Hai Kar👋Apa kabar?
Jadilah readers yang tau caranya menghargai karya penulis
Vote and Komen disetiap paragraf !
Semoga kalian suka sama cerita ini
Tiktok:devil.of.bullying
Happy Reading
***
Seseorang berjaket hitam dengan logo naga dililit ular yang melekat di dada kirinya terlihat sedang berkendara dengan tenang sambil menikmati dinginnya udara malam. Orang tersebut berhenti di pelataran taman lalu memarkirkan motornya di depan gerobak martabak manis.
Ia mulai turun dari kendaraannya. Sedikit mendekat pada penjual untuk memberitahukan pesanannya. Sebenarnya, martabak itu bukan untuk dirinya sendiri. Melainkan untuk sang mama yang sempat menitip pesan padanya.
"Martabak manisnya dua pak," ujarnya.
"Mau yang rasa apa mas?" tanya penjual martabak manis.
"Rasa coklat aja pak," jawab orang tersebut sangat ramah.
"Baik, silahkan ditunggu pesananya."
Selagi menunggu pesanannya selesai dibuat oleh penjual, ia memilih duduk sedikit menjauh dari sana. Jika dipikir-pikir, sudah lama juga ia tak mengunjungi tempat ini. Mungkin, karena selama ini ia disibukkan belajar hingga tidak memiliki waktu untuk berjalan-jalan.
"Ini mas pesanannya," ucap penjual sambil memberikan pesanan yang telah selesai dibuatnya.
"Berapa pak?"
"Lima puluh ribu mas," jawab penjual.
Orang berjaket naga dililit pedang tersebut menerima pesanannya lalu menyerahkan selembar uang berwarna merah.
"Ambil aja kembaliannya pak," ucapnya.Ia lalu memakai helm full facenya. Saat akan menghidupkan motor sportnya, suara jeritan seseorang membuatnya kembali melepas helm tersebut lalu mendekat ke arah sumber suara.
"Tolong! Copet!"
"Lepasin tas gue!" teriak seorang cewek yang sedang merebut tas miliknya.
Bugh!
Bugh!
Bugh!Seseorang berjaket tersebut berhasil melumpuhkan pencopet biadap itu lalu mengambil alih tas cewek yang telah dicopetnya.
Orang tersebut meyodorkan tas yang berhasil ia rampas dari pencopet, "Ini tasnya mba," ucapnya tanpa melihat korban. Ia sibuk memegangi perutnya yang terasa sakit karena tendangan pencopet tadi.
Cewek berambut blonde brown itu menerima tasnya, "Makasih ya mas udah nolongin saya," ucapnya berterima kasih.
Sedetik kemudian tatapan mereka berdua bertemu, "Lo."
Mereka mematung. Namun, setelahnya kembali tersadar lalu membuang pandangan. " Thanks udah bantuin gue."
"You're welcome."
Terjadi keheningan selama beberapa saat.
"Eee.. kalo gitu gue permisi dulu," ucap Grizzly memecah keheningan diantara mereka, ia buru-buru pamit untuk pulang."Tunggu!" cegah Shaka.
"Lo pulang sama siapa?" lanjutnya bertanya.
Grizzly merasa kikuk saat berinteraksi dengan Shaka. Pasalnya hubungan mereka tidak begitu baik.
"Sendiri." jawab Grizzly."Pulang bareng gue," ajak Shaka tak terima penolakan.
"Nggak usah, gue bisa naik taksi," tolak Grizzly.
"Nggak baik kalo cewek pulang malem sendirian. Apalagi dengan baju kurang bahan lo itu," sarkas Shaka. Lalu tanpa aba-aba ia menggandeng tangan Grizzly. Kali ini tak ada penolakan yang diterimanya.
Saat telah sampai di depan motor, Shaka melepas jaket kebesaranya lalu memakaikannya ke bahu Grizzly.
"Makasih."
***
Tenangnya suasana malam di bumi pasundan mengiringi perjalanan pulang mereka. Tak ada satupun dari keduanya yang berniat untuk memecah keheningan yang tercipta.
Satu diantara mereka berdua kembali teringat kejadian yang membuatnya harus merelakan sesuatu yang sangat ia jaga.
"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu."
Shaka meraih jari lentik Grizzly, "Mau ngomong apa, hm?" tanyanya.
Saat ini mereka berdua berada di sebuah roftop kafe yang menampilkan pemandangan kota di malam hari sebagai objeknya.
Dengan halus Grizzly melepas genggaman tangan Shaka.
"Kok dilepas, kenapa?" raut wajah Shaka berubah murung.Grizzly tak menjawab. Ia terlihat menetralisir nafasnya sebelum menyampaian maksud dan tujuannya mengajak sang kekasih untuk bertemu.
"Aku mau putus," kata-kata itu berhasil lolos dari mulutnya.
Deg
Detak jantung Shaka seakan berhenti. "Kamu ngomong apa sih," alibinya pura-pura tak paham maksud dari omongan Grizzly.
"Makan dulu gih makanannya, nanti kalo dingin nggak enak loh. Atau mau makan yang lain, biar aku pesenin," lanjut Shaka berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Nggak usah ngalihin pembicaraan deh Shak," sarkas Grizzly.
"Bercandanya nggak lucu sayang," goda Shaka.
"Aku lagi nggak bercanda!" sela Grizzly cepat.
"Udah malem, ngomongnya jangan ngelantur gitu dong," ucap Shaka sangat lembut.
Ia sebenarnya tau, apa yang keluar dari mulut Grizzly bukanlah sebuah candaan. Tapi Shaka akan berusaha untuk membuat Grizzly menarik kembali ucapannya. Ia belum siap jika harus kehilangan sosok yang dicintainya.
"Udahlah, nggak usah pura-pura nggak paham gitu," ucap Grizzly.
"Tapi kenapa?" tanya Shaka.
"Aku minta maaf kalo banyak salah sama kamu. Kita obrolin ini baik-baik ya," tuturnya meraih tangan Grizzly.
"Nggak perlu Shak, kita udah selesai!"
❤️TO BE CONTINUE❤️
Kalo kalian jadi Shaka apa yang bakal kalian lakuin?
Spam Nex disini
Jangan lupa share !
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Of Bullying
Teen Fiction"Berlian tetap berkilau walau dibawah tumpukan sampah"