"Kelompok sudah saya bagikan, kerjakan dengan teman 1 timnya ya" ucap dosen berkacamata yg usianya sekitar 45 tahun sebelum pergi meninggalkan kelasAku menengok ke belakang, melihat teman sekelompokku yg duduk jauh dari kursi tempat aku duduk sekarang
Dia hanya duduk sendiri, aku melihatnya sibuk memasukkan buku lalu berjalan turun ke arahku
Langkah kakinya membuat jantungku berdetak tidak karuan. Pria dengan tinggi 175 cm, berkulit putih cerah, mata berwarna keemasan, dan bahu yg lebar, wanita mana yg tidak suka ?
"Serena ?"
Suaranya sungguh berat, dia memanggil namaku. Spontan aku berdiri, menyambut uluran tangannya
Aku baru menyadari, telapak tanganku terlalu kecil untuk ia genggam
"Ya, aku Serena" aku tersenyum penuh harap, apa yg aku harapkan ?
"Aku Sean, semoga kita jadi Tim yg akur ya"
Demi dewa dewi yg ada di muka bumi, selain suaranya yg menggetarkan hatiku, ternyata senyumannya mampu meruntuhkan pertahananku untuk tidak menyukai pria manapun
"Ya, ya semoga"
"Ada tempat rekomendasi buat kita kerjain tugas ?"
Aku hanya menggeleng, otakku tiba-tiba kosong. Aku akan setuju kemana saja dia akan mengajakku
"Emmm dimana ya ? Aku juga gak pernah kemana-mana. Kalau ke Apartemenku aja mau ?"
"Heh ?" Aku tidak menyangka dia akan mengajakku ke apartemennya, ini sungguh gila
"Sorry. Aku gak ada niat jelek sedikitpun"
"Oh. Aku gak masalah" aku mengangguk berusaha meyakinkan diri kalau nanti akan baik-baik saja
"Baiklah. Let's go !" Seru Sean, ia mendahuluiku
Aku mengambil tabung gambar yg berada di atas meja dan tas gemblok, lalu mengikutinya
Langkah kakinya terlalu besar, sulit untukku berjalan bersisian dengannya. Aku terus tertinggal di belakang
Sean tunggu aku, ah rasanya ingin aku teriak seperti itu. Tapi sepertinya Sean enggan berbincang
"Silahkan" Sean membukakan pintu mobil untukku, dengan segera aku masuk dan melihat gerak gerik Sean, dia seperti melihat sekitar sebelum masuk ke dalam mobilnya sendiri
"Kenapa Sean ?" Tanyaku setelah ia duduk di kursi pengemudi
"Ah gpp" jawabnya sembari memakai seatbelt, "sudah siap ?"
Sean memperhatikan seatbelt yg sudah aku pasang, lalu ia melajukan mobilnya
Masih dengan pandangan was was Sean memperhatikan sekitar, dan aku tidak berani untuk bertanya lagi
Ting..
Terdengar suara lift berhenti di lantai 19, aku terus mengikuti Sean tanpa berbicara apapun
Tadi, aku sudah dibuat shok saat Sean memasuki kawasan apartemen mewah. Kini, aku kembali di buat terkejut dengan isi apartemennya
Hei, Sean Kim kaya raya ? Oh my god
Apartemenku mungkin hanya seluas kamar mandinya, mungkin ? Nanti akan aku coba lihatLagi-lagi aku hanya bisa shok. Furniturenya barang mewah, tapi kenapa tampilan Sean biasa saja ? Mobilnya pun bukan mobil mewah
"Kita ke ruang kerja aja ya, aku gak biasa rapihin rumah, jadi cuma di situ aja yg boleh berantakan" ajak Sean lalu terkekeh kecil

KAMU SEDANG MEMBACA
TWO SIDES SEAN KIM - SUNOO
Fanfictiondia terkadang memukulku hingga darah mengalir dari sudut bibirku yg tipis, setelahnya ia tidak ingat apa yg ia lakukan padaku