Sebuah toserba kecil di malam hari. Jimin, seorang mahasiswa berusia 22 tahun dengan penampilan lembut dan pemalu, sedang bekerja paruh waktu di kasir. Seorang wanita tua memasuki toko dan mendekati Jimin.
**Wanita Tua**: (dengan suara lembut dan ramah) Kau bekerja malam-malam begini, nak? Hati-hati di jalan ya. Banyak orang jahat di luar sana. (menyentuh lengan Jimin dengan lembut) Oh, kau cantik sekali. Siapa namamu?
**Jimin**: (tersenyum lembut) Terima kasih, nyonya. Namaku Jimin. (suaranya sedikit gugup) Dan terima kasih atas peringatan Anda. Saya akan berhati-hati.
**Wanita Tua**: (kaget) Laki-laki? Oh maafkan saya, nak. Saya pikir kau wanita. Tapi kau tetap cantik, bahkan untuk seorang lelaki. (tertawa kecil)
**Jimin**: (tertawa kecil juga, sedikit malu) Terima kasih, nyonya. Nama Anda siapa?
**Wanita Tua**: Panggil aku Nenek Mei. Ingat ya, Jimin, selalu berhati-hatilah. Banyak korban penculikan dan penguntitan belakangan ini. Jangan terlalu percaya pada orang asing.
**Jimin**: (wajahnya menjadi serius) Terima kasih atas peringatan Anda, Nenek. Saya akan lebih berhati-hati.
Nenek Mei mengangguk dan meninggalkan toko, sementara Jimin terus memandangi pintu keluar dengan perasaan tidak menentu.
Beberapa hari kemudian, Jimin berjalan pulang dari toserba di malam hari. Jalan-jalan sepi dan gelap, menambah perasaan tidak nyaman Jimin.
**Jimin**: (berbisik pada dirinya sendiri) Aku merasa ada yang mengikutiku. (melihat ke atas dan melihat bayangan di kejauhan) Hei! Ada orang di sana?
(Tidak ada jawaban, hanya suara langkah kaki yang terus mengikuti Jimin)
**Jimin**: (dengan suara yang lebih tinggi) Hei, tunjukkan dirimu! Aku tahu kau ada di sana!
(Masih tidak ada jawaban, Jimin mulai panik)
**Jimin**: (berteriak) Hei, berhenti mengikutiku! Biarkan aku sendirian!
(Suara langkah kaki berhenti sejenak, kemudian mulai kembali, lebih cepat dan lebih dekat)
**Jimin**: (panik dan mulai berlari) Tolong... seseorang tolong aku...
(Suara langkah kaki juga mulai berlari, mengejar Jimin. Tiba-tiba, seseorang muncul dari kegelapan dan menangkap Jimin dari belakang, menutup mulutnya dengan tangan dan membuat Jimin pingsan)
Jimin sadar dalam ruangan yang gelap dan kumuh. Tangannya terikat di belakang punggungnya dan kakinya juga terikat. Cahaya redup menunjukkan bahwa ia berada di gudang yang kotor dengan tumpukan kotak dan barang-barang usang. Yoongi, seorang pria dengan mata dingin dan intens, berdiri di depan Jimin.
**Yoongi**: (dengan senyuman jahat) Akhirnya, aku bisa mendapatkanmu sendiri, Jimin. (mendekat dan menyentuh wajah Jimin dengan lembut) Kau begitu cantik. Aku telah mengawasimu selama berminggu-minggu.
**Jimin**: (berontak dan mencoba berteriak, tetapi suaranya hanya terdengar samar karena mulutnya masih tertutup oleh kain) Mmmmmph!
**Yoongi**: (tertawa dingin) Tidak ada gunanya berteriak. Tidak ada yang bisa mendengarmu di sini. (mengambil pisau dan mulai memotong pakaian Jimin) Kau tahu, aku selalu penasaran bagaimana rasanya memiliki seseorang yang sama cantiknya denganmu.
**Jimin**: (matanya melebar ketakutan, mencoba melawan dengan menggerakkan tubuhnya) Mmmmm!
**Yoongi**: (terus berbicara sambil mengikat Jimin ke kursi) Kau tahu, aku selalu memperhatikanmu saat kau bekerja di toserba itu. Kau tampak begitu rapuh dan tak berdaya. Aku tahu kau takut sendirian di malam hari. (mendekatkan wajahnya ke telinga Jimin) Dan sekarang kau milikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshot(Yoonmin)
AcakIntinya ini BL(boyslove) *yoonmin" klo gk suka skip aja 🫵🫤🫠 Ini adalah cerita gabutku🙂 jadi maaf ya kalo gk ngerti 🙂🙏