"lepas!!". Sentak Nara ketika tangan nya dipegang secara tiba-tiba oleh seseorang dari arah belakang ketika dia barusan keluar dari toilet.
"Ikut aku". Kata orang itu langsung menarik tangan Nara.
Kini mereka sudah berada dibelakang sekolah, Nara langsung melepaskan tangannya dan mengibaskan seperti jijik terhadap orang itu.
"Ada apa dengan mu?". Tanya orang itu yang tak lain adalah Marvel.
Nara mengerutkan keningnya mendengar ucapan tak masuk akal dari Marvel.
"Apa kamu menarik saya kesini hanya untuk
menanyakan hal itu?". Bukanya menjawab Nara malah balik bertanya.
"Kenapa kamu berubah?".
"Apa saya harus menjelaskan padamu ?, kita tidak memiliki hubungan apa-apa. Dan saya rasa hal itu tidak perlu". Jawab Nara menatap wajah Marvel.
Marvel yang melihat itu tersentak, sebab sekarang tatapan Nara begitu berbeda. Tak ada lagi cinta dimatanya untuk dirinya dan tak ada lagi tatapan memuja seperti hari-hari yang lalu sebelum dia masuk kerumah sakit.
"Jangan lupa kita sudah dijodohkan, dan aku berhak tau apapun yang terjadi dengan mu Nara". Ujar Marvel mengepal kan kedua tangan nya.
Nara terkekeh mendengar penuturan pemuda didepan nya itu. "Dijodohkan ? Bukan kah kamu menolak secara terang-terangan didepan keluarga mu dan keluarga saya ? Bahkan kamu meminta agar perjodohan itu dibatalkan dan sebagai gantinya kamu menginginkan Refa bukan?".
"Jangan serakah Marvel, sekarang saya tidak tertarik lagi padamu. Silahkan kamu bersatu dengan gadis impian mu karena saya tidak peduli sama sekali. Jangan kamu kira saya tidak tau semuanya, bahkan hubunga mu dengan Refa sudah begitu jauh". Sambung nya lagi kemudian meninggalkan pemuda itu yang terdiam mematung entah apa yang dipikirkannya.
"Kok lama sih?". Tanya Indira pada Nara yang duduk disebelah nya.
"Perut ku sakit tadi". Jawabnya asal.
Tak lama kemudian, Marvel juga masuk ke kelas ketika Nara barusan duduk. Pemuda itu menatap Nara sejenak kemudian berlalu begitu saja menuju kursinya.
"Dia kenapa?". Tanya Indira merasa heran dengan tingkah Marvel, biasanya pemuda itu tak pernah ingin melihat kearah Nara. Jangan kan melihat, melirik pun dia enggan.
"Entah, mungkin kesambet malaikat kali".
"Biasanya mah kesambet setan ra, ini malah kamu bilang kesambet malaikat. Nggak cocok dia tuh". Keduanya terkekeh pelan.
Mereka tak sadar selain Marvel yang menatapnya, ternyata ada juga sepasang mata yang melihat nya dengan senyum begitu tipis hampir tak terlihat.
***
"Kak Nara, ikut kami pulang". Teriak Refa yang sudah berada didalam mobil bersama Reza.
Merasa namanya dipanggil, gadis itu melihat kearah samping. "Terimakasih, saya sudah pesan ojek". Jawab Nara.
"Tapi kalau naik ojek panas, mending ikut kita. lya kan kak Reza ?".
"Kenapa sih kamu ngajak dia dek, kakak ngga mau mobil kakak di naiki sama dia nanti kena sial lagi". Ucap Reza tanpa memikirkan perasaan adik kandungnya. Tapi Nara tak menghirauka perkataannya itu.
Refa segera turun dan ingin menarik tangan Nara tapi dengan cepat gadis itu menepisnya, menurutnya Refa begitu tak sopan ingin menariknya saja tanpa memberitahu nya dulu.
"Aku cuma mau ajak kakak pulang hiks...". Tangisnya karena jatuh akibat tepisan nara padahal Nara merasa dia tidak begitu Kuat melakukan itu tapi kenapa dia bisa terjatuh seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y.A.K.A.D
Подростковая литератураIni bukan cerita transmigrasi tapi cerita dimana kekecewaan anak kandung yang sudah tidak bisa ditolerir lagi sebab keluarga nya lebih menyayangi anak angkat nya dibandingkan dengan dirinya yang notabene anak kandung dirumah itu. Hingga di sadar dan...