[1] back to thriteen

350 50 6
                                    


"Tidakkk!"

"Lady, bangunlah! Lady!"

Claudine segera terbangun. Napasnya terengah dengan peluh yang memabanjiri tubuhnya. Mimpi yang ia alami barusan terasa begitu nyata. Riette dan suara asing yang ia dengar di akhir mimpi juga masih terekam dengan jelas di otaknya.

"Mimpi itu, kenapa rasanya seperti nyata?" Claudine bertanya dalam hati.

"Lady, apa anda baik-baik saja?" Suara Ella—pelayan pribadi Claudine—membuat Claudine tersadar. Gadis itu menoleh dan mendapati Ella serta beberapa pelayan yang tengah menatapnya dengan khawatir.

"Aku baik-baik saja," jawab Claudine dengan suaranya yang terdengar serak seperti habis menangis.

"Lady, suara anda serak. Apa anda baik-baik saja?" tanya Ella khawatir. Claudine pun tidak tahu apa yang terjadi pada suaranya. Kenapa suaranya jadi serak seperti habis menangis?

Tunggu, bukankah di mimpi tadi ia menangis karena Riette meninggalkannya? Tapi apa hubungannya dengan suaranya yang serak seperti ini?

"Aku tidak tahu, Ella," balas Claudine seraya memegangi tenggorokannya.

"Kalau begitu saya akan membuatkan obat untuk tenggorakan anda nanti." Ella tersenyum manis. "Sekarang lebih baik anda bersiap, Nyonya Brandt bilang anda harus ikut ke kediaman Herhardt siang nanti," lanjutnya menjelaskan.

Kening Claudine sontak mengerut samar. "kediaman Herhardt? Untuk apa?"

"Untuk menyambut kepulangan Duke Herhardt. Saya dengar beliau sudah pulang dari pendidikan untuk liburan musim semi." Ella kembali menjelaskan.

Ah begitu rupanya. Baiklah, Claudine mengerti. Saat pergantian musim pria satu itu memang akan kembali ke Arvis untuk menghabiskan liburannya disana. Claudine mendengus, ia sangat malas kalau harus bertatap muka dengan pria brengsek itu.

Setiap melihat Matthias rasanya Claudine ingin mencabik-cabik wajah tampan itu untuk melampiaskan kekesalannya selama ini.

"Baiklah, kalau begitu siapkan air hangat," perintah Claudine. Ella mengangguk kemudian meninggalkan kamar Claudine beserta para pelayan yang lainnya.

Claudine beranjak dari tempat tidur. Ketika dirinya melewati cermin, Claudine terpaku saat mendapati dirinya mengecil. Ralat, maksudnya tubuh tinggi semampai yang dulu ia miliki berubah menjadi tubuh anak kecil yang masih berusia 13 tahun. Claudine memekik, gadis itu memegangi wajahnya dengan ekspresi terkejut luar biasa.

"Astaga! Apa yang terjadi dengan ku? Bagaimana bisa aku kembali menjadi anak-anak seperti ini?" tanya Claudine entah kepada siapa karena hanya ada dirinya di dalam ruangan ini.

Ingatan Claudine lantas teringat pada mimpinya tadi. Apakah ini semua ada hubunganya dengan mimpi itu?

Seingatnya Claudine sempat mendengar suara yang mengatakan bahwa dirinya mendapatkan kesempatan untuk merubah takdirnya. Jangan-jangan ia kembali ke masa lalu untuk merubah takdirnya yang menyedihkan itu?

Makanya ia kembali ke usia 13 tahun. Saat dimana kisahnya dimulai.

oo00oo

a/n ; part kali ini pendek banget bahkan ga sampe 500 kata hahaha

A SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang