Darah dingin pewaris

122 17 3
                                    

Suara ledakan yang menggetarkan malam di rumah keluarga Jung menandakan satu hal: perang telah dimulai. Jaehyun bergegas keluar dari kamar ayahnya, instingnya sebagai pewaris keluarga mafia mulai bangkit. Namun, ini adalah dunia yang sudah lama dia tinggalkan-dunia yang penuh kekerasan, pengkhianatan, dan darah. Sungchan, adiknya, sudah lebih dulu keluar rumah, tangannya mengepal, wajahnya tegang namun tetap dingin.

"Mereka sudah mulai menyerang kita. Markas kita di distrik utara," kata Sungchan dengan nada tegas ke para anggota mafia keluargnya.

"Ini yang aku maksud, Jaehyun. Kau pergi terlalu lama. Sekarang, kita harus menghadapi semua ini tanpa persiapan penuh." Ketus Sungchan menyindir jaehyun yang berdiri di belakangnya.

Jaehyun diam sejenak, menyerap situasi. Dia tahu bahwa masa lalunya kembali menghantui, dan sekarang dia tidak punya pilihan selain bertarung. Meninggalkan keluarganya dulu adalah pilihan yang dia buat demi kebebasan, tapi kini dia diseret kembali ke dalam dunia yang sama gelapnya.

"Siapa yang berani menyerang kita?" Jaehyun bertanya, mencoba memahami situasi dengan cepat.

"Klan Kim "jawab Sungchan tajam.

"Mereka sudah menunggu saat yang tepat, menunggu ayah semakin lemah. Sekarang mereka ingin merebut wilayah kita di utara dan menghapus nama Jung dari peta kota ini." Sambung Sungchan.

Klan Kim adalah musuh bebuyutan keluarga Jung, rival yang sama kuatnya, dipimpin oleh "Kim Mingyu" putra sulung keluarga Kim, seorang pria tanpa ampun yang telah menunggu momen seperti ini selama bertahun-tahun. Dengan kondisi Hyunki yang semakin melemah, mereka melihat celah untuk menyerang, berharap bisa menghancurkan dinasti Jung selamanya.

Jaehyun menatap Sungchan. "Kita harus bergerak cepat. Kalau kita biarkan ini, mereka akan ambil semua yang ayah bangun."

Sungchan mendengus. "Aku sudah memikirkan itu. Masalahnya, kau bukan lagi bagian dari ini. Aku yang menjalankan segalanya selama kau pergi." Ada kepedihan dalam suara Sungchan, bercampur kemarahan.

"Tapi sekarang kau di sini, dan aku ingin tahu, apa kau masih punya keberanian untuk melindungi keluarga ini." Sambung sinis Sungchan

Sebelum Jaehyun sempat menjawab, "Johnny", orang kepercayaan ayahnya, masuk dengan wajah panik.

"Tuan, kita harus bertindak sekarang. Orang-orang Kim sedang menuju ke wilayah lain, dan mereka punya informasi dalam." Pekik Johnny.

"Informasi dalam? Siapa yang mengkhianati kita?" Pekik Jaehyun.

Johnny menggeleng. "Belum jelas, tapi seseorang dari dalam dinasti Jung memberikan informasi pada mereka. Mereka punya mata-mata."

Situasi ini semakin memburuk. Pengkhianatan dari dalam adalah ancaman terbesar, dan jika informasi penting sampai ke tangan musuh, keluarga Jung akan runtuh lebih cepat dari yang dibayangkan.

" Johnny tarik mundur perlawanan, kita harus membuat rencana" tegas Sungchan.

" Kau jangan melakukan hal bodoh, biarkan semua bekerja sesuai tanggungjawabnya" pekik Jaehyun.

" Apa maksudmu?" Kesal Sungchan.

"Kau diam saja, kita harus bereskan ini secara diam-diam. Johnny, siapkan beberapa anggota yang terlatih yang sudah dipilih langsung oleh ayah" kata Jaehyun tanpa ragu.

Ini adalah ujian pertamanya sejak kembali, dan dia tak bisa mundur. Dia harus mengambil langkah besar sebagai pewaris keluarga, meski hatinya masih ragu-ragu tentang peran yang kini dibebankan padanya.

....

Di markas utama keluarga Kim, Mingyu tersenyum puas saat menerima kabar tentang serangan sukses mereka.

BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang