4. Bukan lagi Min Yoongi

58 17 4
                                    

Yoo Rin masih membeku di tempatnya, saat ia melihat foto profile seseorang yang baru saja menghubunginya itu. Tak pernah ada dalam ekspektasinya sama sekali, jika orang yang menghubunginya saat ini adalah seorang Suga dari BTS. 

Boro-boro berekspektasi, sekedar membayangkan saja ia tak pernah. Dan pun, Yoo Rin tak tahu jika Suga merupakan anak dari dua paruh baya yang sangat dekat dengannya, dan sudah ia anggap seperti orang tuanya sendiri. 

Lalu, pemilik gedung dari salah satu studio one room yang ia sewa adalah milik Suga? Ini kenyataan yang lebih gila baginya. 

Tak lama setelah balasan terakhir Yoo Rin di pesan itu, suara bell studionya berbunyi. Meski belum melihat siapa gerangan yang datang, Yoo Rin sudah bisa menebak, bahwa itu adalah Suga. 

Ya, pasti lelaki itu yang datang. 

Yoo Rin melirik ke sekeliling ruangan. Karena ini merupakan one room, tentu kamar dan dapurnya menyatu, tak ada sekat sama sekali bahkan dengan living room. Hanya toilet yang memiliki ruangan terpisah. Sehingga Suga pasti bisa melihat seisi ruangan itu dengan sangat jelas. 

“Ah, sial. Kemana aku menyembunyikan semuanya.” gerutu Yoo Rin bermonolog, sembari melihat ke arah poster-poster Suga yang ia tempel di dinding, juga beberapa album solo pria itu juga album bts yang berbaris rapi di rak bukunya. 

Ting tong…! 

Suara bell itu terus saja berbunyi. Menambah kepanikan Yoo Rin saja. Gadis itu buru-buru menarik lepas poster poster Suga yang tertempel di dinding dekat tempat tidurnya, “Ishh! Kenapa lemnya lengket sekali? Kalo di paksa pasti robek…” rasanya ingin mengumpat, tidak, tapi memang sudah mengumpat. Saking paniknya Yoo Rin saat ini. 

Ting tong…!

Lagi. Bell itu berbunyi lagi. Disambut dengan ponsel Yoo Rin yang juga berdering. Itu si ‘Tuan Min’ yang tak ingin di panggil ‘Paman Min’.

“Iya… sebentar!” pekik Yoo dari dalam. Ia masih sibuk melepas beberapa poster yang tertempel di dinding. 

Lalu setelah berakhir, ia juga mengambil album Suga, dan menyisakan album BTS as a grup saja yang ada di rak bukunya. Tak lupa beberapa PC Suga yang ada di meja kerjanya ia ambil dan letakkan di dalam laci. Oh, boneka shooky, foto Suga yang ia taruh di pigura, juga banyak lagi pernak-pernik yang berhubungan dengan Suga, ia sambar asal dengan tangannya, dan ia letakkan di atas ranjangnya, lalu ia tutup dengan selimut. 

Ponselnya masih berdering, jika menyembunyikan semuanya, waktu Yoo Rin tak akan cukup. Jadi, ia menyisakan foto Jungkook yang ada di pigura, juga poster BTS dan pernak-pernik BTS yang lainnya tetap pada tempatnya. Yang penting, hal-hal yang berbau Suga sudah aman. Pikirnya. 

Yoo Rin pun mengatur nafasnya, juga degup jantungnya yang terus bersahutan sejak tadi. Lalu merapikan rambutnya, dan melangkah menuju pintu. 

Cklick! 

Pintu terbuka. Aksi dimulai. 

“Hooaamm…” Yoo Rin menutup mulutnya dan berpura-pura menguap. “Oh, maaf, aku ketiduran.” ucapnya, kemudian menunduk sopan. 

Suga berdiri di tempatnya dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Ia hanya diam dan tak berbicara apapun. 

“Tuan mau masuk?” tanya Yoo Rin. Gadis ini, ia bersikap seolah tak pernah mengenal Suga. Padahal kemarin mereka saling menyapa. 

“Kau pikir kenapa aku kesini?” tanya Suga ketus. 

Yoo Rin mengumpat di dalam hati. Namun ia masih mengatur mimik wajahnya agar terlihat biasa saja, bahkan dengan senyum tipisnya. 

My Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang