah berada di posisimu, Keid. " ucap Altezza tiba-tiba.

Alnair lantas mengerutksn keningnya, "Maksudnya? " jawab Alnair tak mengerti.

"Daddy pernah merasakan di posisimu, beberapa tahun silam pada saat Mommy mu hampir kehilangan nyawanya hanya untuk menyelamatkan Daddy. " ucap Altezza menjelaskan kejadian yang pernah terjadi.

"Daddy sangat merasa bersalah pada saat itu. " lanjut Altezza.

Alnair yang tertarik dengan cerita Daddy nya, ia kembali menyimak dengan seksama.

"Lantas apa yang Daddy lakukan saat itu? " tanya Alnair.

"Daddy bersama keempat om kalian langsung membalas perbuatan mereka semua, tapi sayangnya dalang utama di balik penembakan itu sampai sekarang belum terungkap. " jelas Altezza.

"Jadi gue harus bertindak seperti apa yang di lakukan oleh Daddy. " batin Alnair.

"Aku udah tau apa yang harus dilakukan. " ucap Alnair.

Kemudian kedua orang tuanya tersenyum.

"Hm Dad, kenapa dalang utama dalam peristiwa itu sangat sulit untuk di cari? bahkan sampai sekarang aku belum bisa menemukan pelakunya. " ucap Alnair dengan keheranan.

"Sebanarnya kalau salah satu diantara mereka tidak mati,mereka bisa memberi petunjuk. " jawab Altezza.

Alnair lantas hanya menganggukkan kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DANGEROUS BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang