Hari berikutnya di studio latihan, Haechan datang dengan harapan untuk mendapatkan sedikit dukungan atau setidaknya suasana yang lebih baik. Namun, begitu dia memasuki studio, suasana dingin yang sama dan ketegangan yang mengapung di udara langsung terasa. Anggota lain tampak lebih fokus pada percakapan mereka sendiri dan tidak memperhatikan Haechan.
Latihan dimulai dengan suasana tegang. Haechan berusaha keras untuk mengikuti ritme, tetapi setiap kesalahan kecilnya menjadi bahan kritik tajam dari anggota lain. Dia merasa semakin kesulitan untuk fokus dan berlatih dengan baik.
Doyoung dengan nada sinis "Lihat bagaimana Haechan terus-menerus membuat kesalahan. Ini sudah menjadi rutinitas."
Haechan berusaha untuk tetap tenang "Aku minta maaf. Aku akan memperbaikinya."
Namun, Haechan merasa semakin frustasi. Setiap kali dia melakukan kesalahan, anggota lain semakin memperbesar masalah tersebut, dan situasi mulai memburuk. Ketegangan mencapai puncaknya ketika Taeyong tiba-tiba berhenti latihan dan menatap Haechan dengan tatapan penuh kemarahan.
Taeyong dengan nada keras "Ini sudah cukup! Kami semua berusaha keras, dan kau malah membuat semuanya lebih sulit. Kami tidak bisa terus berlatih seperti ini."
Haechan dengan nada putus asa "Aku benar-benar berusaha. Tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."
Taeyong tidak menjawab, tetapi ekspresi kemarahannya semakin jelas. Anggota lain tampak setuju dengan sikap Taeyong dan mulai menunjukkan dukungan mereka dengan anggukan dan tatapan setuju.
Mark berbicara kepada anggota lain "Mungkin ini saatnya kita harus berbicara dengan manajemen tentang situasi ini."
Jeno menambahkan "Kita tidak bisa terus membiarkan ini terjadi. Ini mengganggu seluruh grup."
Haechan merasa hatinya hancur. Dia merasa ditinggalkan dan tidak diterima. Perasaan cemas dan putus asa semakin mendalam, dan dia merasa seperti terjebak dalam situasi yang semakin memburuk. Saat istirahat, dia mencoba untuk berbicara dengan beberapa anggota lain, berharap untuk mendapatkan sedikit pemahaman atau dukungan.
Haechan "Bisakah kita berbicara tentang masalah ini? Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan."
Namun, anggota lain tampak menghindari percakapan tersebut dan tidak memberikan perhatian pada permintaan Haechan. Mereka terus berbicara di antara mereka sendiri dan menghindari kontak langsung dengan Haechan.
Jungwoo menyeringai "Mungkin ada baiknya jika kau mulai mencari solusi sendiri."
Renjun "Kita semua merasa sangat tertekan karena situasi ini. Kita harus fokus pada yang penting."
Haechan merasa semakin terasing. Ketika latihan berlanjut, dia merasa semakin sulit untuk menjaga semangatnya dan berlatih dengan baik. Setiap kesalahan kecilnya menjadi bahan ejekan, dan rasa sakit emosional yang dia rasakan semakin mendalam.
Ketika latihan akhirnya berakhir, Haechan merasa lelah dan putus asa. Dia mengumpulkan barang-barangnya dengan cepat, berusaha untuk menghindari kontak mata dengan anggota lain. Dia merasa bahwa situasinya semakin memburuk dan tidak tahu harus berbuat apa.
Haechan dalam hati, saat berjalan pulang "Apa lagi yang bisa aku lakukan? Aku merasa seperti kehilangan semuanya."
Haechan pulang ke rumah dengan perasaan hancur. Dia merasa semakin tertekan dan putus asa, tidak tahu bagaimana cara mengatasi situasi yang semakin buruk. Perasaan kesepian dan ketidakpastian menyelimuti dirinya saat dia duduk sendirian di kamar tidurnya, berharap bahwa ada jalan keluar dari semua masalah ini dan bahwa dia bisa menemukan cara untuk diterima dan dihargai oleh anggota NCT.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN (Lee Haechan)
Fanficmenceritakan menyesalkan member nct terhadap haechan