10. seorang kesatria hebat di masa depan

62 7 0
                                    

Meskipun Taran merupakan anak haram, dan anak yang lahir di luar nikah. Dia menerima segala didikan selayaknya seorang bangsawan, itu semuanya diajarkan oleh ibunya.

Seorang wanita baya yang berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang layak, karena dulunya dia adalah seorang putri dari keluarga bangsawan. Karena ayahnya yang bangkrut dalam bisnisnya, menjadikan mereka sebagai bangsawan jatuh. Tidak peduli jika mereka masih seorang bangsawan, tetap saja. Bangsawan yang tidak memiliki kekayaan akan direndahkan.

Kemudian ketika orang-orang memandangnya dengan rendah, Adin dengan licik menggoda Luke. Dia berhasil mengajaknya untuk minum-minum bersama, dan juga bebagi ranjang sambil memuaskan napsu satu sama lain.

Karena hal itu, Adin mengandung seorang anak dari Luke. Mereka sudah melakukan hubungan yang memuaskan napsu sama lain beberapa kali. Maka dari itu, setelah mengetahui Adin yang hamil anaknya, Luke sengaja untuk menjauh. Dia tidak berkeinginan menghancurkan keluarganya atas kesalahannya itu.

Meskipun begitu, tetap saja Adin selalu mengancamnya. Yang membuat Luke terpaksa membiayai hidup Adin dengan alasan, bahwa Adin sedang mengandung anaknya.

Anak haram di kalangan bangsawan, merupakan kesalahan terbesar. Anak haram jauh lebih terhinakan. Akan tetapi, Adin tidak peduli. Semua yang dilakukannya demi kehidupan yang lebih baik, dari pada terus hidup dalam kemiskinan.

Maka dari itu, dia membesarkan Taran dengan didikan yang keras. Mengajarinya cara membaca, menghitung bahkan berpedang. Adin belajar berpedang dari kakak laki-lakinya, dia tidak peduli dengan perkataan para bangsawan padanya.

Karena Adin tidak ingin terus-terusan hidup dalam kesusahan. Dia mampu melakukan apa saja, demi kehidupan yang layak.

"Bu, apa bagi ibu sudah cukup seperti ini? Lalu bagaimana denganku?" ucap Taran yang terlihat tidak senang, karena ibunya tidak lagi berambisi pada sebuah penerus kepala keluarga berikutnya.

Padahal Taran sudah berusaha dengan sangat sungguh-sungguh, segala penolakan dan cacian dia terima dari orang-orang disekitarnya. Taran berjuang sendiri, dia bertahan agar semuanya bisa menghasilkan hal yang memuaskan. Sama halnya dengan yang ibunya lakukan.

Namun, wanita baya itu tidak lagi mendukungnya. Dia terlihat menikmati kehidupannya sendiri, tanpa memikirkan putranya.

"Apa kau memang menginginkan menjadi kepala keluarga berikutnya? Tidak semudah itu Taran. Kau bisa menggunakan nama keluarga Soulmates saja itu sudah memuaskan. Jadi apa lagi yang kau inginkan?" Adin bukannya tidak ingin membantu. Dia hanya tahu kenyataannya, bahwa Taran tidak akan pernah bisa menjadi kepala keluarga.

Akan sulit baginya, dia yang merupakan anak haram tidak akan bisa mendapatkan apapun. Kemungkinan juga hanya diberikan beberapa dari kekayaan ayahnya.

"Bu, aku juga ingin diakui oleh ayah. Dan menjadi kepala Soulmates berikutnya, dengan begitu aku akan lebih bernilai," jawab Taran yang kemudian keluar dari kamar ibunya.

Dia kesal jika Adin tidak menunjukkan apresiasi apapun seperti dulu. Ibunya benar-benar membiarkannya berjuang sendirian, padahal dalam hal seperti ini. Setidaknya ada dukungan dari orang-orang terdekatnya.

Tapi, sayang sekali. Taran tidak mendapatkannya sama sekali. Dia ingin menyerah, hanya saja Taran ingin diberikan pengakuan agar hidupnya pun berharga di mata ayahnya. Dan kemungkinan di mata orang lain juga.

Saat berjalan sendirian untuk menuju ke kamarnya, Taran tidak sengaja melihat Azerel dan Xaeran sedang berlatih berpedang. Akhir-akhir ini Xaeran selalu berlatih bersama Azerel, padahal tubuhnya lemah. Tapi dia tidak pernah sekalipun berhenti.

Taran mengepalkan tangannya dengan kuat, mau sampai kapan dia harus merasa iri. Taran juga ingin memiliki seseorang seperti Azerel dalam hidupnya, setelah tidak di berikan dukungan dari ibunya. Taran merasa bahwa hidupnya memang tidak berharga sama sekali.

"Kau kenapa?"

Suara yang sangat familiar bagi Taran, dan suara yang selama ini dirindukan olehnya. Bagaimana dia bisa melupakannya dengan mudah, dengan cepat pula Taran menatap ke arahnya.

