Atmosfer semula awalnya ricuh menjadi hening tatkala kehadiran guru pembimbing pengajar kelas luar tiba. Sudah pasti, murid-murid disana diam demi mendengar penjelasan sang guru. "Kali ini Adler dan Lang digabung dalam pelajaran luar kelas, hadiahnya juga berupa koin perak dan koin perunggu. Jadi siapkan mental klean adick-adick."
'Perasaan dialog nya gak gitu deh.'
(Y/n) termanggu, merasa janggal, tiba-tiba firasat buruk hadir dibenaknya.
Dugaan benar, tugas diberikan kelas luar cukup berbahaya. Siswa-siswi asrama Adler dan Lang dikasih beban memusnahkan kalajengking hutan, masing-masing di dahi makhluk itu memiliki nilai biarpun rata-rata berkualitas koin perunggu tapi beberapa juga sependapat dengan koin perak. Jika, berhasil mengalahkannya para pelajar harus memberinya kepada sang guru agar mendapatkan hadiah.
Walaupun (y/n) pernah membasmi lipas raksasa, namun disaat itu dirinya bersama dua tuyul kematian dan sedikit bantuan emaknya opet-- jadi . . . dia kurang yakin bisa mengalahkan kalajengking hutan.
Dia tidak lemah . . . hanya saja trust issue dengan skill. 'Gapapa, aku harus yakin, hantu durian ketar-ketir oleh ku, apalagi kalajengking hutan.'
Tok dalang said: uwihhmengerikann--
"Tuan predator ku mohon jangan ditinggalkan aku, kita harus tetap bersama."
Baru saja pelajaran dimulai, (y/n) merasa gugup, kurang percaya diri.
". . ." Pemilik manik angkasa cerah menyaksikan muka jelek (y/n) tengah menahan tangis, dia benar-benar terlihat seperti mandragora kemarin menurut Lance. Lebih menyebalkan daripada raut cengeng mandragora. "Kau benar-benar terlihat pengecut sekarang."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
