3. seorang ayah yang sebenarnya peduli

77 13 0
                                    

Dari kemarin Azerel bekerja di kandang kuda milik Xaeran. Hal itu dilakukannya untuk merawat kuda-kuda Xaeran, dan juga menjinakkannya. Azerel berusaha untuk memperbaiki kesalahannya di masa depan kala itu, ketika dia tidak pernah memikirkan kuda-kuda milik tuannya. Dan hanya mempercayakannya pada pengurus kandang kuda tersebut.

Maka dari itu, Azerel sendiri lah yang turun tangan. Agar kejadian yang menyakitkan tidak akan terjadi lagi.

"Ku pikir kau membantu kakakmu itu kerja di ruangannya, untuk belajar ilmu sihir lebih banyak lagi. Ternyata kau malah memilih bekerja di kandang kuda seperti ini," ucap Taran yang mendekati Azerel.

Azerel tidak peduli atas apapun yang dikatakan oleh Taran, lagian anak itu dari dulu juga seperti itu. Dia sengaja mendekatinya, agar Xaeran tidak memiliki orang-orang yang dekat dengannya.

Tidak akan Azerel ulangi lagi kesalahannya, hanya karena Xaeran tidak melarangnya untuk dekat dengan Taran.

"Lagian kuda-kuda ini milik tuan Xaeran, aku sengaja untuk mengurus kuda-kudanya. Apa itu salah tuan Taran?" Kata Azerel yang terkesan sangat sinis.

Taran sampai terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka. Bahwa anak yang berusia 13 tahun itu, tidak memperlihatkan rasa hormatnya pada si tuan rumah. Padahal Taran juga tuan muda yang mesti di hormati nya. Akan tetapi, dia tidak menunjukkan rasa hormatnya itu sama sekali.

Tapi, mau bagaimana lagi. Dia tidak perlu membuang-buang tenaganya untuk memarahi Azerel. Barangkali bocah seperti Azerel, masih belum mengerti banyak hal.

"Oh iya, Azerel. Aku ingin kau memanggil namaku. Jangan panggil dengan sebutan tuan ya," ucapnya lagi yang berlalu pergi.

Rasanya Azerel ingin sekali menghantam habis-habisan wajah menyebalkan itu. Taran memang benar-benar menguji kesabaran Azerel. Yang di lihat Taran hanyalah Azerel yang berusia 13 tahun, padahal dia sudah berusia 25 tahun.

Mengulang waktu memang mengubah banyak hal yang telah terjadi. Akan tetapi, tidak merubah sifat seseorang sama sekali. Apalagi dengan tujuan Taran yang di masa depan, akan membunuh Xaeran untuk merebut posisinya sebagai penerus.

"Azerel kau tidak usah lagi merawat kuda-kuda di sini, ayo kita berlatih berpedang lebih sering lagi," ucap Xaeran yang menghampiri Azerel, dan menarik tangannya.

"Tapi kuda-kuda ini akan lebih baik jika aku yang merawatnya, karena aku tahu apa yang harus dilakukan untuk merawat kuda."

Setelahnya Xaeran tertawa kecil, di matanya Azerel memang masih anak-anak. Bagaimana bisa seorang anak yang baru berusia 13 tahun, bersungguh-sungguh dalam merawat kuda. Bahkan sampai membersihkan kandang kuda yang kotor seperti itu.

Xaeran mana bisa terus-terusan membiarkannya, lagian bakat Azerel hanya ada di teknik berpedang.

"Kita mau kemana sekarang?"

"Hari ini sebenarnya aku tidak mau berlatih berpedang. Aku lelah terus-terusan berlatih, tapi fisikku masih selemah ini. Lihatlah aku tidak sekuat kau Azerel," kata Xaeran yang mengubah raut wajahnya sesedih mungkin.

Sementara itu, Zaerel yang tidak sengaja mendengarnya. Langsung mendekati kedua cowok itu, dan merangkulnya. "Jangan mengatakan hal-hal yang mengerikan tuan muda. Aku akan mematahkan kutukan itu, dan membuatmu sebagai orang yang paling kuat."

"Zaerel jangan terlalu memaksakan diri ya, saat kau mematahkan kutukan itu dengan perlahan-lahan. Kau juga kesakitan bukan? Aku tidak mau jika kau kenapa-kenapa," sahut Xaeran yang menggenggam tangan Zaerel.

Tangan Xaeran juga terasa dingin, wajahnya terlihat pucat sekali. Tapi senyumannya masih merekah dengan indah, kutukan yang membuatnya menjadi selemah ini. Tentunya akan sangat merugikan bagi kehidupan Xaeran.

Mengulang Waktu Demi Tuanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang