Bagian 41 [END]

1K 121 71
                                    

Di ruang operasi, jemari terampil Sunghoon tak henti-hentinya mengusap surai Jaeyoon yang sudah lepek karena banjir oleh keringat, untaian kata terucap menjadi pengiring untuk belahan jiwanya yang sedang berjuang mempertaruhkan nyawa demi melahirk...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruang operasi, jemari terampil Sunghoon tak henti-hentinya mengusap surai Jaeyoon yang sudah lepek karena banjir oleh keringat, untaian kata terucap menjadi pengiring untuk belahan jiwanya yang sedang berjuang mempertaruhkan nyawa demi melahirkan buah hati mereka.

Rematan pada tangan Sunghoon bertambah kuat kala kontraksi itu terasa semakin intens, sesuatu dari dalam yang merupakan calon anak mereka mendesak seperti berebut keluar, rupanya twins sudah tak sabar untuk melihat dunia dan menyapa kedua orangtuanya.

"Hikss sakit," Pinggang Jaeyoon rasanya mau patah, erangan tadi kini berubah jadi lirihan, tubuhnya sudah lemas rasa teramat sakit itu dia tahan begitu lama.

"Iya Jaeyoon, sebentar lagi kita akan bertemu kembar, aku yakin kamu kuat kumohon bertahan ya, sayang?" Sunghoon mencium dahi berkeringat itu, Sunghoon sendiri sebenarnya juga resah namun siapa lagi yang jadi penguat jika bukan dirinya.

Menarik lalu menghembuskan nafas dengan asal, bahkan hanya sekedar untuk bernafas saja Jaeyoon sampai kesulitan di kondisinya saat ini.

"Kenapa dokter lama sekali? Lakukan sesuatu suster lihat istriku kesakitan!" Sentak Sunghoon khawatir bercampur panik apalagi saat mata Jaeyoon hampir memejam.

Suster hanya berani melakukan instruksi sesuai prosedur sampai dokter yang akan menangani Jaeyoon datang, karena memang operasi dijadwalkan minggu depan tapi karena Jaeyoon sudah mengalami pecah ketuban terpaksa janin dalam kandungannya harus segera dikeluarkan.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba, sang dokter yang sudah mengenakan pakaian khusus langsung bertindak cepat sekarang Jaeyoon dalam pengaruh setengah biusan.

Tangis Sunghoon seketika pecah begitu melihat perut Jaeyoon di sayat, banyak darah keluar dari sana.

Ketakutan yang begitu besar, Sunghoon tak mau jika sampai Jaeyoon pergi dari hidupnya.

"Jaeyoon kamu harus selamat," Sunghoon sambil sesenggukan sudah tak sanggup lagi untuk melihat.

Jaeyoon tersenyum tipis ketika Sunghoon menangis di pundaknya, jujur setelah di bius sakitnya berkurang lalu hilang tapi dirinya masih bisa merasakan perutnya seperti di obok-obok.

"Sstt aku dan twins pasti baik-baik saja, tuan jangan menangis."

Sangat terbalik, yang seharusnya menenangkan justru malah dirinya sendiri yang ditenangkan.

Sekitar satu jam operasi berlangsung, tangis kencang dari bayi kedua mereka terdengar melengking memenuhi seisi ruangan.

Deru nafas Jaeyoon yang semula tak beraturan kini perlahan kembali normal, perjuangan yang membuahkan hasil sangat memuaskan, semua rasa sakit terbayar oleh kedua bayinya yang lahir dalam keadaan sehat tanpa kurang apapun.

"Kamu hebat sayang, terima kasih hikss terima kasih ," Sunghoon kecup setiap inci wajah Jaeyoon penuh cinta tanpa memedulikan sekitar.

Tubuh mungil terbungkus kain yang masih tercacah darah itu kini pindah tangan ke gendongan Sunghoon, "Welcome to the world, baby twins," Suara Sunghoon terdengar bergetar.

Wanna Be Yours || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang