(~Happy Reading~)
===============================Lorong demi lorong mereka berdua lewati dengan cepat waktu sudah menunjukkan pukul 17:45 sebentar lagi mereka berdua sampai di pintu menuju lapangan belakang lapangan ini bisa dibilang cukup jarang diketahui orang sekolah dikatakan lapangan ini cukup angker meskipun begitu tak jarang murid murid suka pergi ke lapangan ini untuk uji nyali.
Setelah melewati banyak nya lorong sekolah mereka berdua sampai dipintu menuju lapangang belakang " Huft.. huft ...capekkk!! Banget aku, " Ucap eva yang langsung ambruk dilantai dan langsung menertawakan nafas nya karna ia berlari sangat kencang untuk mengejar leo " Ayo masuk, " Ujar leo eva yang mendengar itu langsung menatap teman nya itu dan langsung mengeluarkan kata kata mutiara nya sedang orang yang dimaki maki tidak mendengar kan kata kata itu seolah angin laun dapat dilihat pintu besi yang dikunci dengan kunci slot dan terdapat juga gembok yang mengunci nya.
" Sudah ngomel nya, " Ucap leo sambil menatap eva " Sudah, " Balas eva lalu bangun dari duduk nya dan menghampiri leo setelah sampai mereka berdua saling memandang " Bagaimana cara kita masuk?" Tanya eva mereka berdua pun berpikir sejenak.
Setelah berpikir selama 5 menit leo akhirnya nya tau bagaimana cara mereka berdua masuk kedalam " Va kamu punya kawat? " Tanya leo sambil melihat eva, eva yang mendengar itu pun membuka tas nya dan mencari kawat tersebut " Inih, buat apa emang? " Tanya eva dia bawa kawat untuk praktek tugas nya sedang kan leo untuk apa emang nya.
" Buat buka ini gembok, aku tau cara membuka gembok pake kawat, " Ucap leo lalu membentuk kawat tersebut seperti sebuah kunci eva yang melihat itu kaget " Kau pernah jadi maling, " Ucap alas eva " Gak juga lah aku pernah tau cara nya waktu diajari sama ayah ku, " Balas leo menjawab pertanyaan nyeleneh teman nya itu setelah itu eva hanya memperhatikan bagaimana teman nya itu.
Leo pun langsung mengutak atik gembok itu dengan kawat yang diberi eva dari pada gak ada kerjaan lebih baik ia menelpon rami untung saja rami sudah selesai melakukan kegiatan tambahan yang ayah nya beri kan selama menelpon dengan rami eva memberikan informasi mengenai ice rami yang mendengar itu sontak panik ia dengan cepat akan segera kesana.
Tepat setelah telepon ditutup gembok pun berhasil dibuka oleh leo " Berhasil, " Ucap nya sambil menyikat keringat di dahi nya " Ayo kita masuk! " Seru eva.
Setelah menutup kembali pintu itu pemandangan yang pertama merekan lihat adalah lapangan yang begitu luas terdapat pohon yang begitu besar dan juga rumput rumput yang sudah panjang setara dengan pagar yang berada di lapang. lapang ini walau luas minim pencahayaan hanya terdapat satu lampu saja ditambah juga disekitar lapangan ini ada aliran sungai yang lumayan deras aliran nya.
Mereka saling memandang lalu melihat kearah lapang lagi " Leo.. Apa ini lapang kok ngeri sih!! " Ucap eva sambil memegang kedua tangan nya " Jangan takut va kita harus cepat mencari ice, " Ucap leo eva yang mendengar itu mencoba menghilang rasa takut nya " Baiklah lah, " Ucap nya setelah itu mereka berdua menyalakan senter HP mereka untung saja eva membawa senter karna batre HP nya yang tidak terlalu banyak jangan tanya kenapa eva bisa membawa banyak hal.
Sudah hampir 20 menit mereka berdua mencari tapi mereka belum kunjung menemukan ice karna hari sudah terlalu larut leo pun memutuskan untuk ia dan eva berpencar " Va bagaimana kita berpencar kamu telpon rami dan apa batre HP mu masih cukup agar cepat kita cari ice, " Ucap leo sambil menghentikan langkah nya eva yang berada di depan pun membalikkan tubuh nya " Seperti nya masih cukup, baiklah kalau begitu hati hati leo" Balas nya lalu jalan kearah depan sedangkan leo pergi kearah belakang eva menggunakan HP nya untuk menelpon rami walau batre HP nya sudah 23℅ ia dengan cepat menelpon rami tidak lupa ia juga melihat sekitar mana tau ketemu sama ice kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin [ OG ]
RandomMenceritakan salah satu anak dari 7 bersaudara yang menyembunyikan setiap masalah yang ia punya hal tersebut ia lakukan agar keluarga nya tidak khawatir. lama kelamaan saudara nya mulai mencuriga saudara nya yaitu Ice entah mengapa mereka merasa ad...