💞 ketujuhbelas

368 80 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'.... KENAPA AKU DISINI???'

Duduk dengan tegang sambil menunduk kepala, (y/n) tidak tahu bagaimana menghadapi situasi nya sekarang. Pikiran nya masih tertinggal saat bersama Mash dan Rayne, entah kenapa dirinya bisa langsung loncat pindah adegan, dimana dia sedang duduk berhadapan salah satu Visioner Ilahi; The Desert Cane.

"Apa kau sudah menyelesaikan tugasmu?"

"....."

'Gawat, aku sama sekali gak menjalani hukuman ku,' sorot (e/c) dengan gemetaran sama sekali tak berani menatap balik mata emas cincin dibalik kacamata bulat hitam itu. (Y/n), meneguk liur nya. Dirinya jadi teringat, selepas pertarungan Rayne melawan Margarette, dia diseret oleh kakak kelas nya itu lalu dilempar ke ruangan ini. Yang mana, adalah ruangan kantor milik Orter Mald.

'Kakak ipar kamu jahat sekali, hiks.'

"Jawab aku, (y/n)."

(y/n) semakin tertunduk saat Orter semakin menekankan nada bicaranya. Tatapan lurus terhadap si gadis kampung membuat (y/n) senam jantung, "…"

"Apa kau bisu?"

"…"

"Kurasa kamu belum menjalani hukuman mu sama sekali 'kan?"

(y/n) semakin tertunduk, dia meneguk ludah.

"Dari respon mu, aku bisa menginformasikan nya." Orter membenarkan kacamata, mendesah kesal. Dia tahu, karena pernah mendengar dari cerita Si Mantan Visioner Ilahi langsung, bahwa (y/n) adalah anak yang sangat bandel. Tapi, Orter tak menyangka akan sebandel ini ... Apakah gadis kampung ini benar-benar seseorang yang sudah berumur 70 tahun? "Beliau meminta ku untuk mengawasi mu."

"... Beliau? maksud anda kakek?"

"Ya, beliau bilang dia tak bisa lagi untuk menghubungi mu. Ada beberapa masalah di tempat tinggal nya yang harus beliau atasi."

Mendengar pernyataan itu, (y/n) menjadi terbelalak dan tanpa sadar mengepalkan tangannya. Perasaan cemas langsung menyelimuti nya, pikiran seakan untuk memperingati untuk (y/n) agar segera bertindak. 'Apakah kutukan nya semakin menguat...? sehingga Atok tak bisa menahan kontak dengan ku...? ...aku benar-benar beban desa, seharusnya aku di sera–'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sυ℘ꫀׁׅܻꭈׁׅꪀׁׅᨵׁׅ᥎꫶ׁׅɑׁׅ֮ ‧ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang