Karina tidak langsung mengiyakan, tapi malah menyerahkan kotak bekalnya ke Ryujin. "Buat lo." Katanya. Lalu pergi tanpa sepatah katapun, membuat Ryujin mengerutkan alisnya. "Tumben ngambeknya bagus ngasih bekel."
Flashback Off
"Noh, gue juga pernah liat langsung lo ngasih surat ke Minju." Ucap Ryujin.
Winter terdiam, entah dia harus menjelaskannya pada Ryujin alasan kenapa dia memberikan surat itu atau tidak. Alisnya mengkerut memikirkan Karina yang sepertinya sudah salah paham padanya. Ingin sekali rasanya menyangkal kalau itu bukan surat cinta darinya. Dia ingin menjelaskan semuanya pada Karina.
Tapi, apakah Karina memerlukan penjelasannya ini? Untuk apa juga Winter menjeleskannya pada Karina. Dia tidak tahu Karina peduli atau tidak.
"Malah bengong nih anak." Winter tersadar dari lamunannya kemudian menatap Ryujin. Masih ada yang perlu dia ketahui. Tentang bagaimana Karina yang menyimpulkan kalau dirinya mencium Minju.
"Lo tau gak kapan dia liat gue nyium Minju?" Tanya Winter. Dia jelas tidak pernah melakukan itu.
"Kalo gak salah waktu kita mau mampir ke rumah Ningning balik dari kampus." Jawabnya.
Winter mengerutkan alisnya, berusaha mengingat-ingat kembali kejadiannya.
"Kita mampir kerumahnya bukan cuma sekali ya kuda nyengir. Coba lebih spesifik." Ucap Winter agak kesal.
"Waktu lo di seret Minju katanya mau ngomong berdua, gue sama Ningning disuruh nunggu di mobilnya. Inget kagak? Abis selesai UAS."
Winter membulatkan matanya saat dia berhasil mengingat kejadiannya. Dia ingat waktu itu, Ryujin mengajaknya untuk mampir ke rumah Ningning setelah selesai UAS. Tapi ternyata Ningning membawa Minju. Saat di parkiran, Minju menahannya ketika dia akan masuk ke mobil Ningning. Katanya ada yang ingin dia bicarakan.
"Gue gatau lo berdua ngomongin apa sampe dikira Karina lo nyium Minju. Pokoknya dia cerita sambil marah-marah." Ucap Ryujin. Membuat Winter memiringkan kepalanya heran.
"Kok marah-marah?"
"Ya pikir aja, dia merasa di khianati karena lo temen deketnya tapi gak pernah cerita kalo lo suka sama seseorang. Dia pasti mikir cuman dia yang nganggep lo temen deketnya." Jawab Ryujin.
Membiarkan Winter diam beberapa saat, akhirnya Ryujin kembali bercerita bagaimana dia dan Karina bertemu di sini dan Karina menceritakan kejadiannya.
Flashback On
Enam bulan lalu.
Kafe hari ini terlihat agak sepi. Hanya beberapa yang masuk dan memesan kopi lalu pergi. Tapi sore itu, karena Ryujin sudah menyelesaikan semua kelasnya, dia memilih untuk tinggal lebih lama dan membantu Krystal–nyonya Uchinaga, ibu Giselle.
"Kalau karyawan nya serajin kamu, Tante jadi merasa ke bantu banget ngurus kafe ini." Ucap Krystal.
Ryujin menggaruk pipinya yang tak gatal, "hehe, makasih tan. Beda banget kan sama karyawan yang satu lagi?"
Krystal sedikit bingung, ada apa dengan Winter? Karyawan satunya lagi yang dipercayai untuk mengurus kafe ini.
"Bedanya apa? Kalian sama-sama rajin." Ucap Krystal. Ryujin langsung menggeleng, "beda tan, dia tuh agak dongo waktu ngadepin pelanggan."
"Sutt, dia temen kamu loh. Masa jelek-jelekin temen sendiri."
"Dia juga suka jelek-jelekin saya kan? Ngomong kalo senyum saya bikin pelanggan gak jadi mesen?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Pleasure || Jiminjeong
Teen Fiction"As you like, my pleasure." Winrina story! Jiminjeong cross!