Chapter [11] 🥀 Ciuman Panjang

34 7 0
                                    

Do Kyungsoo kembali pulang ke rumahnya pada pukul lima sore setelah seharian penuh tak mendapatkan hasil apa pun atas keberadaan Jongdae.

Wajahnya terlihat lesu, bajunya kusut bukan main dengan kantung mata menghitam serta rambut acak-acakan, seperti sama sekali tak ada gairah hidup, apakah kali ini pada akhirnya Jongdae juga akan meninggalkannya seorang diri seperti orang tuanya dulu?

Meski Kyungsoo tahu apa yang dia lakukan tak benar, tapi dia benar-benar ingin minta maaf jika bagaimana caranya telah mencintai laki-laki itu sangat salah dan malah berakhir memberi luka.

Iya, Do Kyungsoo ingin meminta maaf meski pun dia baru terpikir demikian setelah ketahuan, tapi meski pun berujung dibenci seumur hidup, dia tetap ingin meminta maaf karena itu akan membuat perasaannya lebih lega, dan apabila kesempatan emas seperti kesempatan kedua atau hal-hal baik lainnya masih diberikan kepadanya, kali ini dia ingin mencintai Jongdae dengan cara yang benar.

Iya, Do Kyungsoo ingin meminta maaf meski pun dia baru terpikir demikian setelah ketahuan, tapi meski pun berujung dibenci seumur hidup, dia tetap ingin meminta maaf karena itu akan membuat perasaannya lebih lega, dan apabila kesempatan emas seper...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hah? Ehh??”

Awalnya Kyungsoo kira dia salah masuk rumah orang, tapi benar kok ini rumahnya.

Tapi yang menjadi aneh adalah dihalaman rumahnya yang semula kosong, kini dipenuhi dengan banyak jenis bunga mawar berbagai warna termasuk warna hitam.

Kyungsoo memetik satu tangkai mawar merah yang paling menarik perhatiannya.

Tapi kepala Kim Jongdae tiba-tiba menyembul dari deretan pot-pot mawar itu, dengan topi bucket warna krem dan sarung tangan beserta sepatu boots hijau tua yang kotor penuh tanah liat, dikedua tangannya menggenggam sebuah cangkul dan sekop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi kepala Kim Jongdae tiba-tiba menyembul dari deretan pot-pot mawar itu, dengan topi bucket warna krem dan sarung tangan beserta sepatu boots hijau tua yang kotor penuh tanah liat, dikedua tangannya menggenggam sebuah cangkul dan sekop.

Meski sore itu wajah Jongdae cemong-cemong oleh tanah, tapi Kyungsoo tak peduli, dia hanya lari dan segera memeluk Jongdae erat saat itu juga.

Jongdae bertanya bingung, “Eh, kenapa ini peluk-peluk tiba-tiba?”

Dia bingung, tapi akhirnya membiarkan Kyungsoo begitu saja.

“Soo, kamu dari mana aja?” Jongdae balik memeluk Kyungsoo.

“Aku pikir kamu ninggalin aku” ucap Kyungsoo ragu-ragu.

“Kenapa aku ninggalin kamu?”

“Soalnya kamu udah tahu kalau aku berengsek.”

LOVE POSE | dks × kjd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang