Bab 4. perubahannya setelah keluar dari RS

258 22 0
                                    

Kini Nara sudah berdiri didepan sekolahnya, semua orang melihat kearah dirinya, tapi gadis itu tak mempedulikan sama sekali dan masih terus menatap gedung sekolah itu.

Hembusan nafas keluar dari mulutnya, setelah tidak masuk satu Minggu rasanya agak aneh apalagi siswa-siswi disekolah itu membencinya.

Nara membawa langkahnya menuju ruang kelasnya tanpa melihat di sekeliling, tatapannya lurus kedepan tak menghiraukan bisikan-bisikan yang dapat membuat mood nya berantakan padahal hari ini adalah hari pertama dia sekolah setelah kecelakaan itu.

"Itu Nara kan rez?". Tanya rasya pada Reza yang sejak tadi menatap adiknya berjalan tanpa melihat nya.

"Um". Jawab Reza seadanya.

"Serius? Kok tambah gemoy. Astaga mukanya baby face banget". Pekik Rasya. Diantara teman-teman Reza, Rasya lah yang paling cerewet bahkan bisa mengalahkan perempuan cerewetnya.

"Kok dia berubah yah?". Tanyanya kembali.

Reza hanya diam membuat Rasya memanyunkan bibirnya, sebab ingin mendapatkan informasi yang lebih akurat. Apalagi melihat tatapan Nara sangat begitu berbeda.

"Dia nggak kesini nyamperin kamu lagi vel?". Ucap Abian menatap temannya itu yang sering didekati oleh Nara.

Sebenarnya tak ada salahnya jika Nara terus menempel dengannya karena memang dia dijodohkan, tapi Marvel tak menyukai gadis itu apalagi sikapnya yang begitu kecentilan dan juga jahat.

Marvel terus menatap punggung Nara sampai gadis itu hilang dari pandangannya, kemudian dia juga berjalan menuju kelas yang sama dengan Nara.

Setelah menyimpan tasnya, Nara kembali keluar membawa kotak bekal nya, tujuannya kini menuju kantin sekolah nya ingin sarapan disana karena dia tidak membawa minuman.

Saat keluar, dia berpapasan dengan Marvin, Abian, Rasya dan juga akmal. Sedangkan Reza,  mereka beda kelas, sebenarnya Reza dan Dikta adalah senior mereka tapi mereka selalu bersama karena sejak kecil mereka sudah satu sekolah.

"CK baru juga aku bilang dia nggak nyamperin kamu, tapi sekarang aku ralat lah kata-kata ku". Ucap Abian.

Nara seketika berhenti didepan mereka karena menghalangi jalannya. Tatapan datar dan dingin begitulah yang diperlihatkan gadis itu.

"Kenapa? mau ngasih bekal lagi sama Marvel?". Tanya Abian, sedangkan Rasya sedari tadi memandangi Nara, dia tersenyum sendiri melihat perubahan gadis itu apalagi menambah kecantikannya.

Nara memutar bola matanya malas. "Tolong minggir, saya mau lewat. Kalian menghalangi jalan saya" Mendengar ucapan Nara, Abian langsung membulatkan matanya tak percaya. Bagaimana tidak, aksen kata yang digunakan oleh gadis itu begitu formal pada mereka. Apalagi Marvel yang sedari tadi diam mengerutkan keningnya melihat Nara yang berubah begitu banyak.

"Buang bekalmu itu sebelum aku membuangnya di tong sampah". Kata Marvel menatap Nara intens.

Gadis itu menatap balik pemuda yang selama ini dia kejar-kejar, entah kenapa dia dulu bisa menyukai pemuda itu padahal tak setampan yang dia bayangkan sekarang.

"Bodoh". Gumam Nara pelan.

"Jangan terlalu ke geeran, bekal ini untuk saya sendiri dan kalian menghalangi jalan saya untuk pergi ke kantin. Jadi tolong minggir". Balas Nara dengan tatapan tajam tertuju kearah Marvel.

"Kak Marvel....". Panggil gadis dari arah belakang membuat Marvel ddk menoleh bersamaan.

"Ini bekal yang kakak minta". Kata gadis itu menyodorkan kotak bekal pada Marvin dengan senyum mengembang.

Y.A.K.A.D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang