Part 3

172 17 0
                                    

Langit malam bersih, tidak ada tanda-tanda turun hujan. Pesta malam pun bisa dilaksanakan di ruang terbuka. Bai Xinyu menarik tangan Hanjiale ke tempat yang lebih sepi. Ia tidak bisa berpikir jernih dalam sesaat ketika kedua orang tuanya mengenalkan padanya dan mencoba mendekatkan keduanya.

"Hanjiale, kamu tahu ini dari kapan?"

"Tahu apa?"

"Kalau kita bakal dikenalkan?"

Hanjiale tidak menjawab, ia juga sebenarnya tidak tahu dari awal namun sebelum pesta ia baru tahu kalau rekan bisnis ayahnya merupakan ayah dari Bai Xinyu.

"Bai Xinyu, kita hanya dikenalkan saja. Bisakah kita temenan, seperti sebelumnya?"

Sejak Bxy tahu kelakuan Hjl, ia memang sedikit menjauh dari Hjl, namun sebenarnya ia juga tidak suka jika pertemanannya rusak.

Bai Xinyu menghela napas. Memang benar apa yang dikatakan oleh Hanjiale, hanya dia terlalu kuatir jika orang tuanya akan memaksanya bersama.

"Temenan oke, tapi seperti yang kamu tahu kalau aku sudah ada Zhuyixin"

Hanjiale menyetujuinya.

"Apakah orang tuamu pernah ketemu atau tahu tentang kamu dan Zhuyixin?" tanyanya.

Bai Xinyu menggelengkan kepala dengan ragu. Mengenalkan Zhuyixin sekarang bukanlah ide yang baik. Ia sedikit takut kalau dia mengeenalkan Zhuyixin sekarang maka ayahnya akan marah dan semua fasilitasnya akan dicabut.

Keduanya lalu menyepakati beberapa hal jika sampai orang tuanya berpikir jauh. Namun keduanya akan bekerja sama jika memang dibutuhkan.

Sebelum pesta selesai keluarga Xinyu pulang. Di perjalanan ayahnya selalu menanyakan tentang Hanjiale. Bai Xinyu tidak terlalu tertarik dengan obrolan tersebut.

"Bai, mama punya foto tadi kita bareng. Mama juga punya yang kalian berdua. Mama kirim foto kalian berdua ya"

Tanpa mendengar jawaban dari Baibai, ibunya langsung mengirim foto tersebut. Bagi Bxy hal itu tidaklah penting.

Selama dua hari Bai Xinyu ikut ayahnya ke kantornya dan dia juga diminta untuk mengantar atau menjemput Hanjiale. Rasa rindu dengan Zhuyixin sudah sangat besar. Ia ingin kembali ke tempat perantauannya.

"Baibai, gimana kalau ayah beliin rumah di sana. Biar kamu nggak usah ngekos. Dan kalau Hanjiale mau main ke tempat kamu jadi bebas," ucap ayahnya.

"Aku nyaman ngekos, Yah. Sosialisasi lebih dapet. Lagian aku dan Hjl itu teman, bukan seperti yang kalian pikirkan."

"Tapi Hanjiale tampaknya naksir ma kamu, Bai. Liat dia cantik, baik, dari keluarga baik-baik dan terpandang. Apa kurangnya dia?"

"Ayah, Ibu. Please...."

"Kamu dah punya pacar?" tanya ibunya.

"Ada atau nggak itu nggak ada hubungannya. Aku dan Hjl tetap sekadar teman," ucap Bxy.

Kedua orang tuanya diam. Bai Xinyu segera pergi ke kamar dan mengunci pintunya agar tidak diganggu orang tuanya.

***

Dua hari berlalu, Bai Xinyu kembali ke kosnya. Ia menaruh beberapa pakaian yang ia bawa ke kosannya lalu mengirim pesan ke Zhuyixin, dia mengatakan akan segera main ke kosannya.

Sampai di sana, Zhuyixin sudah menanti di depan pintu. Seperti biasa wajah Zhuyixin selalu cantik. Hal yang diinginkan Bai Xinyu sekarang hanya tidur nyenyak didekatnya. Entah kenapa, tidur dipangkuannya sangat nyaman. Zhuyixin sempat ingin bertanya tentang kondisiku tetapi dia tahu bahwa dia lebih baik menahan diri. Pelan-pelan mata tertutup, semakin berat dan Bxy akhirnya tertidur pulas. Zhuyixin merapikan rambut Baibai yang menutupi wajahnya. Ia mengecup lembut keningnya.

FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang