Bab 12: Kesepian di Tengah Keramaian

497 27 0
                                    

Haechan terus menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah diagnosis kanker stadium 3. Meski telah diberitahu tentang jadwal kemoterapi dan terapi lain yang akan dijalani, Haechan memutuskan untuk tidak mengungkapkan kondisinya kepada siapa pun. Dia merasa terlalu tertekan dan tidak ingin membuat anggota NCT merasa kasihan atau terbebani.

Setiap hari, Haechan menjalani sesi kemoterapi yang melelahkan. Dia merasa sangat lemah, mual, dan sakit, tetapi dia berusaha untuk tetap kuat dan tidak mengungkapkan betapa parahnya kondisinya. Saat dokter dan perawat datang untuk memberikan perawatan, Haechan sering kali hanya tersenyum lemah dan berusaha menjaga semangat.

Dokter "Haechan, bagaimana rasanya hari ini? Apakah ada efek samping yang membuatmu tidak nyaman?"

Haechan dengan suara lemah "Aku merasa sedikit mual, tapi itu normal. Aku bisa menghadapinya."

Di luar kamar rumah sakit, anggota NCT terlihat sibuk dengan jadwal mereka. Mereka datang sesekali, tetapi kunjungan mereka singkat dan tidak menunjukkan perhatian yang mendalam terhadap kondisi Haechan. Kebanyakan dari mereka tampak lebih fokus pada latihan dan aktivitas grup.

Taeyong ketika bertemu dengan anggota NCT "Kita harus fokus pada latihan. Haechan tahu bahwa kami peduli, tapi dia juga harus belajar mandiri."

Jungwoo "Ya, kita semua sibuk dan tidak bisa selalu berada di sana. Dia seharusnya mengerti."

Mark mengangguk "Kita harus tetap profesional. Dia akan baik-baik saja."

Sementara itu, Haechan merasa semakin terisolasi. Dia hanya bisa menunggu dan berharap bahwa kondisi kesehatannya membaik tanpa mendapatkan dukungan yang dia butuhkan dari anggota grupnya. Ketika mereka datang mengunjungi, mereka sering kali tidak memperhatikan betapa buruknya kondisinya. Mereka cenderung berbicara tentang aktivitas grup atau hal-hal yang tidak relevan dengan perasaannya.

Haechan ketika Mark datang "Bagaimana latihan berjalan?"

Mark "Semua baik. Kami berlatih keras. Kami juga merindukanmu di studio."

Haechan merasa kecewa dan terluka oleh kurangnya perhatian yang diberikan anggota NCT. Mereka tampaknya tidak memahami betapa seriusnya kondisinya atau dampaknya terhadap kesehatannya. Setiap kali mereka pergi, Haechan merasa semakin kesepian.

Di tengah malam, Haechan terjaga dari rasa sakit dan mual yang intens. Dia merasa cemas dan takut tentang masa depannya, tetapi dia tidak ingin mengganggu siapa pun dengan masalahnya. Dia merasa terjebak dalam kesendirian, tanpa ada tempat untuk melampiaskan rasa sakitnya.

Haechan berbicara pada dirinya sendiri "Aku harus kuat. Aku tidak ingin membuat mereka merasa bersalah atau membebani mereka."

Hari-hari berlalu dengan perlahan, dan Haechan terus menjalani perawatan dengan tekad untuk tidak mengungkapkan kondisinya. Meskipun tubuhnya semakin lemah dan perasaannya semakin tertekan, dia terus mencoba untuk berfungsi seperti biasa di hadapan anggota NCT, yang sering kali datang dan pergi tanpa memberi perhatian lebih.

Ketika anggota NCT tidak memperhatikan perubahan mendalam dalam kesehatannya, Haechan merasa semakin terasing. Meskipun mereka mengunjunginya, mereka tidak menyadari betapa seriusnya keadaannya, dan Haechan merasa bahwa dukungan mereka tidak mencerminkan keseriusan kondisinya.

Haechan berdoa agar ada perubahan dalam cara anggota NCT memperlakukannya dan berharap agar mereka lebih memahami beban emosional dan fisik yang dia tanggung. Dia terus berjuang melalui perawatannya dengan harapan bahwa suatu hari nanti mereka akan menyadari betapa pentingnya dukungan mereka selama masa-masa sulit ini.

PENYESALAN (Lee Haechan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang