Bagian 25

1K 135 82
                                    

"Proses ini akan sangat menyakitkan, anda bisa tahan?" Ujar seorang wanita berpakaian serba hijau sambil memasang sarung tangan steril nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Proses ini akan sangat menyakitkan, anda bisa tahan?" Ujar seorang wanita berpakaian serba hijau sambil memasang sarung tangan steril nya.

Jaeyoon mengangguk, namun dia ragu seperti ada yang mengganjal di hatinya, kini tubuhnya sudah dibuat berbaring di atas ranjang.

"Baik, tapi sebelum itu kita USG dulu ya."

Wanita itu menyuruh Jaeyoon menyingkap bajunya sampai sebatas dada, lalu mengoleskan gel di perut Jaeyoon tepatnya bawah pusar, baru setelah itu menempelkan sebuah alat yang sedikit memanjang dan digerakkan nya secara perlahan.

"Lihat, masih berbentuk gumpalan tapi dia sangat sehat, janin anda berkembang dengan baik sesuai usia kandungan, dengar suara ini? Nah itu denyutan dari calon anak kalian, memang tempo nya masih terdengar sangat lamban tapi nanti setelah usianya sudah menginjak 6 minggu keatas detakan jantung nya bisa lebih terasa, namun itu tidak akan mungkin terjadi, anda kan ingin menggugurkannya," Wanita itu bicara dengan santai dan tak sedikitpun melunturkan senyumnya sambil terus menggerakkan alatnya di atas permukaan perut Jaeyoon.

Sedari tadi Jaeyoon memusatkan perhatiannya pada layar monitor, genggamannya pada tangan Riki semakin mengerat apalagi saat mendengar perkataan wanita itu, bayinya tumbuh sehat dalam perut nya. Jaeyoon terharu sampai mengeluarkan air mata, ada rasa yang tidak bisa dia utarakan.

Jaeyoon tak sampai hati membunuh bayi yang bahkan masih proses untuk melihat dunia.

"Baiklah, akan saya mulai," Wanita itu mengambil beberapa peralatan yang memang dikhususkan untuk proses aborsi, mengeluarkan paksa janin belum terbentuk sempurna itu.

Seperti mendapat dorongan, Jaeyoon menggeleng panik sebelum wanita itu mengambil langkah lebih jauh, dia sadar bahwa yang dia lakukan saat ini adalah salah, bahkan sebuah dosa besar.

"Tidak!" Jaeyoon bangkit dan langsung keluar dari ruangan meninggalkan keduanya.

"Jaeyoon!" Panggil Riki, dirinya pun ikut menyusul.

Kini hanya tersisa wanita itu saja sambil memandangi pintu yang sudah tertutup. Memang disengaja, alasan dirinya yang sebenarnya melakukan USG ini adalah agar bisa mengubah keputusan Jaeyoon untuk menggugurkan bayinya, dan terbukti dia berhasil melakukannya.

Melihat kejadian barusan wanita itu punya pikiran jika Jaeyoon dan Riki adalah sepasang kekasih yang jelas tidak siap untuk memiliki seorang anak, hasil dari perbuatan mereka bukanlah aib melainkan sebuah anugerah, kesalahan kedua belah pihak tak seharusnya anak yang menanggung akibatnya.

"Hikss... Riki, tidak bisa a–aku tidak bisa, d–dia juga anakku," Tangis Jaeyoon dalam pelukan Riki.

Apakah ini pertanda jika Jaeyoon sudah menerima kehadiran si jabang bayi?

"Sstt sstt tenanglah, tak apa jika kau ingin tetap mempertahankannya, aku sudah berjanji untuk selalu berada di sampingmu apapun keadaan mu, maaf karena sudah membentak mu, sekarang berhentilah menangis ayo kita hadapi bersama," Riki mengelus punggung kecil Jaeyoon yang masih bergetar.

Wanna Be Yours || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang