"Haduh, akhirnya selesai juga." Hanna merenggangkan tubuhnya yang sudah kaku karena terlalu lama duduk. Sungguh sial minggu minggu ini. Otaknya mengepul panas, dengan badan yang cepat lelah.
"Din, tadi nomor 20 kamu jawabannya apa?" Cendana bertanya sambil membuka buku catatannya untuk mengoreksi jawaban yang menurutnya tidak benar.
"Kayaknya aku jawab opsi c. Tapi aku juga gak yakin." Diana menjawab sambil melihat Cendana yang masih fokus membaca materi yang ada ditangannya.
"Aduh, udah udah. Dari pada mikirin soal yang tadi, mending kita sekarang jalan jalan." Sontak Diana dan Cendana mengangkat kepalanya sambil memasang raut wajah bertanya tanya.
"Jalan kemana?" Diana bertanya sambil terus menatap Hanna.
"Butik."
"Hah?"
"Jangan bilang kalian lupa kalo sebentar lagi kita mau prom?" Hanna menatap jengah mereka berdua yang juga terkejut. Bagaimana mereka tidak lupa jika akhir akhir ini dibantai ujian akhir semester?
"Nah karena udah pada tau, mending sekarang kita kebutik. Lets go!" Hanna berjalan duluan kedepan dengan diikuti oleh Diana dan Cendana. Mereka akan menaiki mobil milik Hanna dan meninggalkan motor Diana disekolah. Katanya sih mau diambil oleh orang suruhan Diana.
"Kita gak akan mati kan Han?" Diana bertanya saat sudah menduduki kursi penumpang dimobil Hanna. Bukan tanpa alasan, dia tau bahwa Hanna belum memiliki kartu sim.
"Kamu ngeraguin kemampuanku ya?" Hal itu sontak diangguki setuju oleh Diana dan Cendana. Hanna hanya membalas dengan dengusan malas dan langsung menancap gas menuju butik langganannya.
***
"Ini serius gak terlalu simple?" Hanna menelisik dress putih tulang yang begitu ramping dan cantik saat dipakai oleh Cendana. Tapi dress itu tergolong simple dan bahkan tidak ada pernah perniknya sama sekali!
"Aku gak terlalu suka yang rame, kayak mau nikahan." Jawaban Cendana tentunya diberi kekehan kecil oleh Diana. Memang benar, apalagi jika memilih warna putih dengan desain yang begitu ramai dan diselimuti beragam pernak pernik.
"Iya tapi kan-"
"Udah deh, mending kamu cari gaun buat kamu sendiri. Mana sini aku bantu cari." Diana menengahi Hanna yang sepertinya ingin berkomentar lagi. Gadis itu memang sangat keras kepala, berbeda dengan Cendana dan Diana yang memang tabiatnya sudah kalem sedari dulu. Pertemanan yang sangat jomplang.
Diana dan Hanna berkeliling mencari gaun yang cocok dengan Hanna, sedangkan Diana sendiri sudah memilih gaun sedari tadi. Gaun biru laut cantik dengan pundak yang terbuka lebar tanpa penyangga. Itu sangat cantik jika dipakai Diana.
Saat Diana dan Hanna sedang mencari cari gaun yang cocok, Cendana menunggu dikursi panjang tengah ruangan burik tersebut. Sambil mengabari seseorang yang akhir akhir begitu dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SandalWood (Selesai) on revision
Romantik"Cendana, kamu begitu indah. Namun aku sadar bahwa aku tidak pantas untuk terus bersamamu." Braga, laki laki yang begitu lembut dan memiliki unggah unguh yang begitu sopan. Banyak hal yang membuat beberapa perempuan sangat menyukai kepribadiannya...