Taring Penguasa Baru

93 10 3
                                        

Jaehyun tersenyum tanpa sadar ke karyawan tersebut. Tentu saja senyum spesial ditujukan kepada pria yang ia harap melayani dia sejak awal yaitu "Taeyong". Taeyong lah yang mengantarkan pesanan kopi miliknya.

" Selamat menikmati tuan, jika ada kebutuhan tambahan, tuan bisa memanggil kami saja dengan menekan tombol bel kecil yang ada di bawah meja tuan, terima kasih" senyum hangat Taeyong dengan nada yang amat ramah.

Taeyong segera berbalik dan ingin meninggalkan tempat itu namun Jaehyun menahannya.

" Sebentar" ucap jaehyun dengan cepat sebelum Taeyong meninggalkan tempat itu.

" Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?" Taeyong kembali memandang ke arah jaehyun dengan senyum ramahnya.

" Apakah kamu menyukai segelas kopi Americano seperti ini?" Tanya jaehyun dengan wajah datar khasnya namun ada sedikit senyum di sana.

" Tentu saja tuan. Aku lebih menyukai kopi seperti itu dibanding kopi lainnya" senyum hangat Taeyong.

Kriiiingggg.....

Jaehyun sedikit menahan kekesalannya karena ponselnya tiba-tiba berdering di waktu yang tidak tepat. Jaehyun segera mengangkatnya tapi pandangannya masih kepada Taeyong yang berdiri di hadapannya...

" Ada apa?"

' maaf tuan saya Johnny menelepon melalui ponsel Ten, sekarang kami sudah menuju kesana menjemput tuan, ada karyawan yang tertembak di tempat produksi senjata' tegas Johnny.

" Oke" Jaehyun langsung menutup teleponnya tanpa basa-basi karena Taeyong sedang berada di hadapannya.

Taeyong masih berdiri dengan senyuman hangatnya kepada jaehyun. Jaehyun terlihat berdiri sambil memasang kancing jasnya lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

" Jika tidak keberatan, kita bisa minum kopi bersama lain waktu, ini kartu namaku, kamu bisa mengirimkan pesan kepadaku di situ, aku ada urusan penting yang harus aku urus. Sampai jumpa" senyum tipis jaehyun sambil memberikan kartu namanya kepada Taeyong.

Taeyong hanya bisa sedikit tertawa melihat ada seorang pria tampan seperti jaehyun yang memberikannya kartu nama. Sebelum-sebelumnya hanya perempuan yang selalu memberikan kartu nama kepadanya. Taeyong sedikit menggelengkan kepala keheranan sambil melihat jaehyun masuk ke dalam sebuah mobil hitam mewah. Taeyong melihat kepergian mobil yang jaehyun tumpangi lalu melihat kartu nama yang diberikan jaehyun.

" Jung Jaehyun, pelatih penembak"

Taeyong dibuat kagum bahwa yang dikenalnya barusan adalah seorang pelatih penembak.

" Dia membuka kursus menembak, syukurlah memiliki pekerjaan yang sama sepertiku. Memberikan kursus dance hahahah" gumam Taeyong dengan sedikit tertawa lalu kembali bekerja.

....

Di dalam mobil, jaehyun baru saja masuk langsung menanyakan situasi yang Johnny katakan padanya.

"Apa yang terjadi?"

"Di salah satu gudang persenjataan kita... salah satu karyawan bagian senjata tewas. Tampaknya ada pengkhianatan dalam transaksi penjualan senjata. Kami belum mengetahui pelakunya, tapi situasinya kacau. Senjata-senjata kita dicuri, dan yang lebih buruk, beberapa informasi sensitif mungkin bocor." Tegas Johnny yang sedang duduk di samping kanan jaehyun.

Mendengar itu, kemarahan mulai membara di dalam diri jaehyun. Pengkhianatan adalah hal yang paling ia benci, terlebih lagi jika itu mengakibatkan kematian seseorang dalam timnya. Dia tidak bisa membiarkan hal ini berlarut-larut.

" Selidiki sampai tuntas siapa yang membunuhnya, sungguh tidak masuk akal hal seperti ini terjadi dalam bisnis ayahku" tegas jaehyun penuh kemarahan.

Johnny mengangguk tanpa banyak bicara, wajahnya serius. Mereka tahu bahwa pengkhianatan dalam bisnis mafia bukanlah masalah kecil. Pengkhianat harus segera ditemukan, dan jika tidak, ini bisa menjadi celah besar yang dimanfaatkan oleh musuh mereka.

BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang