Chapter [10] 🥀 Selesai...

17 7 0
                                    

Jongdae mengerutkan keningnya ketika melihat mawar hitam yang biasanya ada di kamar Kyungsoo kini berada di lantai gudang, dengan penasaran dia meletakkan pel tersebut dan memungut mawar hitam itu.

Dia memperhatikannya dengan saksama, mencium aroma bunga itu dan merasakan tekstur kelopaknya yang lembut.

Երկնային բաղաձայններ ....

??

Ինչը կլինի ճակատագիր ....

Մեր սերը ....

???????????

Դարձնելով այն տարածությունը, որը... ականատես այս պահին ....

Terkejut. Jongdae melemparkan bunga tersebut ketika dia seperti mendengar sesuatu berbisik, sesuatu dalam bahasa tertentu yang tak dia mengerti seperti sedang berbicara padanya, tapu masa sih itu berasal dari mawar hitam tersebut? ... T-tapi bagaimana itu mungkin?

Hari ini semuanya terasa seperti tidak nyata.

Lalu Kim Jongdae membersihkan telinganya, menganggap itu halusinasi adalah jawaban paling logis atas apa yang tadi dialaminya, tidak ada yang lain. Jadi dengan harapan seperti itu, Jongdae memungut mawar hitam itu lagi dan mendekatkannya kembali pada telinganya.

Dia pasti sudah gila.

Satu menit, lima menit, sepuluh menit, dan sampai saat ini. Tidak ada apa-apa, tidak ada yang terjadi, tidak ada apa pun yang terdengar atau pun yang Haruto tadi khawatirkan.

Jongdae mengembuskan napas lega dan tersenyum — merasa konyol pada dirinya sendiri — bruakk!!

Itu terjadi dengan tiba-tiba, ketika sebuah kardus yang tersusun rapi di rank di depan matanya tiba-tiba terjatuh tanpa ada sesuatu yang bisa menyebabkannya jatuh, tidak ada angin, tidak ada tikus atau pun kecoa yang melintas, pun tidak juga dengan barang tersebut yang diletakkan terlalu pinggir, hal itu membuat Jongdae amat terkejut hingga kepalanya terantuk meja di belakangnya.

"Awww!" Remaja itu mengaduh kesakitan sambil mengusap-usap dahinya yang agak memar, setelah rasa keterkejutannya sedikit reda, dia lantas merangkak mendekati kardus tersebut untuk memeriksanya.

Rasanya begitu ringan ketika Jongdae mengangkatnya. “Pantas jatuh?”

Sebenarnya dia tidak berniat untuk memeriksanya lebih lanjut lagipula masih ada banyak hal yang harus dia lakukan sambil menunggu Jongdae bangun, tapi entah bagaimana jari-jarinya seperti bergerak sendiri, dan dengan cepat membuka kardus tersebut.

Isinya hanyalah — adalah setangkai mawar hitam yang biasanya Jongdae lihat berada di kamar Kyungsoo. Kenapa sekarang itu ada di sini?

“Apa ini dibuang?”

Mentang-mentang tinggal sendiri semuanya jadi berantakan, seharusnya kalau mau buang bunga di tempat sampah dong, kalau di gudang nantinya cuma bakalan membusuk dan mengundang penyakit —

“Eh...?”

Itu sampai Jongdae menemukan sesuatu, sebuah kertas yang dilipat sangat kecil dan diselipkan didalam kardus di samping nawar hitam tersebut.

Dia mengambilnya, membukanya karena penasaran apa isinya, kertas itu sudah terlihat lapuk dengan bau yang kurang sedap, seperti sudah bertahun-tahun disimpan di sana.

Tapi meski pun dia tahu bahwa mungkin saja kertas itu menyimpan ribuan kuman, tapi mata Jongdae justru tak mau lepas darinya, dari tulisan tangan yang tertulis rapi di dalamnya.

Sebuah catatan yang terkesan tak penting yang ditulis dengan huruf miring, dengan tinta biru yang sudah mulai memudar warnanya akibat dilipat kecil-kecil, di sana tertulis sesuatu yang seharusnya tak Jongdae ketahui:

LOVE POSE | dks × kjd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang