Waktunya Paduan Suara

6 4 3
                                    

"Paduan Suara habis ini ya, tolong langsung  kelapangan depan aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Paduan Suara habis ini ya, tolong langsung kelapangan depan aja." Berlinda memberikan aba aba dan instruksi, segeralah beberapa anggota paduan suara bersiap siap.

"Guys, ini untuk yang terakhir kalinya kita menemani kalian untuk perform ya. Kita sudah kelas 12 dan sehabis ini semua kegiatan akan kita kasih kekalian kelas 11. Aku mohon semuanya all out buat DES kali ini. Semangat semua!" Ucap Prily, ketua dari paduan suara. Semua anggota entah itu kelas 12 dan kelas 11 sontak mengangguk paham. Ini yang terakhir kalinya bagi Cendana, semoga berjalan lancar.

Suara MC sangat keras dilapangan depan, Cendana dengan hati yang sangat berdebar mulai mengikuti teman temannya untuk berkumpul di backstage.

"Beri tepuk tangan sekali lagi untuk Tari Saman! Nah setelah tari Saman ada lagi nih ekstrakurikuler yang tentunya populer banget di SMAN 1 Surakartan. Apalagi kalau bukan Paduan Suara! Karena udah penasaran banget, mari kita panggil, Vistuor Choir!!"

Suara MC membuat mereka tersadar dari lamunan, kaki melangkah dengan anggun menuju lapangan depan. Penonton yang cukup banyak dan hiruk pikuk tepuk tangan yang semakin ramai saja. Mereka berbaris menyiapkan posisi serta menyiapkan mental yang telah mereka bangun semalaman.

Alunan nada indah yang dimainkan oleh ekstrakulikuler band, serta nyanyian merdu yang dikumandangkan oleh Paduan Suara.

Never Enough - Lagu yang mereka nyanyikan. Begitu kontras antara suara sopran, alto, bass dan tenor. Cendana tidak pernah ragu untuk mengeluarkan suaranya, mereka tampil begitu indah, bahkan ada beberapa dari penonton yang takjub sampai ada yang meneteskan air mata.

 Cendana tidak pernah ragu untuk mengeluarkan suaranya, mereka tampil begitu indah, bahkan ada beberapa dari penonton yang takjub sampai ada yang meneteskan air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ilustrasi vidio penampilan ada di media)

Mereka terhanyut didalam nada nada indah yang mereka buat sendiri. Suara yang mengguncangkan jiwa serta ikut meneteskan air mata. Angin berhembus menghampiri mereka, rambut yang awalnya rapi dan tertata menjadi berantakan separuhnya.

Mereka tersenyum sambil terus bernyanyi, alam sepertinya sangat menyukai nada nada yang mereka hanyutkan. Cendana merasa indah, berterimakasih kepada semesta karena telah merindukan lantunan indah miliknya.

SandalWood (Selesai) on revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang