Acara makan siang antara keluarga Brandt dan Herhardt tengah berlangsung di kediaman Herhardt.
Sebenarnya bukan tanpa alasan kedua pihak keluarga itu mengadakan acara ini, namun karena adanya ikatan bisnis yang erat membuat kedua keluarga itu sering mengadakan pertemuan bersama.
Apalagi pihak Brandt yang memang memiliki rencana untuk menjodohkan putri semata wayang mereka dengan Duke Arvis itu. Membuat keluarga Brandt semakin gencar mendekati pihak Herhardt. Semua mereka lakukan demi masa depan sang putri kesayangan agar menjadi Ducess of Arvis, dan tentu untuk kelancaran bisnis mereka.
"Apa kau menikmati perjalanan mu tadi, Claudine?" Ellysse bertanya pada Claudine.
"Iya nyonya, saya sangat menikmati perjalanan saya di hutan Arvis tadi. Ada banyak jenis burung yang saya lihat di sana. Tapi sayang nya burung-burung itu harus mati karena di tembak oleh seorang pemburu yang kejam," jelas Claudine yang dengan sengaja menyindir seseorang yang tengah duduk di depannya.
Matthias menatap Claudine tak suka. Apa barusan gadis ingusan itu menyindir nya di depan banyak orang?
Sangat tidak sopan. Lihat saja, Matthias akan memberi sedikit pelajaran pada gadis itu.
Ellysse yang mendengar ucapan polos Claudine hanya tertawa kecil. Wanita itu tau siapa pemburu kejam yang Claudine maksud. Siapa lagi kalau bukan Matthias putranya?
"Apa kau menyukai burung Claudine?" tanya Ellysse lagi.
Claudine nampak berpikir sejenak. "Tidak nyonya, saya hanya senang ketika melihat burung-burung itu terbang bebas."
Ellysse tersenyum kemudian mengangguk samar. "Di rumah kaca kami ada beberapa jenis burung. Jika kau mau, Matthias akan menemani mu untuk melihat-lihat."
"Boleh kah?" sahut Claudine antusias, tak memperdulikan tatapan tajam Matthias yang tertuju padanya.
"Tentu," balas Ellysse lalu menatap putranya. "Matthias, antarkan Claudine untuk melihat burung-burung koleksi kita," perintahnya pada sang putra.
"Baik ibu."
Matthias bangkit dari tempatnya kemudian menyodorkan telapak tangannya pada Claudine. "Ayo Lady."
"Terimakasih." Claudine menjabat uluran tangan Matthias dan pergi meninggalkan ruang makan bersama dengan Matthias.
Keluarga Brandt yang melihat interaksi antara Claudine dan Matthias, tersenyum senang. Nampaknya tak sulit bagi mereka untuk menjalan misi.
"Bukan kah mereka terlihat sangat serasi," celetuk Counstess Brandt yang di angguki oleh suaminya. "Benar begitu nyonya Herhardt?" lanjutnya bertanya pada Ellysse. Namun Ellysse hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan.
oo00oo
"Jadi, ini namanya burung kenari?"
Untuk kesekian kalinya Claudine bertanya pada Robert yang merupakan orang kepercayaan Matthias untuk merawat semua jenis burung-burung koleksi miliknya.
"Benar, Lady. Burung kenari ini adalah salah satu burung tercantik di Arvis. Saya sendiri sangat menyukai burung ini karena warnanya yang sangat cantik." Jelas Robert sambil mengelus lembut kepala si Kenari.
Claudine memperhatikan lagi burung Kenari yang berada di tangan Robert. Warna kuning dari makhluk berbulu itu mengingatkan nya pada Layla.
"Benar, warnanya sangat cantik. Mungkin untuk itulah tuan Duke memilih untuk menyimpan burung ini." Entah sadar atau tidak, ucapan Claudine barusan seperti menyiratkan sesuatu.
Matthias Von Herhardt, burung kenari, dan Layla Llewellyn. Mereka bertiga memiliki sebuah ikatan di kehidupan sebelumnya bukan?
"Apa anda menginginkan burung itu?" tanya Matthias yang sadar kalau Claudine terus memperhatikan kenarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A SECOND CHANCE
Fanfiction"Jika aku tidak bisa memiliki mu, maka orang lain pun tidak bisa." - Matthias Von Herhardt "Claudine, aku menyukai mu. Ku harap, kau juga memiliki perasaan yang sama." - Riette Von Lindman "Harusnya tidak serumit ini? Tapi mengapa semuanya jadi rumi...