Pagi menjelang sore, Theo kembali merasa cemas. Setelah menghadapi dan Gluto, dia tahu bahwa dia harus siap untuk pertempuran berikutnya. Seiring dengan berjalannya waktu, udara di desanya terasa semakin berat, seolah-olah sesuatu yang menakutkan sedang mendekat. Theo merasakan getaran di dalam dirinya, tanda bahwa pertarungan berikutnya akan segera dimulai.
Hari itu, Theo memutuskan untuk berjalan menuju area terbuka di luar desa, sebuah lapangan luas yang sering dia kunjungi untuk menenangkan pikirannya. Namun, saat dia tiba, dia menemukan bahwa tempat itu sudah dipenuhi oleh benda-benda mewah yang berkilauan. Emas, permata, dan barang-barang berharga lainnya tersebar di seluruh lapangan, seolah-olah seluruh harta karun dunia telah berkumpul di sini.
Di tengah-tengah kerumunan barang berharga tersebut berdiri Greed, atau Keserakahan, dengan senyum penuh kemenangan. Pria itu mengenakan jas mewah yang berkilauan, dengan ekspresi wajah yang menunjukkan kepuasan dan kebanggaan.
Theo melangkah maju, menatap Greed dengan hati-hati. "Greed," katanya dengan nada penuh kewaspadaan. "Aku sudah tahu kau akan datang. Apa yang kau rencanakan kali ini?"
Greed tersenyum lebar. "Ah, Theo. Kau memang sangat pintar. Aku ingin menunjukkan kepadamu betapa menyenangkannya hidup dalam keserakahan. Kau telah menolak banyak godaan sebelumnya, tapi bagaimana jika aku memberi kau kesempatan untuk memiliki segalanya yang kau inginkan?"
Theo memandang harta-harta yang tersebar di sekelilingnya. "Aku tidak tertarik pada semua ini. Aku tahu bahwa keserakahan hanya akan membawa kehancuran."
Greed mendekat, langkahnya penuh keyakinan. "Benarkah? Bagaimana kalau aku memberimu kesempatan untuk memiliki lebih dari apa yang bisa kau bayangkan? Apa kau akan mampu menolak tawaran ini jika kau merasakannya sendiri? Aku akan memberimu pilihan—memiliki semua harta ini atau menolak dan meninggalkannya. Pilihannya ada padamu, tetapi ingatlah, keputusanmu akan menentukan segalanya."
Dengan cepat, Greed mengangkat tangannya dan mengarahkan salah satu tumpukan harta ke arah Theo. Emas dan permata itu mulai bergerak dengan sendirinya, seolah-olah hidup, melayang-layang dan membentuk barisan yang siap menyerang. Theo merasa beban berat dari godaan keserakahan yang mendalam, dan dia tahu bahwa dia harus tetap fokus untuk melawan dorongan ini.
Theo berlari menghindari serangan harta yang melayang, menggunakan segala keterampilannya untuk menghindari dan mengatasi setiap benda yang mendekat. Dia merasa tertekan oleh rasa ingin tahu dan keinginan yang menggebu-gebu, tetapi dia berusaha keras untuk tetap tenang.
Greed terus mengejar Theo, matanya berkilauan dengan kesenangan saat melihat Theo berjuang. "Kau tidak dapat menghindari keserakahan ini, Theo. Bahkan jika kau tidak ingin memiliki semuanya, keinginan untuk memiliki sedikit saja akan tetap ada. Akhirnya, kau akan terjebak dalam lingkaran keinginan yang tak pernah berhenti."
Theo tahu bahwa dia harus bertindak cepat. Dia mulai memfokuskan pikirannya pada apa yang benar-benar penting dalam hidupnya—tujuan dan prinsipnya. Dengan tekad yang kuat, Theo memusatkan energinya dan melawan godaan keserakahan yang mengintimidasinya.Dengan keberanian yang baru ditemukan, Theo melawan tumpukan harta yang mengancamnya.
Dia menggunakan teknik pergerakan cepat dan strategi yang bijaksana untuk menghindari godaan dan melawan arus harta yang menyerangnya. Setiap kali dia hampir menyerah, dia mengingat alasan mengapa dia harus menolak keserakahan dan tetap setia pada nilai-nilainya.
Akhirnya, Theo berhasil mengatasi serangan harta dan menghampiri Greed, wajahnya penuh tekad dan kemarahan. "Aku tidak akan membiarkan keserakahan menguasai hidupku," katanya dengan tegas. "Aku tidak akan membiarkan diriku terjebak dalam lingkaran keinginan yang tak pernah berakhir."
Greed berhenti sejenak, menatap Theo dengan campuran rasa kagum dan frustrasi. "Kau memang memiliki ketahanan yang luar biasa, Theo. Tapi ingatlah, keserakahan akan selalu mengintai di dalam dirimu. Tidak peduli seberapa banyak yang kau miliki, akan ada saatnya ketika kau akan menginginkan lebih."
Dengan kata-kata terakhirnya, Greed berbalik dan menghilang ke dalam kerumunan harta yang berkilauan, meninggalkan Theo yang berdiri di lapangan, lelah namun penuh kepuasan. Theo merasa lega karena berhasil mengatasi godaan keserakahan yang sangat menggoda.
Saat matahari terbenam, Theo melangkah pulang dengan hati yang penuh kemenangan. Dia tahu bahwa pertempuran melawan dosa-dosa ini belum selesai, tetapi dia merasa semakin kuat dan yakin dengan setiap langkah yang dia ambil. Dengan semangat yang tak tergoyahkan, Theo bersiap menghadapi apa pun yang akan datang berikutnya.
----
vote and coment juseyoo:)
KAMU SEDANG MEMBACA
The seven deadly sins
FanficPemuda cantik yang menjalani hidupnya dengan tenang dan sederhana tiba-tiba dihadapkan dengan sebuah realitas yang tidak pernah dia bayangkan. Suatu malam, ketika bintang-bintang tampak lebih redup dari biasanya, tujuh sosok misterius muncul di hada...