"Ayah, aku tidak kenapa-kenapa," sahutnya yang berusaha menunjukkan senyumannya yang sempurna.

"Kau ingin berlatih berpedang juga? Kau bisa meminta para kesatria melatihmu. Lakukan apapun yang kau mau, lagian kau juga bagian dari keluarga Soulmates," ucap Luke yang sengaja memperlakukan para putranya dengan adil.

Meskipun Xaeran pasti tidak akan menyukainya. Tapi karena kesalahannya, setidaknya Luke berani bertanggung jawab. Dan memberikan hal yang serupa untuk Taran.

"Tidak perlu ayah, aku tidak tertarik dengan berpedang. Mungkin aku lebih suka berkuda."

"Kau juga harus memanggil Xaeran dengan panggilan kakak. Setidaknya kau harus melakukannya, karena di sini kau bukan orang asing bagi kami," kata Luke lagi, yang kemudian meninggalkan Taran.

Setelah Luke menjauh dari hadapannya, Taran menunduk dalam. Air matanya menetes begitu saja, baru kali ini seseorang memperlakukannya dengan baik. Saat tinggal di rumah ayahnya, dan menjadi bagian dari keluarga Soulmates. Dia selalu mendapatkan perlakuan berbeda, seolah-olah kehadirannya itu merupakan kesalahan terbesar.

Namun, ayahnya sendiri tidak memperlakukannya dengan rendahan. Perlakuan dari ayahnya, membuat Taran merasa bahwa dia pun berharga.

┅┅┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅┅┅

Para kesatria yang sering berlatih berpedang bersama Azerel, mengakui kemampuan anak itu. Dia masih muda, tapi cara berpedang nya sangat luar biasa. Dia bahkan bisa mengalahkan Dawan yang merupakan komandan para kesatria, dengan menggunakan pedang sungguhan.

Karena pencapaiannya yang terbaik itu, Azerel bisa dipastikan. Bahwa dia akan menjadi kesatria di usia mudanya.

"Kau belajar berpedang dari siapa?" Dawan yang sebelumnya tidak penasaran sama sekali dengan Azerel. Kini justru bertanya, dia benar-benar penasaran dan ingin mengetahuinya.

Azerel tersenyum lebar, dia tidak menyangka bahwa Dawan akan mempertanyakan hal seperti itu. Padahal dia tidak pernah tertarik sama sekali.

"Jujur saja aku belajar berpedang dari sir Dawan, tidak ada orang lain yang mengajariku selain sir Dawan," jawabannya dengan sejujurnya saja.

Sejujurnya Dawan tidak mempercayainya. Azerel lebih ahli berpedang darinya, maka tidak mungkin Dawan yang mengajarinya sampai menjadi ahli pedang seperti itu.

Bagaimanapun pasti ada orang lain yang mengajari Azerel berpedang selain dirinya sendiri. Hanya saja, Azerel jelas sekali tidak mau mengatakan yang sejujurnya.

"Kau memang bersungguh-sungguh ya ingin menjadi seorang kesatria, kau juga berjuang untuk mengwujudkannya. Aku tidak meragukannya sama sekali, tapi aku masih tidak percaya. Jika kau hanya belajar berpedang dari aku, tapi kau malah lebih ahli dari si guru," ucap Dawan yang kemudian memutuskan untuk pergi.

Azerel tahu sekali, bahwa Dawan tidak akan mengakui kehebatannya. Padahal di masa depan saja, Azerel bisa menjadi ahli pedang terbaik berkat Dawan. Sayangnya Dawan tidak berumur panjang, di umurnya yang menginjak 26 tahun dia meninggal dunia akibat penyakit jantungnya.

"Sir Dawan, terimakasih. Aku akan mengingatmu seumur hidupku."

Atas perkataan itu Dawan hanya bisa mengukir senyumannya dengan tipis. Azerel memang selalu memperlakukannya dengan baik, dia benar-benar menghormatinya sebagai seorang senior.

Meskipun terkadang, Dawan juga merasa kesal pada Azerel. Dia terlihat tidak bersungguh-sungguh dalam berlatih pedang, tapi dia justru mampu menyainginya. Jika di masa depan pun Azerel akan menjadi seorang kesatria, Dawan hanya bisa mendukungnya tanpa perlu merasa iri.

Sementara pada kenyataannya yang ada, Azerel memang merupakan kesatria yang hebat di masa depan itu. Seandainya Dawan bisa melihat semua perjuangan Azerel, kemungkinan besar dia akan bangga pada dirinya sendiri juga. Karena tetap mendukung Azerel, dan tidak meninggalkannya sendirian. Selayaknya seorang murid dan guru, Dawan telah menjadi orang yang layak untuk Azerel kenang seumur hidupnya.

✩*⢄⢁✧ --------- ✧⡈⡠*✩
TBC🌛✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengulang Waktu Demi Tuanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang