Sang penguasa dan cinta

15 5 0
                                    

Dalam perjalanan kembali ke markas, suasana di dalam mobil semakin tegang. Jaehyun terdiam, wajahnya terpaku pada jendela dengan pandangan kosong. Johnny dan Yuta yang duduk di depan sesekali saling pandang, mencoba menebak pikiran pemimpin mereka.

Setelah beberapa menit dalam kebisuan, akhirnya Jaehyun membuka suara, nadanya datar namun tegas.

"Johnny," panggilnya tanpa menoleh, "atur pertemuan dengan orang-orang yang tahu bagaimana cara mendapatkan apa yang kuinginkan. Aku ingin Taeyong, berapa pun harga yang harus kita bayar."

Johnny menelan ludahnya, sedikit ragu. "Baik, Tuan. Saya akan menghubungi koneksi kita dan mengatur segalanya," jawabnya singkat. Meskipun ada pertanyaan yang memenuhi benaknya, Johnny tahu lebih baik untuk tidak bertanya terlalu banyak pada Jaehyun saat ini.

Setibanya di markas, Jaehyun langsung menuju ruangannya. Dia menutup pintu, kemudian berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke taman, membiarkan pikirannya terombang-ambing antara rasa marah, kecewa, dan keinginan yang kian membara. Bayangan Taeyong dengan Gong Yoo terus bermain dalam benaknya. Hatinya bergejolak—bagaimana bisa pria yang membuatnya tertarik pada pandangan pertama ternyata terlibat dalam hubungan semacam itu?

Tidak lama kemudian, pintu ruangannya diketuk. Johnny masuk dengan berkas-berkas di tangannya, wajahnya penuh ketegangan.

"Tuan, saya sudah menghubungi orang yang biasa menangani hal-hal seperti ini. Taeyong adalah... seorang yang memiliki banyak koneksi di antara orang-orang penting, bahkan terkadang disewakan sebagai teman atau pendamping eksklusif untuk acara-acara tertentu," ungkap Johnny hati-hati, menyodorkan berkas.

Jaehyun menatap berkas itu sejenak tanpa membukanya. “Jadi, dia memang... milik banyak orang?” suaranya terdengar tenang namun sarat dengan kemarahan yang tertahan.

Johnny hanya mengangguk. "Ya, Tuan. Dan untuk mendapatkannya... kita perlu merencanakan sesuatu yang cermat. Dia sangat dilindungi, terutama oleh Gong Yoo."

Jaehyun tersenyum tipis, senyuman yang penuh dengan rencana. “Kalau begitu, aku akan mengambil langkah lain. Jika Gong Yoo menjaganya, kita harus membuat situasi di mana Taeyong datang kepadaku dengan sendirinya. Atau bahkan lebih baik—aku akan membuatnya membutuhkan perlindunganku.”

Johnny menatapnya dengan kagum sekaligus waspada. "Apa yang harus kami lakukan, Tuan?"

Jaehyun mengangguk pelan, lalu berbicara dengan nada yang sangat serius. “Kita harus menciptakan sebuah ancaman. Sesuatu yang cukup besar hingga Gong Yoo mulai kehilangan kendali atas situasi ini. Dia mungkin bisa menjaga Taeyong dari orang biasa, tapi tidak dariku.”

Johnny mulai memahami rencana licik yang tengah dirancang oleh pemimpinnya. "Saya akan menghubungi beberapa informan dan mengatur situasi, Tuan. Kita bisa membuat seolah ada persaingan atau ancaman yang cukup kuat untuk membuat Gong Yoo kesulitan menjaga Taeyong."

“Bagus.” Jaehyun tersenyum puas. "Mulailah dari orang-orang di sekitar Gong Yoo. Kita perlu membuat mereka merasa bahwa berada di dekat Taeyong adalah risiko."

Ketika Johnny beranjak untuk menyiapkan segala rencana, Jaehyun menatapnya sekali lagi. "Dan satu hal lagi. Pastikan Sungchan tidak mendekat pada bisnis ini. Aku ingin semua aksesnya dibatasi. Biarkan dia tahu bahwa aku tidak main-main dengan peringatanku."

Johnny mengangguk mantap, lalu meninggalkan ruangan. Rencana demi rencana mulai bergerak di balik layar, setiap langkah penuh perhitungan dan strategi. Jaehyun tahu bahwa untuk menguasai Taeyong, dia harus menghancurkan semua ikatan yang melindunginya.

Di ruang kerjanya yang sunyi, Jaehyun menghembuskan napas panjang, membiarkan pikirannya dipenuhi bayangan Taeyong. Tidak peduli berapa banyak orang yang pernah memegang kendali atas pria itu—Taeyong akan menjadi miliknya, tidak peduli harga yang harus dibayar.

BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang