Ini bukan mimpi.."Sayang, aku buatin sarapan buat kamu" ucap Sean saat aku keluar dari kamar mandi
Napasku menggebu, Aku menghampiri Sean yg sedang berdiri sambil mengoles roti dengan selai strawberry, ia tersenyum manis seakan tidak ingat kejadian semalam
"Kamu mau apa ?" Tanya Sean terkejut aku memojokkannya ke meja pantry, roti dan pisau yg ia pegang terjatuh ke lantai
Aku memajukan wajahku dan Sean memundurkan kepalanya
"Kita belom pernah ciumankan Sean, kamu gak mau cium aku ?" Tantangku yg sebenernya aku takut dan teringat kejadian semalam
Mata Sean mengerjap berkali-kali, "kamu mau kita ciuman ? Sekarang ?"
"Hmm" aku mengangguk yakin, masih meneliti maniknya yg bergetar
Perlahan Sean memajukan wajahnya, bibirnya yg tebal menyentuh bibirku, lalu memundurkannya kembali
"Sudah"
Kini aku yg mengerjapkan mata, apa tadi ? Sebuah ciuman ?
Tubuhku masih mematung memikirkan tindakan Sean barusan, sedangkan Sean di bawah kakiku sedang membersihkan selai strawberry yg berceceran di lantai
"Aku sarapan di rumah aja, aku pulang dulu" pamitku pada Sean, "hari ini aku gak masuk kuliah" lanjutku sebelum lenyap di balik pintu apartemen Sean
Di jalan, di bus, aku terus memikirkan Sean. Ada sesuatu yg aneh pada dirinya
Sesampainya di rumah, aku melepaskan semua pakaian dan menaruhnya dikeranjang pakaian kotor
Kini aku hanya menggunakan hot pants dan bra
Ah, ini aku hanya ingin mengolesi luka lebamku dengan obat salep yg tadi aku beli di apotek
Seluruh tubuhku rasanya sakit, ini pertamakalinya aku mengalami kekerasan. Aku merebahkan tubuhku di kasur yg tidak seempuk kasur Sean
"Serena, lo bolos !" Teriak Evan Lee, ia menerobos masuk apartemenku, membuatku terbangun dari tidurku yg lelap
"Lo ganggu gue tau gak sih"
"Tumben bgt lo bolos, sakit ya ren ?"
Tangan besar Evan menyentuh dahiku, memastikan aku baik-baik saja
"Gue gak sakit" jawabku sembari menjauhkan tangannya dari kepalaku
"Gue bawa tteokbokki pedes nih, mau gak ?"
"Mauuu" aku menyibakkan selimut yg tadi menyelimutiku
Untungnya aku sudah memakai baju selesai memakai obat salep tadi, aku selalu mengantisipasi Evan Lee datang dadakan seperti ini karena dia pemegang kunci apartemenku juga, sama seperti aku tau password apartemen Sean
Ngomong-ngomong Sean, aku jadi ingin mencoba mendatanginya lagi malam hari, tapi nanti kalau tubuhku ini sudah membaik
"Paha lo kenapa ren ?" Tanya Evan melirik lebam yg ada di pahaku
"Ini, gue jatoh" entah harus berapa kali lagi aku membohongi Evan
"Jatoh dimana ? tapi udah di obatin kan ?"
"Udah Evan"
"Laen kali lebih hati-hati ren"
Ya begitulah Evan Lee, selalu cerewet dan perhatian padaku. Aku bersyukur memiliki teman dekat sebaik Evan
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO SIDES SEAN KIM - SUNOO
Fanficdia terkadang memukulku hingga darah mengalir dari sudut bibirku yg tipis, setelahnya ia tidak ingat apa yg ia lakukan padaku