6| Pertemuan Baru

2 0 0
                                    

Selama lima hari berturut-turut, Adrian Hart dan tim sepak bolanya menghadapi tantangan berat di ajang lomba provinsi di Jawa Barat. Setiap hari dipenuhi dengan pertandingan yang menguras stamina dan konsentrasi, tetapi Adrian tetap menjaga kondisinya agar tetap prima. Dengan latihan intensif dan diet yang ketat, dia memastikan bahwa tubuhnya selalu siap menghadapi tekanan.

Pertandingan pertama mereka adalah melawan SMK 2 Bandung. Sejak awal pertandingan, tim Adrian menunjukkan determinasi yang kuat. Meskipun menghadapi perlawanan yang sengit, mereka tidak menyerah. Pada menit ke-23, Adrian memecahkan kebuntuan dengan gol pertamanya, disusul oleh gol kedua dari rekan setimnya, membawa mereka unggul 2-0. Namun, SMK 2 Bandung berhasil memperkecil ketertinggalan melalui gol penalti di menit ke-60. Adrian, dengan tekadnya yang kuat, mencetak gol ketiga di menit ke-75, memastikan kemenangan timnya dengan skor akhir 3-1. Penampilan gemilangnya di lapangan membuatnya dinobatkan sebagai man of the match. Kemenangan ini membawa tim mereka melaju ke babak berikutnya dengan penuh kepercayaan diri.

Setelah kemenangan itu, Adrian dan timnya hanya memiliki sedikit waktu untuk beristirahat sebelum pertandingan berikutnya. Mereka langsung melanjutkan pertandingan kedua, kali ini melawan SMK 3 Garut. Di pertandingan ini, Adrian dicadangkan pada babak pertama. Tanpa kehadirannya, tim mereka mengalami kesulitan dan tertinggal 2-0 pada babak pertama. Seluruh tim merasa frustrasi, tetapi Adrian tetap tenang dan memanfaatkan waktu istirahat untuk memotivasi rekan-rekannya.

Saat babak kedua dimulai, Adrian dimasukkan ke lapangan dan permainan langsung berubah. Dengan energi baru dan tekad yang menggebu, Adrian mencetak dua gol dalam waktu singkat, menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Tidak berhenti di situ, dia terus mengendalikan permainan dan memberikan assist untuk gol kemenangan yang dicetak oleh rekan setimnya. Dengan skor akhir 3-2, tim Adrian berhasil membalikkan keadaan dan meraih kemenangan kedua mereka. Adrian menjadi top skor sementara dalam lomba dengan perolehan total empat gol dari dua pertandingan. Pelatih dan anggota tim sangat senang dengan kontribusi Adrian, memuji kepemimpinan dan kemampuan teknisnya. "Bagus sekali, Adrian. Kamu benar-benar mengangkat tim ini," kata pelatihnya sambil memberi tepuk tangan kepada Adrian yang tersenyum bangga.

Setelah pertandingan, tim kembali ke tempat penginapan yang disediakan oleh penyelenggara lomba. Adrian merasa lelah namun puas dengan hasil yang mereka capai. Mereka duduk bersama di ruang istirahat, merayakan kemenangan mereka dengan makan malam sederhana dan berbincang tentang strategi untuk pertandingan berikutnya. Adrian tetap fokus dan bertekad untuk terus memberikan performa terbaik.

Sementara itu, di sekolah, Larisa Moore menjalani hari-harinya tanpa kehadiran Adrian. Dia merasa lega dan bebas tanpa seseorang yang terus mengganggunya, tetapi ada rasa janggal karena tidak ada yang memperhatikannya seperti sebelumnya. Meskipun demikian, Larisa berusaha untuk tidak memikirkan hal tersebut dan fokus pada aktivitasnya sehari-hari.

Saat di kelas, Larisa berbincang dengan teman-temannya mengenai berbagai hal yang mereka suka. Di tengah percakapan tersebut, seorang pria tiba-tiba memasuki kelas dan bertanya tentang Larisa. Teman-teman kelas Larisa memanggilnya dan mengatakan bahwa ada seseorang yang mencarinya. Teman baik Larisa, Michel dan Glory, juga terlihat penasaran dan bertanya siapa orang tersebut. Larisa menjawab bahwa dia juga tidak tahu siapa orang itu, lalu pergi menemui pria tersebut di koridor depan sekolah.

Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Antony. Dengan wajah penuh harapan, Antony berkata kepada Larisa, "Larisa, aku datang untuk mengatakan bahwa aku mencintaimu. Aku tahu kita belum pernah berbicara sebelumnya, tetapi aku sangat berharap kau mau memberiku kesempatan."

Larisa terkejut dan merasa dilema. "Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya," katanya dengan ragu. "Bagaimana mungkin aku bisa menerima seseorang yang baru aku temui?"

Antony, dengan senyuman penuh harapan, mengeluarkan sebuah kotak kue mahal dari sakunya. "Aku berharap kau mau menerima ini sebagai tanda perasaanku. Mungkin kau bisa memakannya dan mempertimbangkan apa yang aku katakan."

Larisa merasa malu untuk menolak kue tersebut di hadapan Antony, jadi dia menerimanya dengan sopan. "Terima kasih," jawabnya singkat. Antony mengucapkan selamat tinggal dan mengatakan bahwa dia akan kembali.

Larisa kembali ke kelas dengan kue di tangannya, menceritakannya kepada teman-temannya, Michel dan Glory. Mereka terlihat sangat tertarik dengan cerita Larisa. Michel mengunyah kue tersebut dan berkata, "Kue ini memang enak. Tapi, Antony juga tampaknya lumayan, ya?"

Glory ikut menambahkan, "Iya, mungkin Antony memang punya niat baik. Tapi, mungkin juga dia cuma mencoba peruntungannya."

Larisa hanya bisa tersenyum dan berusaha untuk tidak terlalu memikirkan perasaan Antony. Dalam hati, dia merasa bingung dengan situasi ini dan terus memikirkan bagaimana harus menghadapi perasaannya yang baru muncul.

I GOT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang