Selamat datang~ langsung baca aja ya. Like and comment are appreciated!
•••
Mata melongo dengan ranum yang menganga menjadi pemandangan yang dia tunjukkan pertama kali saat tatkala sepasang iris nya memandang ke arah satu potret sosok cantik di hadapannya, yaitu Karina Yoo-wanita paling cantik yang datang di kehidupannya.
Langit biru terpantul dari sepasang manik matanya terus menjadi pemandangan yang tak lepas dari perhatian perempuan itu. Bibirnya berdecak kagum lantunkan pujian sambil berterimakasih pada sang pencipta dari sosok elok di hadapannya ini.
"Winter, coba kurangin kebiasaan bengong kamu itu. Kalo tiba-tiba ada yang ngarungin kamu gimana? Aku yang repot!" Suara yang terdengar sedikit jengkel itu masuk kedalam telinga seorang perempuan yang di panggil Winter ini.
Suaranya sangat menggemaskan, ditambah tampilan kedua pipi yang mengembung membuat Winter merasa bahwa hidupnya benar-benar baik ketika Karina ada di hadapannya.
"Siapa juga yang mau ngarungin aku?" Balas Winter, duduk nya bergeser lebih merapat ke arah si Yoo.
"Banyak! kamu tuh gemesin ditambah muka kamu yang cantik itu jadi faktor utama mereka mau ngarungin kamu tau." Yang lebih tua menyilangkan kedua tangannya di depan dada, melihat si Kim yang hanya tersenyum seolah tak peduli dengan ucapannya. Padahal aslinya lagi kesenengan.
Oh, Kim adalah marga milik Winter. Winter Kim.
"Kamu juga mau ngarungin aku?" Dia bertanya sambil menatap lawan bicara, tak sadar kalau matanya terlihat menggemaskan seperti anak anjing. Karina gemas, reflek mencubit kedua pipi Winter.
"Iya! Aku mau ngarungin kamuuu, nyesel gak bawa karung padahal banyak di rumah."
"Aw! Aw! Aw! Sakit, Karina!"
Winter bergeser sedikit menjauh dari Karina, namun yang lebih tua kembali merapatkan tubuh mereka. Sensasi aneh saat lutut mereka bertubrukan membuat Winter segera berdiri untuk menepisnya.
Tin!
Suara klakson mobil mengejutkan mereka dan keduanya menoleh ke arah yang sama.
Seluruh emosi yang Winter rasakan seketika meluruh bak es yang meleleh. Tenaganya hilang sampai kedua tangannya menggantung di kedua sisi tubuhnya. Melihat bagaimana Karina tersenyum bukan padanya membuat sang hati kecil berdenyut merasakan nyeri yang menjalar hingga seluruh dada dan naik ke wajah membuat matanya memanas.
"Winter, aku duluan ya. Jeno udah datang." Ucap Karina, melangkah ke arah orang yang di panggil Jeno yang berdiri di samping mobilnya. Ck, kenapa sih cowok ini selalu muncul di setiap cerita winrina -_-
Dia terlihat membukakan pintu untuk Karina dan terakhir tersenyum ke arah Winter sebelum berlari ke sisi lainnya dan ikut masuk.
Setelah hilang dari pandangannya, dia menjatuhkan dirinya kembali ke atas bangku panjang halte ini. Kepalanya menunduk, melihat ke arah sepasang sepatu yang ia kenakan. Walaupun sepatunya kebesaran, tapi Itu adalah hadiah dari Karina. Dia tetap menyukainya.
Winter mengangkat kepalanya dan mendongak menatap langit, bertanya pada sang pencipta, Karina Yoo-bolehkah dia memilikinya?
Walaupun setiap hari bersama, namun ketika sosok lainnya muncul dan membawa Karina pergi membuat Winter menyadari satu hal, hubungan mereka tidak akan menjadi lebih jauh dari sekedar teman.
Lamunannya dibuyarkan oleh getaran handphone yang berada di sakunya. Nama 'Giselle' terlihat beserta isi pesan yang dia kirim.
Giselle Uchinaga adalah temannya setelah Karina. Dia menyuruh Winter untuk segera datang ke kafe nya. Dia adalah pekerja paruh waktu disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pleasure || Jiminjeong
Teen Fiction"As you like, my pleasure." Winrina story! Jiminjeong cross!