Part 1 (Kesal)

335 19 2
                                    

Cahaya dari sorot layar dan CPU khas rgb menerangi wajah seseorang yang sedang asik bermain game di ruangan gelap. Suara klak-klik dari mouse dan keyboard yang hanya fokus pada tombol WASD tidak henti-hentinya mengisi bagai musik yang mengiringi aktivitas kegiatan yang sedang berlangsung.

"Mau sampai kapan berhentinya?!" Zhuyixin bertanya dengan nada kesal sambil melepas headphone yang terpasang di kepala Bai Xinyu.

Moment yang sangat tidak pas, Bai Xinyu harus menyudahi atau meneruskan sebentar game yang sedang ia mainkan.

"Sebentar, Zhubao. Aku janji bakal stop, tolong 5 menit lagi," rengek Bxy yang akhirnya memilih gamenya dan rela nanti bakal diomeli habis-habisan oleh kekasihnya.

Ingin sekali tangan Zyn mematikan aliran listrik dari PC tersebut. Ia mengontrol diri dengan sangat keras, akhirnya ia menuju arah saklar listrik lampu dan menekan tombol ON.

Klik!

"Bao, terlalu silau cahaya lampunya," rengek  Bxy yang tidak siap matanya menerima cahaya yang terlalu terang.

Tidak ada jawaban apapun dari Zhuyixin, ia tiduran di tempat tidur dan memainkan HP-nya tanpa merespon keluhan dari Bxy.

Lima menit lebih telah berlalu, Bai Xinyu mulai menyelesaikan permainannya dan mensleep PC-nya saat selesai. 

BaI Xinyu segera merubah ekspresinya untuk membujuk kekasihnya yang sudah terlanjur kesal. Ia mendekat ke arah Zhuyixin dan tidur di sebelahnya. Zhuyixin dengan cepat memiringkan badannya dan membelakangi Bai Xinyu.

"Zhubao,...maaf tadi nanggung banget soalnya," rayu Bxy dengan muka memelas.

Tidak ada sedikit pun kata yang diucap Zyn. Ia masih sibuk dengat HP-nya dan memgetik chat entah dengan siapa.

Bai Xinyu tidak akan membahas siapa yang dia ajak chattingan, kalau ia melakukannya maka masalah semakin keruh. Ia mentoel-toel punggung Zyn berharap akan berbalik ke arahnya. Ditunggu-tunggu ternyata hasilnya nihil.

"Bao, mau keluar nggak? Kayaknya langitnya cerah, di luar juga terang banget malam ini," bujuk Bxy berharap ada respon dr Zyn.

Zhuyixin masih membeku dan mukanya terlihat marah. Bai Xinyu mencoba untuk bangun dan berbalik arah agar berhadapan langsung wajahnya namun Zhuyixin segera berganti haluan ke arah sebaliknya.

"Zhubao, please.... Jangan mainan HP lagi dong, kita ngobrol," rengek Bxy mulai bingung menghadapinya.

"Main saja sama komputermu, ajak keluar saja teman gamemu, nggak usah peduliin aku. Aku sedang sibuk," jawab Zyn dengan nada ketus.

Bai Xinyu segera mencari cara untuk membujuknya. Ia diam sebentar dan membiarkan Zyn sekitar 10 menit. Baru setelahnya ia kembali bertanya.

"Mau makan?" tanya Bxy.

"Kenyang!"

"Mau jalan-jalan?"

"Capek!"

Bai Xinyu mulai ingat sesuatu, ia mulai memijit kaki Zhuyixin pelan-pelan. Ia hitung dari satu sepuluh, tidak ada respon apapun dari Zyn. Ia terus memijitnya gantian dari kaki kanan ke kaki kiri.

"Bahunya mau dipijitin nggak?" ucap Bxy.

"Hmmm," gumam Zhuyixin tanda setuju.

Bai Xinyu tersenyum, ia segera memijit bagian bahu Zyn, "Kamu tadi habis makul apa? Kayaknya tegang banget otot-ototnya?" ucap Bxy mulai mencoba masuk.

"Anatomi"

"Oh"

Bai Xinyu terus memijit sampai akhirnya Zhuyixin menyuruhnya berhenti karena akhirnya dia juga tidak terlalu tega. Bai Xinyu menanyakan beberapa hal kepada Zhuyixin terutama tentang harinya saat itu, ia bercerita banyak hal dan Bai Xinyu dengan sabar mendengarkan keluh kesahnya. 

"Mau nginep sini atau pulang?" tanya Bai Xinyu.

"Emmm, pulang aja"

"Aku antar ke kosmu ya?"

Zhuyixin mengangguk, mereka bersiap-siap keluar dan keduanya keluar kamar. Teman-teman kost Bai Xinyu menyapa dan basa-basi saat keduanya akan keluar.

Bai Xinyu membonceng Zhuyixin menggunakan motornya. Tangan Zyn melingkar di pinggang Bxy dan kepalanya disandarkan ke bahu kanan Bxy. Sekitar lima belas menit keduanya sudah sampai. Bxy tidak turun dari motor, ia duduk dan menunggu Zhuyixin melepas helmnya untuk diberikan kepadanya.

Dia melihat ke arah teras kos, ada teman Zhuyixin yang sedang memfoto salah satu action figure idamannya. Ia langsung turun dari motor dan berjalan cepat menuju teras tanpa menghiraukan apapun. 

Zhuyixin mengerutkan dahinya dan memajukan mulutnya kesal. Ia mendekat sambil melipat kedua tangannya, "Pulang!" perintahnya.

Bai Xinyu tersenyum bodoh, ia kelupaan tentang Zhuyixin. Ia pun meminta maaf, namun Zyn sudah terlanjur marah. Pintu ditutup dengan kasar oleh Zyn. Bai Xinyu hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lu bikin gara-gara mulu, rasain tuh," ucap Huxiaohui.

"Ya lu ngapain ngeluarin barang yang gw pengin, gw jadi pengin liat"

"Capek ngomong ma lu, minggir gw mau masuk!"

Sekarang Bai Xinyu bingung ditinggal semuanya. Ia pun keluar dan menyalakan motornya, balik ke kosannya.

Bai Xinyu dan Zhuyixin kuliah ditempat sama namun berbeda jurusan. Zhuyixin lebih memilih kedokteran sedangkan Bai Xinyu mengambil dua degree, teknik mesin dan managemen. 

Pagi-pagi kampus sudah mulai rame dengan perkuliahan pagi. Dengan tas ransel, baju dan celana gombrong, Bai Xinyu masuk ke kelas yang baru ada satu dua anak yang berangkat. Ia mengscroll kontak HP nya untuk mencari nama Zhuyixin.

"Halo..." terdengar suara yg masih serak.

"Udah bangun?"

"Heem, ini baru bangun. Dah berangkat?"

"Iya, kamu berangkat jam berapa?"

"Jam kedua"

"Siang maksi bareng"

"Iya"

"Udah dulu ya, bye"

"Bye"

Bai Xinyu mengeluarkan buku dan alat tulis yang dibutuhkan. Ia membaca kembali catatannya dipertemuan sebelumnya. Saat game Bxy memang sangat fokus namun hal itu juga berlaku untuk belajarnya, ia bisa fokus dalam hal belajar sekaligus bermain.

FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang